Pembukaan Seleksi CPNS 2021 telah dibuka dan memasuki tahap Seleksi Kompetensi Dasar (SKD). Entah kenapa saya ingin sedikit berbagi pengalaman mengikuti SKD untuk Seleksi CPNS 2021.
Mungkin akan ada pertanyaan, lah kok daftar CPNS kan udah kerja?Â
Pertanyaan ini hanyalah satu dari sekian pertanyaan lain yang saya terima.Â
Gak sayang udah punya pengalaman kerja di perusahaan lebih dari 5 tahun?Â
Jika diterima CPNS, gak sayang ngulang lagi posisi dari awal padahal udah jadi manajer?Â
Jadi ASN itu gaji dan fasilitas lebih kecil loh dari yang diterima sekarang. Sanggup?Â
Pertanyaan ini banyak disampaikan oleh rekan kerja ataupun teman sekitar ketika mengetahui saya melamar CPNS 2021. Namun saya memiliki jawaban alasan khusus.Â
Sewaktu kuliah saya sempat membuat bucket list tentang impian yang ingin dicapai. Setidaknya ada 5 hal yang ingin saya capai
- Lulus kuliah dengan IPK minimal 3,5 (sudah terwujud)Â
- Diterima kerja di perusahaan multinasional (sudah terwujud)Â
- Jadi manajer sebelum usia 30 tahun (sudah terwujud)Â
- Kerja di pemerintahan/Jadi anggota DPR
- Lanjut S2
Adanya penerimaan CPNS 2021 seakan membuka saya mewujudkan bucket list ke-4. Entah kenapa saya ingin berkontribusi langsung untuk negara sebagai abdi negara.Â
Selain itu saya juga terinspirasi dengan adik saya paling bungsu yang lulus CPNS 2019. Kini dirinya mengabdi di bawah naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan.Â
Alhasil saya pun mencoba daftar di salah satu kementerian dengan posisi analis kerja sama Luar Negeri mumpung usia saya belum 35 tahun yang merupakan batas maksimal melamar CPNS 2021. Seleksi pun dilakukan di awal Oktober lalu.Â
Layaknya pelamar lain, saya pun merasa dag-dig-dug ketika akan mengikuti SKD. Apalagi banyak informasi yang didapat, banyak peserta yang merasa SKD tahun ini agak susah untuk meraih skor 400.
Saya yang notabane bukan fresh graduate ditambah dari pagi hingga menjelang maghrib harus disibukan dengan rutinitas di kantor tentu tidak memiliki banyak waktu belajar untuk persiapan SKD. Tentu hati semakin mawas diri.Â
Sedikit informasi SKD merupakan seleksi berbasis Computer Assisted Test (CAT) yang terdiri dari Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU) dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP).Â
SKD 2021 ini ada sedikit perbedaan dibandingkan SKD 2019 dimana tahun ini penambahan 10 soal kemampuan bahasa Indonesia di TWK sehingga jumlah soal keseluruhan yang semula 100 soal di tahun 2019 menjadi 110 soal untuk SKD 2021.
Pembagian soal meliputi 30 soal TWK, 35 soal TIU, dan 45 soal TKP. Passing grade SKD CPNS 2021 untuk jalur formasi umum ditetapkan sebesar 311 poin. Nilai ambang batas untuk TWK 65 poin, TIU 80 poin, dan TKP 166 poin. Artinya jika ada peserta yang mendapatkan nilai dibawah ambang batas di salah satu tes maka dianggap tidak lulus.Â
Selama 100 menit, saya berusaha mengerjakan soal satu persatu. Saya membuktikan sendiri bahwa soal TWK terasa sulit karena banyak berupa hafalan materi dan aplikasi dari Pasal dan Ayat.Â
Soal TIU lebih menguras pikiran karena banyak hitungan dan logika sedangkan TKP harus pintar manajemen waktu karena soal dan jawaban terdiri dari kalimat panjang.Â
Rasa syukur ketika mengetahui skor SKD saya 439 dengan rincian 90 TWK, 145 TIU dan 204 TKP. Nilai yang membuatku cukup senang mengingat persiapan belajar yang tidak banyak serta masih banyak peserta yang memperoleh nilai dibawah 400.
Bukan maksud pamer nilai atau pencapaian karena nilai di atas saya pun juga banyak diraih peserta lain. Saya ingin berbagi kisah dan trik mungkin bisa bermanfaat bagi pembaca yang akan ujian SKD atau ingin mempersiapkan diri lebih maksimal di seleksi CPNS berikutnya agar juga bisa mencapai nilai diatas 400.
Trik TWK
Saya mengakui cukup lemah jika harus menghafal pasal atau ayat UUD 1945. Namun beruntung SKD tahun ini lebih banyak studi kasus yang menghubungkan implementasi dari UUD 1945. Kita hanya perlu tahu sekilas atau gambaran pasal.Â
Saya berusaha mengejar poin di soal bahasa Indonesia. Disini lebih mengarah soal cerita dan kita mencari paragraf utama atau makna dalam isi cerita. Saya lebih dulu melihat jawaban dibandingkan soal sehingga ketika ada opsi jawaban yang tidak sesuai dengan soal akan langsung saya eliminasi.Â
Soal di TWK kita hanya perlu detail memahami kalimat dan pertanyaan. Hindari mengulang bacaan lebih dari 2 kali karena akan mengurangi waktu untuk mengerjakan soal lainnya.Â
Trik TIU
TIU ibarat soal matematika dan logika sederhana. Mau tidak mau saya harus sering berlatih soal hitung-hitungan mengingat saya bukan fresh graduate tentu daya pikir saya tidak sesegar pelamar yang baru lulus kuliah.Â
Saya menyarankan rajin menonton kanal Youtube yang berkaitan tata cara menjawab soal TIU. Jujur saya sangat terbantu setelah menonton kanal youtube tentang latihan TIU karena ada kiat khusus mengerjakan soal dengan cepat.Â
Khusus TIU memang lebih baik kita berlatih mengerjakan soal hitungan, deret angka dan logika sebanyak mungkin agar kita familiar menjawab jika menemukan soal yang mirip saat SKD.Â
Saya menyiasati dengan hanya mempelajari teknik cepat menghitung dan menjawab soal kurang kurang dari 1 menit. Sebenarnya soal hitungan di TIU tidak selalu harus dihitung sedetail mungkin. Jika kita tahu teknik, kita bisa menjawab tanpa hitungan detail dan kurang dari 1 menit.Â
Misalkan ada soal 1/4 : 0,25 + 1,7 = ?Â
Kita harus tahu bahwa kali dan bagi harus dihitung lebih dulu dibandingkan tambah atau kurang.Â
Saya akan buatkan jadi 0,25 : 0,25 + 1,7 sehingga menjadi 1 + 1,7 dan jawaban menjadi 2,7
Tidak butuh 15 detik untuk menemukan jawaban ini jika sudah tahu triknya.Â
Biasanya margin hitungan jawaban di soal TIU cukup besar sehingga ketika menemukan jawaban yang mendekati salah satu opsi maka kita bisa memilih jawaban tersebut guna menghemat waktu.Â
Trik TKP
Entah kenapa saya justru menyukai menyelesaikan soal TKP meski berisi pertanyaan dan jawaban dengan kalimat panjang. Justru ketika tahu trik, mendapatkan skor di tes ini begitu mudah.Â
Trik saya adalah langsung membaca jawaban dulu dibanding soal. Mengingat TKP adalah tes yang berusaha menilai karakter personal seseorang yang profesional, integritas dan mengutamakan layanan umum dibandingkan personal maka saya akan langsung mengeleminasi jawaban yang tidak mencerminkan hal tersebut.Â
Apalagi jika jawaban terkesan egois, mengutamakan urusan personal dan masa bodoh terhadap masalah orang lain dan sekitar maka itu harus saya hindari hingga nanti mengerucut 2 opsi jawaban paling bijak. Barulah kemudian saya membaca pertanyaan.Â
Saya hanya perlu mencari jawaban paling bijak, solusi untuk kebersamaan serta pelayanan umum lebih utama karena peluang mendapatkan angka nilai 4 atau 5 sangat besar. Ini karena setiap jawaban di TKP memoliki skor 1-5 dimana jawaban yang dianggap paling bijak dan tepat akan mendekati skor 5.
Syukurlah dengan cara ini skor TKP saya terbilang tinggi bahkan teratas di sesi saya. Padahal banyak peserta yang stres mengerjakan TKP bahkan waktu mereka habis sebelum menyelesaikan soal TKP seluruhnya.Â
***
Seleksi CPNS 2021 memang masih diminati oleh generasi muda saat ini. Terbukti jumlah pelamar selalu tinggi dan meningkat. Namun tidak sedikit pelamar yang harus gigit jari karena gagal di SKD atau ada skor di salah tes yang tidak memenuhi passing grade.Â
Harapan semoga apa yang saya sharingkan bisa bermanfaat dan membantu adik-adik atau pelamar lain yang tengah berjuang dalam SKD. Semoga hasil sesuai yang diharapkan dan bisa ke tes berikutnya hingga bisa mendapatkan  NIP.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H