Mohon tunggu...
M.Indra
M.Indra Mohon Tunggu... School of Strategic and Global Studies, Universitas Indonesia Middle Eastern and Islamic Studies Program

Mahasiswa S2 Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia Program Kajian Wilayah Timur Tengah dan Islam, Peminatan Politik dan Hubungan Internasional di Timur Tengah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dari Harem ke Puncak Kekuasaan: Hurrem dan Kosem Sultan dalam Sejarah Perjalanan Sosial dan Politik Wanita di Timur Tengah

28 Maret 2025   17:36 Diperbarui: 29 Maret 2025   16:19 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Hurrem Sultan (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki)

Artikel ini ditulis oleh Mohamad Indra Israqi, mahasiswa Kajian Wilayah Timur Tengah dan Islam, Universitas Indonesia

Dalam sejarah politik dan sosial Timur Tengah, perempuan sering kali dipandang memiliki peran yang terbatas dalam lingkup domestik. Namun, di Kesultanan Ottoman sebuah kekuatan besar yang mendominasi Timur Tengah selama berabad-abad terdapat beberapa perempuan yang mampu menembus batasan tradisional dan memainkan peran signifikan dalam pemerintahan. Dua tokoh yang paling menonjol dalam fenomena ini adalah Hurrem Sultan dan Kösem Sultan, yang berhasil memanfaatkan struktur sosial harem untuk mencapai puncak kekuasaan politik.

Hurrem Sultan: Dari Harem ke Pusat Kekuasaan

Hurrem Sultan, yang berasal dari Ukraina dan awalnya berstatus budak, naik menjadi istri resmi Sultan Suleiman yang Agung (1520-1566). Ini merupakan pencapaian besar karena biasanya istri sultan tidak mendapatkan status resmi dalam struktur kekaisaran Ottoman (Peirce, 1993). Dengan kecerdasan dan strateginya, Hurrem tidak hanya menjadi pendamping raja tetapi juga penasihat politik yang berpengaruh.

Hurrem memainkan peran penting dalam strategi politik Kesultanan Ottoman. Ia memiliki hubungan dekat dengan penasihat utama istana dan bahkan berkomunikasi langsung dengan penguasa asing. Ia diyakini memiliki pengaruh dalam kebijakan luar negeri, termasuk hubungan dengan Kekaisaran Habsburg dan Persia Safawi (Imber, 2002). Selain itu, Hurrem juga berperan dalam strategi suksesi Kesultanan, dengan mendukung putranya, Selim II, sebagai pewaris takhta. Dalam upaya ini, ia terlibat dalam intrik istana yang berujung pada eksekusi Pangeran Mustafa, pesaing utama Selim.

Dalam ranah sosial, Hurrem mendanai berbagai proyek amal, termasuk pembangunan kompleks masjid, rumah sakit, dan pemandian umum. Salah satu peninggalannya yang terkenal adalah Kompleks Hurrem Sultan di Istanbul, yang masih berdiri hingga saat ini sebagai simbol kepemimpinan dan pengaruhnya (Necipolu, 2005).

Hurrem juga dikenal sebagai seorang perempuan yang mampu memanfaatkan sistem harem untuk memperkuat kekuasaannya. Ia tidak hanya membangun jaringan aliansi di dalam istana tetapi juga mempengaruhi kebijakan domestik dan militer (Leslie, 2017). Perannya sebagai ibu dari penerus tahta memberikan legitimasi bagi kekuasaannya, menjadikannya salah satu perempuan paling berpengaruh dalam sejarah Kesultanan Ottoman.

Kosem Sultan: Pemimpin di Balik Tahta

Kosem Sultan, yang nama aslinya diyakini sebagai Anastasia, lahir sekitar tahun 1589 di Kepulauan Aegea, yang saat itu berada di bawah kekuasaan Venesia (sekarang Yunani). Sebagai seorang gadis muda, ia ditangkap oleh bajak laut Ottoman atau dibeli dalam perdagangan budak, kemudian dibawa ke Istanbul. Di sana, ia masuk ke dalam Harem Istana Topkapi, tempat para selir dan istri sultan dibesarkan dan dididik.

Menurut Leslie Peirce dalam bukunya The Imperial Harem: Women and Sovereignty in the Ottoman Empire, harem bukan sekadar tempat tinggal para perempuan istana, tetapi juga sebuah institusi sosial dan politik di mana perempuan tertentu dapat memperoleh kekuasaan dan pengaruh besar di dalam pemerintahan (Peirce, 1993, hlm. 34).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun