Mohon tunggu...
Iwan Indrawan
Iwan Indrawan Mohon Tunggu... Insinyur - Sebuah ikatan bathin untuk negeri

semua memiliki hak berpendapat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bu Risma Apa Kabar?

5 Desember 2021   14:13 Diperbarui: 5 Desember 2021   14:45 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bismillah,

Negeri media kembali ramai dan selalu ramai dengan issue-issue yang terlontar.

Bahkan saat ini Semeru sedang meletus pun issue yang bu Risma sampaikan masih menjadi headline.

Bagaimana tidak menjadi headline saat Menteri Sosial berlaku tanpa arahan menuntut seorang difabel berlaku seperti seorang yang normal. Sudah jelas dia sedang berkomunikasi dengan seorang atau beberapa orang yang memiliki keterbatasan kemampuan (difabel) dan memang untuk itu lah beliau ada di sana.

Kembali seperti biasa polemik selalu menjadi bahan debat (berantem) secara medsos di negeri ini. Yg mendukung dengan membabi buta gak mau tahu pokok nya selalu benar, yang kontra terus semakin mendapat bahan untuk menohok lawan nya. Dan ironis nya selalu tidak ada penjelasan, permohonan maaf atau klarifikasi secara jelas kepada halayak. Semua dibiarkan dengan pendapat masing-masing. Selalu begitu.

Terlepas dari itu semua, seperti nya masih perlu sosok pejabat publik yang lebih baik mengetahui dahulu apa yg semestinya dilakukan, sebab terus terang kita bukanlah mahluk sempurna, kita masih memiliki kekurangan atau keterbatasan pengetahuan akan suatu hal. Kelihatannya di acara tersebut Bu Risma merasa dirinya lebih tahu dari yang lain.

Ironis nya jawaban beliau dengan menyamakan dengan salah satu staff kepresidenan yang juga difabel. Padahal pada kenyataannya kita semua tidak sama, satu yg kita temui bukanlah mewakili kebanyakan yang ada. Please, ini bukan alasan yang cerdas untuk menjadi alasan ketidaktahuan kita.

Sekelas seorang menteri hendaknya mengetahui dampak dari yang telah dilakukannya sebab kisruh di wilayah grass root selalu berkepanjangan dan sama sekali tidak efektif untuk kemajuan. Kita menjadi orang-orang yang hanya sibuk berdebat bukan membangun. 

Kita masing-masing berjuang untuk menghidupi masing-masing. Akhirnya semua tidak peduli mau seperti apa jalan mencarinya, yang penting hasilnya. Dulu kondisi ini mungkin hanya di perkotaan saja sebab di desa masih lebih tepo seliro, saling mengingatkan dll, namun sekarang model itu sudah sangat jarang, bahkan sampai ke desa-desa pun sudah demikian.

Kiranya ini kondisi sosial yang harus lebih mendapat perhatian.

Kondisi sosial masyarakat yang memang bergeser dan akan bergeser hendaknya ada peran pemerintah untuk membawa arah pergeseran seperti apa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun