Bahkan kampus pun dijadikan sebagai menara gading dengan cara melarang politisi, kandidat partai politik dan civitas academika mengadakan kegiatan yang terkait kampanye. Kampus kian tak bisa dijadikan sebagai menara air yang mengalirkan kejernihan berpikir kepada pelaku-pelakunya.
Dengan pengalaman panjang, Partai Golkar berhasil melakukan sejumlah deferensiasi dalam masa-masa kampanye. Hasil yang didapat sudah diketahui semua. Penyusutan suara Partai Golkar sebanyak 1.205.523 suara dibandingkan pemilu legislatif 2014, toh tidak lari kemana-mana. Raihan suara Partai Berkarya yang notabene secara genetika mirip dengan Partai Golkar, jauh lebih banyak dari itu.
Partai yang didirikan oleh Keluarga Cendana itu mendapatkan 2.929.495 suara. Keseluruhan figur yang dihadirkan oleh Partai Berkarya adalah alumni-alumni Partai Golkar, baik di tingkat nasional, hingga menembus pelosok pedalaman, dari tokoh senior hingga millenial.
Lambang kedua partai yang mirip dengan bahasa para fungsionaris partai yang serupa, pun mengusung Caleg-Caleg yang berasal dari tokoh-tokoh yang sebiduk-sekapal di masa lalu, berhasil meniriskan tabungan suara Partai Golkar.
Begitulah....
Jakarta, 25 Mei 2019