Mohon tunggu...
Indra Andrianto
Indra Andrianto Mohon Tunggu... Guru - #MerawatIngat

Penulis Buku Kumpulan Opini #MerawatIngat

Selanjutnya

Tutup

Diary

Dear Y: Perempuan Hebat Dia Yang Mampu Menghapus Air Matanya Sendiri

9 Februari 2021   23:49 Diperbarui: 6 Juli 2023   18:00 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Ingat, #1

Dear,  Y

(tulisan ini untuk kamu dan perempuan lain yang semoga dapat lebih tangguh)

"Sufism adalah seorang lelaki atau seorang perempuan yang telah patah hati terhadap dunia." - Jalaluddin Rumi (penyair/teolog persia) 

Dibalik rutinitasmu yang wah itu (bekerja untuk dirimu dan kegiatan sosial yang membawa manfaat bagi banyak orang) Aku anggap  kamu perempuan hebat. Ternyata kesimpulan memang tidaklah selalu tentang kebenaran. Satu sisi,  banyak orang terhasut dengan kesimpulan itu. Seperti kesanggupan bahwa, setiap orang yang menemuimu akan berkata "betapa hebatnya kamu".  Bagiku,  tak ada hebatnya sama sekali. Kamu masih terlihat seringkali bingung tentang mendamaikan realita dan pikiranmu. Tapi tidak masalah, bingung menandakan bahwa kamu telah berpikir. Setiap filosof yang hebat ia cenderung menyukai kebingungan atas suatu masalah (tapi jangan masalah dicari), karena dengan hal itu otak filosof dua kali lebih berfungsi daripada biasanya. Aku pernah membaca segelintir perempuan hebat seperti Simone de Beauvoir, Hypatia, Bunda Teresa dan ibu mu sendiri R.A Kartini. Yang ternyata mereka juga punya gejala yang sama seperti Kamu.  Mudah kalut,  rentan menangis dan sering bingung dengan diri sendiri.  Tapi bedanya Kamu dan mereka adalah kesanggupan untuk bangkit dan berdamai dengan diri sendiri "kamu tak punya konsep itu". Soal damai dengan diri sendiri,  aku bahas di catatan selanjutnya. Tapi yang pasti perempuan hebat adalah perempuan yang habis menangis mampu menghapus air matanya sendiri. 

Ruang Ingat,  #2

dear,  Y

"Perempuan hebat tidak lahir dari kisah yang biasa-biasa saja, selamat berjuang pejuang" - merawatingat

Februari masih tentang hujan dan pandemi yang tak kunjung berlalu.  Pakai maskermu, jaga jarak, dan pastikan juga tak ada radikal bebas yang hinggap di katup jantungmu sebab itu tak menyenangkan bagiku. Aktivitasku seperti biasa, ngisi jam pelajaran dan seberusaha mungkin bermanfaat bagi siswaku.  Seperti katamu "hidupmu hanya ingin selalu bermanfaat bagi orang lain". Disisi lain kamu dengan aktivitasmu, bekerja dengan penuh keyakinan, meskipun prasangkaku mengatakan bahwa kamu telah menenggelamkan segala rasa kecewamu dengan berusaha menyibukkan diri (biar waktu jadi pengadil hukum Tuhan). Tadi kau cerita "bla.. blaa... blaa" aku sontak kaget,  ternyata orang-orang itu tidak salah mengundangmu mengisi materi  "Perempuan Merdeka" . Hei Y,  apa itu Merdeka? Apakah merdeka itu ada suatu tangis? Apakah merdeka itu masih merasakan gelisah? Apakah merdeka masih takut dengan kesendirian?. 

Aku tau jawabanmu apa, yang jelas kamu akan mengelak dengan kalimat seperti ini "aku sebenarnya tak sehebat apa yang mereka duga,  aku hanyalah alibi". Beberapa jam yang lalu aku katakan padamu "aku menarik kalimatku yang kemarin hari,  bahwa kamu gak ada hebat-hebatnya. Tapi setelah aku sepintas tau tentang sendu-sendu mu yang baru kamu ceritakan,  Fixed kamu perempuan tangguh" mereka tak salah mengundangmu,  dan tugasmu adalah membenarkan kesimpulan mereka. Bahwa Perempuan hebat tidak akan lahir dari kisah yang biasa-biasa saja. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun