Mohon tunggu...
indra hermawan
indra hermawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyair Palsu

👬 PENYAIR PALSU✍, Silahkan berkunjung ke * My Blog https://indrapuisi.blogspot.ae/?m=1 My Youtube https://m.youtube.com/channel/UC3lE3SabSULuYh8JLxtGsRg

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pelangi yang Terbuang

7 Oktober 2017   12:53 Diperbarui: 7 Oktober 2017   13:06 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Haruskah kupercaya bahwa pelangi adalah tujuh sosok bidadari khayangan yang turun ke bumi untuk mandi
Dan warna indah melengkung itu hamparan selendang yang panjang
Sore ini ku melihat bianglala itu setelah terik di guyur hujan tadi
Siapakah pemilik sejati pelangi itu?
*
Merenungku sejenak
Pelangi?
Bukan lagi sekedar lagu yang sering dinyanyikan oleh anak-anak
Ironis telah menjadi lambang universal golongan minoritas yang selalu diterpa isu orientasi seksual
Terbuang oleh orang-orang yang menganggap dirinya lebih bermartabat
*
Mengertilah
Seorang bayipun tak ingin saat dewasa menjadi sosok yang dibully
Dan seorang anak tak menyadari siapa jati dirinya
Beranjak remaja baru menyadari jiwanya berbeda dari lainnya
Dalamilah
*
Apakah itu sebuah pilihan atau sesuatu yang timbul alami dari dalam jiwa
Haruskah direndahkan
Dihina untuk disingkirkan
Dimana nilai sesorang?
Apakah seseorang berpakaian putih dan rapi sering datang ke mushola sudah pasti manusia terpuji?
*
Adakah manusia biasa tanpa noda
Warna-warni kehidupan adalah segala sikap dan perbuatan segenap manusia yang mengikat mereka pada perbuatan benar dan salah
Pernahkah melihat dari dua sisi
Atau empati dengan segala kondisi
Atau coba memahami dengan membuka hati
*
Jika kisah Jaka Tarub menikahi seorang bidadari yang tak jelas apakah ia golongan manusia, jin atau peri
Yang tampak hanyalah cinta yang menyatukan segala ketidakmungkinan
Murninya kasih sayang dapat menembus benteng pemisah
Inti dari kekuatan jiwa itu sendiri
*
Bagi kaum pelangi bukan pilihan berani untuk membuka diri
Sejurus tradisi yang tak pernah memahami
Dan segala torehan keji yang disematkan pada hasrat lelaki
Alhasil, hidup menyamarkan diri untuk serupa dengan sekitar
Tak berani memperlihatkan warna asli
Tapi dalam kegiatan ranjang munafik dengan semua itu
*
Lalu dimanakah kejujuran
Nilai ketulusan dari sebuah cinta
Yang seharusnya dapat tempat tertinggi
Bungkam dengan keadaan
Padahal mereka tersebar dari masyarakat level bawah sampai level atas
Bekerja dengan berbagai profesi
Turut mengabdi membangun negeri
*
Makna keadilanpun harus diturutkan
Keadaan sosial tanpa diskriminasi
Yang sesungguhnya dinamika sosial bukan penyakit sosial
Kebenaran bisa rancu untuk dipertimbangkan
Tapi keadilan bisa dijadikan sebagai dasar kebenaran

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun