Selamat malam...
Kita sering berkata: semua warga negara mempunyai hak yang sama. Tapi, coba kita jujur sebentar. Siapa yang benar-benar dianggap 'normal' di republik ini? Yang bisa berjalan cepat? Mendengar nyaring? Terlihat jelas? Maka disabilitas bukan soal tubuh yang kurang, tapi masyarakat yang kelebihan prasangka.
Negara ini terlalu sibuk memperdebatkan simbol-simbol moral, tapi abai membangun jalan yang bisa dilalui kursi roda. Kita terlalu rajin membuat peringatan hari disabilitas, tapi malas mengungkap diskriminasi yang sudah kebiasaan kita.
Yang buta bukan mereka yang kehilangan penglihatan, tapi mereka yang tidak melihat ketidakadilan. Yang tuli bukan yang tak bisa mendengar, tapi yang menolak mendengarkan suara minoritas.
Pendidikan inklusif? Slogan cuma-cuma. Akses pekerjaan? Masih jadi mimpi. Kesetaraan? Baru sebatas dokumen. Maka, saya ulang: normal itu fiksi sosial. Keadilan itu fakta moral. Kalau negara ini ingin disebut beradab, maka tidak diberikan belas kasihan, tapi memberi akses.
Disabilitas bukan beban bangsa. Ketidakpedulian kitalah beban sebenarnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI