Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

[Masih] Ingin Minum Air Isi Ulang, Coba Pikirkan Lagi

16 Desember 2018   16:27 Diperbarui: 17 Desember 2018   13:25 7458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pekerja membawa galon minuman air minum dengan saling diikat di atas sepeda motor. (KOMPAS/AGUS SUSANTO)

Tingkat permintaan akan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) tergolong tinggi. Menguntip pada data Markerteers, volume penjualan AMDK dit tahun 2015 mencapai 23,1 miliar liter dengan pertumbuhan AMDK diatas 11 persen. Disisi lain persentase volume penikmat AMDK mencapai 85% dari total konsumsi minuman ringan di Indonesia (data lengkap klik disini). 

Merunjuk pada tingginya kebutuhan masyarakat terhadap AMDK maka tidak heran begitu banyak merk AMDK yang beredar di pasaran bahkan jumlah depot air minum isi ulang juga kian menjamur di masyarakat.

Hal menarik justru muncul dari maraknya outlet depot isi ulang tidak hanya di perkotaan bahkan ke daerah pedesaan. Tawaran harga yang lebih murah, layanan jasa antar serta bermodalkan sertifikat yang dikeluarkan oleh instansi terkait dirasa cukup ampuh dalam menggaet pasar. 

Apabila di pasaran, AMDK galon 19 liter produksi sebuah pabrik dapat dibeli dengan harga belasan ribu maka air minum isi ulang dari sebuah depot dapat dibeli dengan rentang harga Rp. 3.000-6.000/gallon.

Selisih harga yang tinggi membuat masyarakat tertarik untuk menggunakan air minum isi ulang. Benarkah air minum isi ulang aman untuk dikonsumsi dan memiliki standar higienitas yang baik layaknya hasil produksi dari sebuah pabrik.

Banyak referensi yang memaparkan bahwa air minum isi ulang justru memiliki resiko terhadap kesehatan yang tergolong tinggi. Ini semakin diperparah dengan munculnya depot air minum isi ulang abal-abal yang melakukan kecurangan dengan tidak melakukan standar proses penyaringan atau pengisian sesuai yang ditetapkan. Artinya adanya depot air minum isi ulang abal-abal akan meresahkan masyarakat dikemudian hari mengingat higienis air tidak terjamin.

Saya merangkum beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan bagi konsumen yang saat ini masih mengkonsumsi air minum dari air isi ulang.

Mobil Tangki Air Beresiko Mengkontaminasi Air

Masyarakat awam justru luput terkait hal ini. Umumnya depot air isi ulang yang berada di pinggir jalan bekerjasama dengan jasa penyedia air bersih yang mendistribusikan sumber air menggunakan mobil tangki. 

Ketika sobat berpikir, mobil tangki kan mengangkut air bersih berarti tidak akan bermasalah? Patut diingat bahwa air merupakan senyawa yang didalamnya mengandung partikel, mineral hingga mikrobiologi. 

Adanya kandungan ini memungkinkan dalam tangki mobil tersebut ditumbuhi lumut ataupun bakteri-bakteri yang tidak baik bagi kesehatan. Kekhawatiran terbesar muncul jika ternyata kondisi di dalam tangki ternyata terdapat lapisan berkarat atau selang penyalur air ternyata kotor. Ini yang menyebabkan air minum menjadi kurang layak untuk dikonsumsi karena berpotensi air telah terkontaminasi oleh zat/bakteri yang berbahaya.

Tidak Dilakukan Pengujian Air Secara Rutin

Depot air minum isi ulang umumnya memasang berbagai sertifikat seperti BPOM, hasil uji air maupun sertifikat halal yang menunjukkan air minum layak untuk dikonsumsi. 

Kita sebagai konsumen yang cerdas harus tetap berpikir kritis dan menganalisis hal tersebut. Depot air abal-abal biasanya tidak akan memiliki perijinan dan banyak dari mereka justru memalsukan perijinan maupun sertifikat yang ada guna memuluskan usahanya (berita pendukung klik disini). 

Konsumen cerdas harus melihat seksama benarnya ijin tersebut dikeluarkan oleh instansi terkait dan paling penting kapan terakhir depot air tersebut melakukan uji kualitas air. Berdasarkan salinan peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup yang mengharuskan dilakukan pengujian air setidaknya 1 kali dalam 6 bulan. 

Jadi apabila sobat menemukan depot air yang ternyata tidak melakukan pengujian kualitas air secara rutin maka sebaiknya pertimbangkan kembali untuk menggunakan air tersebut.

Ilustrasi Hasil Lab Mikrobiologi. Sumber Gambar Klikdokter
Ilustrasi Hasil Lab Mikrobiologi. Sumber Gambar Klikdokter
Informasi bahwa mengapa saya merekomendasikan menggunakan AMDK olahan pabrik karena mereka memiliki tim Quality Control (QC) yang bertugas mengecek kualitas air dengan pengujian fisika kimia dan mikrobiologi. 

Artinya produk akan baru bisa diproduksi apabila sudah dinyatakan QC menyatakan release/lolos produksi. QC dari produsen air ternama akan selalu melakukan pengecekan pada awal, tengah hingga akhir produksi untuk memastikan kualitas air tidak berubah dan layak dikonsumsi.

Bila sobat memiliki keluarga/saudara/teman yang bekerja sebagai QC di industri air minum dapat mengkonfirmasi hal ini dan bila ditemukan kasus bahwa air yang akan diproduksi atau tengah produksi atau yang terekstrem setelah produksi diketahui terkontaminasi oleh bakteri/zat yang berpotensi terhadap kesehatan maka mereka tidak segan untuk memusnahkan bahkan menarik air yang ada dipasaran untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Bagaimana dengan depot isi ulang?

Janganlah berharap depot air akan pengujian air harian secara rutin karena mereka memang tidak memilih tim QC serta biaya uji kualitas air juga cukup mahal. Selagi tidak ada yang komplain seperti diare, air berlumut atau muncul rasa aneh dalam air maka pengelola depot akan beranggapan air mereka masih layak. Sangat wajar bila air produksi pabrik akan bernilai lebih mahal karena proses yang dilakukan sangat kompleks dan memberdayakan orang yang ahli dibidangnya.

Pembersihan Gallon Air Ala Kadarnya

Depot air isi ulang memanfaatkan alat sederhana untuk membersihkan galon dari konsumen. Selama pengamatan saya, mereka menggunakan serabut untuk membersihkan bagian dalam kemudian mengisi sedikit air di dalam galon sebagai tahap pembersihan. Apakah ini cukup? Saya jawab tidak, mengapa? 

Apabila sobat ternyata pelanggan air isi ulang dan menukar galon sobat dengan galon yang disediakan oleh petugas depot yang sudah berisi air maka harus berpikir ulang. Setiap orang memperlakukan galon secara berbeda. 

Ada yang berusaha menjaga galon selalu higienis dan bersih namun adapula orang yang terkesan masa bodoh seperti membuang puntung rokok dalam gallon, menuangkan air kopi/teh/minuman aneka rasa dalam gallon, menaruh gallon di tempat kotor dan lembab, hingga gallon sudah terkontaminasi zat kimia. Ini tentunya akan sangat berbahaya.

Di dalam gallon terdapat banyak rongga kosong dimana bakteri, partikel atau zat dapat saja masih menempel atau bersembunyi di dalam rongga. Apabila sobat menganggap bahwa dengan menggosok di dalam dan mengocok gallon dengan air maka gallon akan bersih dan higienis kembali maka itu salah besar. 

Sebagai gambaran pabrik AMDK akan membersihkan gallon dengan berbagai tahapan seperti menggosok secara manual, menggunakan alat khusus dan chemical food grade serta air dengan suhu tertentu untuk membunuh bakteri dan mengangkat partikel di dalam galon. Hal ini tentu tidak akan ditemukan pada depot air isi ulang.

Produk Air Isi Ulang. Sumber Gambar Orisinal.Id
Produk Air Isi Ulang. Sumber Gambar Orisinal.Id
Kandungan Air yang Dapat Melampaui Standar

Layaknya produk makanan dan minuman, air minum harusnya memenuhi standar yang telah ditetapkan. Poin ini masih berkaitan dengan hasil pengujian air dimana dalam setiap kandungan air akan terdapat partikel, mikrobiologi atau kandungan mineral apa saja yang terdapat didalamnya serta batasan jumlah yang masih dianggap memenuhi standar. 

Pada artikel ini, saya menfokuskan pada air mineral bukan Reverse Osmosis (RO) (Jika ada kesempatan saya akan mengulas tentang perbedaan air mineral dengan air RO). Kekhawatiran pada air isi ulang bahwa air adalah kandungan mineral dan mikrobiologi di dalamnya. 

Semakin banyak kandungan mineral tentu tidak baik bagi kesehatan karena kinerja ginjal akan semakin berat serta peluang air terdapat bakteri seperti colliform, Escherichia coli (E-Coli) yang dapat menyebabkan diare. 

Resiko Diare Akibat Bakteri Jahat. Sumber Gambar Klikdokter.com
Resiko Diare Akibat Bakteri Jahat. Sumber Gambar Klikdokter.com
Resiko kesehatan yang didapat dari mengkonsumsi air isi ulang memang lebih tinggi dibandingkan AMDK olahan pabrik. Ini tergantung bagaimana sobat menyikapinya namun bagi saya kesehatan tetap diperhatikan karena jangan teriming-iming harga murah dan terjangkau maka kesehatan dipertaruhkan. Ingatkah sekali sakit biaya yang dikeluarkan justru lebih besar. Jadilah konsumen yang Cerdas dan Bijak. Ditunggu komen dan nilainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun