Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pelaku Terorisme Kini Tak Pandang Usia dan Gender, Mungkin Ada di Sekitar Kita?

1 April 2021   16:35 Diperbarui: 1 April 2021   16:47 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelaku Terorisme di Mabes Polri. Sumber Trubunnews

Kejadian penyerangan yang dilakukan oleh seorang wanita muda bernama Zakiah Aini (ZA)di Mabes Polri menandakan bahwa kini pelaku terorisme sudah kian berani. Mengapa? 

Jika dulu pelaku terorisme bergerak sembunyi-sembunyi agar tidak terendus tindakannya oleh aparat penegak hukum ataupun masyarakat. Dulu saat masih remaja, kasus seperti ancaman akan adanya bom melalui telepon guna menakut-nakuti masyarakat atau orang disekitar lokasi yang diteror. Setelah itu muncul juga kasus bom yang diletakkan tersembunyi agar tidak diketahui siapa yang meletakkan bom tersebut. 

Kini pelaku lebih terang-terangan melakukan aksinya dengan melakukan bom bunuh diri hingga penyerangan langsung yang banyak dilakukan kepada instansi kepolisian. Terbukti pelaku teroris yang menyerang polisi, meletakan bom di pos polisi, hingga bom bunuh diri di tempat yang terdapat polisi. 

Hal mencengangkan ketika kini ada upaya penyerangan secara langsung di Markas Besar (Mabes Polri) oleh seorang wanita muda. Ada 2 hal yang mencengangkan bagi saya. 

Pertama, pelaku terorisme sudah berani menyerang lokasi yang dijaga ketat oleh polisi. Artinya si pelaku ingin langsung memberikan gertakan dan penyerangan di "rumah" target korban meskipun dirinya tahu akan bernasib apa. Ibarat saya ingin melukai seekor singa di tengah savana dengan ratusan singa di sekitarnya. Artinya sekalipun saya berhasil melukai seekor singa, saya harus siap jika singa lain melukai dan membunuh saya seketika. 

Kedua, pelaku terorisme adalah seorang wanita muda yang jika dilihat dari foto yang beredar terlihat cantik, anggun, dan berbakat. Munculnya kartu Identitas Basis Shooting Club dengan adanya  Persatuan Berburu dan menembak Seluruh Indonesia (Perbakin) atas nama ZA menguatkan dugaan saya bahwa keterampilan dirinya menembak bisa jadi didapatkan karena tergabung dalam Club tersebut.

Selama ini pelaku teroris masih identik dilakukan oleh pria dewasa namun seiring waktu pelaku terorisme justru banyak melibatkan remaja, gadis hingga wanita dewasa. Beberapa kasus pemboman seperti Hotel JW Marriot tahun 2009, Gereja di medan pada 2016 hingga pemboman di wilayah Surabaya pada 2018 juga melibatkan para remaja.

Artinya semua orang bisa direkrut oleh oknum terorisme untuk menjadi bagian dari kubunya. Sangat memprihatinkan anak usia remaja dimana umumnya masih suka bermain dengan teman sebaya, sibuk menggeluti hobi namun berhasil dicuci otaknya untuk melakukan aksi "jihad" yang salah. 

Munculnya sosok ZA sebagai wanita muda yang kerap kali dicap sosok lemah lembut, lemah dan tidak suka dengan kekerasan justru dengan keberanian menyerang Mabes Polri. Tindakan ini tentu butuh keberanian besar dan penanaman ideologi yang sangat kuat hingga berpikir menyerang aparat hukum sebagai bagian dari Jihad. 

Teringat saat masih berkantor di Pasuruan Jawa Timur. Terjadi penangkapan pelaku terduga terorisme di Bangil, Kabupaten Pasuruan. Saya kaget karena lokasi penggerebakan tidak jauh dari kantor. Tidak hanya itu seorang teman pernah cerita jika dulu dirinya masih 1 kampung dengan Imam Samudera, pelaku Bom Bali 1. Bahkan dirinya beberapa kali melihat pelaku saat masih di kampung. 

Ini mengajarkan saya bahwa pelaku terorisme bisa ada dimana saja bahkan mungkin adalah salah seorang kenalan atau keluarga kita. Acapkali sosok yang kita kenal pendiam, tertutup, ramah dengan tetangga, berpenampilan agamis justru menjadi ancaman bagi masyarakat dan negara. 

Apa yang bisa kita lakukan? 

Kita sebagai masyarakat sipil juga bisa berkontribusi mengantisipasi tindakan terorisme di sekitar kita. Saya membuatkan istilah Amati, Selidiki dan Laporkan jika menemukan sosok yang mencurigakan disekitar kita. 

Amati, jika  kita menemukan halal yang mencurigakan misalkan kajian agama namun terkesan sangat ekslusif dan tertutup, melihat orang suka membeli buku tentang Jihad maupun ideologi menyimpang, suka menyebarkan berita ajakan menyerang salah satu pihak atau bertindak yang menjurus aksi terorisme. 

Yang bisa kita lakukan adalah memberikan perhatian serius kepada sosok tersebut. Kita patut waspada dan curiga jika bertemu dengan sosok yang aneh dan menyimpang dari sisi tindakan dan ideologi karena bisa jadi orang tersebut menjadi bagian dari kelompok terorisme.

Selidiki, jika dirasa orang yang kita amati semakin mencurigakan maka selanjutnya kita bisa melakukan penyelidikan sederhana. Misalkan mencari tahu dengan siapa orang tersebut interaksi, bagaimana kajian yang sering diikuti apakah ada kejanggalan seperti terkesan Radikal dan berpotensi adanya brainwash untuk menjadi teroris atau sebagainya. 

Kita bisa mengumpulkan bukti, saksi ataupun hal lain pendukung. Tujuannya ketika ada indikasi kuat bahwa orang yang bersangkutan adalah bagian dari kelompok terorisme. Kita bisa segera melaporkan kepada aparat penegak hukum. 

Laporkan, ini menjadi tindakan akhir jika kita sudah memiliki bukti kuat dan yakin bahwa orang yang kita amati dan selidiki ternyata terindikasi kelompok terorisme. Biarkan nanti pihak kepolisian yang melakukan penyelidikan lebih lanjut. Ini karena polisi memiliki cara tersendiri untuk memastikan bahwa orang tersebut terindikasi Terorisme atau tidak. 

Kontribusi kecil kita seperti mengamati gerak-gerik orang yang mencurigakan, menyelidiki lebih detail untuk mengumpulkan bukti dan saksi serta pelaporan kepada pihak berwenang bisa jadi akan berdampak besar bagi masyarakat dan negara. 

Ketika kita berhasil mengidentifikasi pelaku teroris lebih awal sebelum dirinya beraksi, bisa jadi kita telah menyelamatkan banyak nyawa dan menjaga citra negara kita agar tetap aman dari tindakan terorisme. Ingatlah pelaku terorisme masih banyak berkeliaran disekitar kita bisa jadi ada di sampingmu atau bahkan bagian dari keluargamu.  Harapannya egara kita tetap aman dari aksi terorisme. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun