Mohon tunggu...
indra putra
indra putra Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Edupreneur

Seorang hamba yang suka nulis kalo lagi pengen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Akhlak Sebatas Haram Makan Babi?

10 September 2019   17:40 Diperbarui: 10 September 2019   17:55 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Ada apa dengan masyarakat sekarang? kenapa masyarakat sekarang memiliki perilaku seperti ini? apa didaerah tempat kita tinggal sudah terlalu banyak penduduknya atau memang tidak adanya aturan yang tegas? itu pertanyaan-pertanyaan yang ada dibenak saya akhir-akhir ini.

Sudah sejak lama  saya memperhatikan kejadian seperti ini dilingkungan sekitar atau dilingkungkan yang sering saya lewati. Ada beberapa kejadian yang selalu terulang terutama ditempat yang sering saya lalui dengan perilaku masyarakat yang "egois" dan kurang teredukasi. 

Pertama adalah membuang sampah sembarangan, entah sejak kapan masalah ini terjadi, banyak tempat yang saya temui khususnya ditempat yang sepi yang cukup jauh dari pengawasan warga ataupun bahkan didekat lingkungan warga itu sendiri. Perilaku membuang sampah sembarangan ini bisa dilihat dari cukup banyaknya banner yang terpasang dipinggir jalan dengan kalimat-kalimat kekesalan yang khas dari para warga yang terkena dampak.

Seperti terlihat pada digambar diatas. Bahkan ada yang sampai memasang foto-foto para pelaku yang tertangkap membuang sampah dan dilaporkan kepolisi oleh warga. Bahkan saya pernah dengan sangat jelas melihat orang mengendarai motor pada waktu subuh sekitar jam 4 dengan membawa sekantong sampah besar dimotornya dan dengan seenaknya membuang sampah dipinggir tanah kosong yang jauh dari pengawasan warga, entah apa yang ada dipikiran pengendara motor tersebut ketika membuang sampah itu.

Masalah membuang sampah pada tempatnya saya rasa sudah diajarkan sejak dari kecil bahkan sebelum kita masuk usia sekolah. Entah kenapa banyak masyarakat atau oknum yang dengan seenaknya membuang sampah tanpa rasa dosa sama sekali, bahkan pernah saya lihat sampah yang dibuang berantakan sehingga menyebabkan bau yang sangat mengganggu. 

Apakah oknum masyarakat ini tidak pernah berpikir dampak yang diterima dari perbuatannya membuang sampah sembarangan. Padahal membuang sampah sebenarnya bukanlah hal yang sulit bahkan banyak di lingkungan warga menyediakan fasilitas untuk membuang sampah hanya dengan membayar tukang sampah. Mungkin bagi oknum-oknum ini membayar iuran sampah merupakan sesuatu yang berat bahkan mungkin bisa membuat mereka miskin. 

 

Sumber: Dokumen Pribadi
Sumber: Dokumen Pribadi

Kejadian kedua yang membuat saya berpikir apakah masyarakat kurang edukasi? Setiap pagi sekarang saya harus menghadapi kenyataan bahwa kemacetan sudah menghampiri hingga ke dalam jalan-jalan perumahan atau pemukiman warga. Masyarakat cenderung tidak memiliki rasa sabar, rasa memiliki dan toleransi ketika menggunakan kendaraan khususnya di pagi hari ketika hari kerja. 

Jalanan di wilayah dekat rumah saya hanya jalan aspal kecil dua jalur, ketika bertemu persimpangan jalan atau pertigaan jalan yang berdekatan pasti akan terjadi antrian. Antrian yang terjadi bisa sangat parah dan panjang karena banyak pengendara motor yang tidak sabar dan mengambil hak jalan orang lain yang berlawanan arah. 

Para pengendara motor kebanyakan mengambil jalur dari arah yang berlawanan untuk menghindari kemacetan tanpa menghiraukan fakta bahwa jika banyak pengendara motor melakukan hal yang sama jalur yang berlawanan akan tertutupi dan tidak dapat dilewati oleh pengendara lainnya dari ratah yang berlawanan sehingga jalan menjadi "terkunci" dan sulit untuk diurai. 

Jika hal ini sudah terjadi tidak ada yang bisa berbuat banyak untuk mengurai kemacetan, untungnya di wilayah saya dekat dengan markas TNI sehingga akan ada petugas yang berusaha untuk mengurai kemacetan. Sedihnya jika tidak ada petugas yang datang justru pengendara lainnnya akan membuat situasi semakin parah dan mereka akan takut jika petugas atau anggota TNI datang ditempat. Padahal kejadian seperti ini tidak harus terjadi jika kita mempunyai rasa sabar dan rasa peduli terhadap orang lain dan tidak "egois" dengan mengambil hak jalan orang lain, hanya menunggu beberapa menit untuk mengantri bukannlah masalah dibanding kemacetan yang sulit terurai.

Kejadian-kejadian di atas adalah sebagian dari permasalahan sosial yang ada disekitar kita, mungkin ada yang berangkapan ini hal kecil tapi jika hal kecil ini didiamkan akan menjadi hal yang besar dan lebih penting daripada "memindahkan ibukota". Bagi saya khususnya seorang muslim yang selalu diajarkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman dan mengambil hak jalan orang lain adalah dosa, bahkan BAB tentang toharoh (kebersihan) punya buku tersendiri yang hanya fokus membahas tentang kebersihan. Ajaran agama yang saya dapat sedari kecil juga mengajarkan bahwa mengambil hak orang lain meskipun itu hanya berupa hal kecil merupakan suatu dosa, bukan hanya diri kita sendiri yang rugi tapi orang lain juga merugi gara-gara perilaku kita.

Membuang sampah ataupun mengambil hak jalan orang lain menurut saya juga perbuatan haram dan tidak boleh dilakukan oleh siapapun juga. Apakah kita khususnya sebagai muslim hanya ingat bahwa memakan daging babi itu perbuatan haram dan harus dijahui karena bisa membuat kita masuk neraka. Apakah perbuatan seperti membuang sampah dan mengambil hak jalan orang lain tidak haram dan tidak membuat kita masuk neraka. 

Padahal perbuatan-perbuatan seperti ini  juga dapat membuat kita masuk neraka tetapi kita seakan lupa atau mungkin tidak terasa atau mungkin lebih parah kita kita tidak punya nurani sehingga melupakan bahwa pelanggaran yang terlihat sederhana (padahal tidak) dapat membuat kita juga masuk neraka.

Saya jadi ingat ketika pelatihan guru, ada seorang trainer meberikan pendidikan yang berarti bagi saya dan para guru lainnya bahwa kita telah gagal mengajarkan pendidikan agama kepada para siswa jika masih banyak diantara mereka yang masih mengganggap buang sampah sembarangan adalah perbuatan biasa dan tidak akan membuat mereka masuk neraka, padahal perbuatan dosa ini jika dilakukan terus menerus akan bisa membuat kita mendapat catatann buruk di hadapan Allah SWT dan masuk neraka.

Kita harus kembali mengingatkan kepada orang dekat kita baik keluarga ataupun yang lainnya bahwa akhlak kita harus jauh lebih mulia, harus mencontoh Rasullullah SAW dan selalu ingat khsusnya bagi orang mulsim bahwa perbuatan dosa itu bukan hanya sebatas memakan daging babi tapi dari hal-hal kecil yang merugikan diri sendiri ataupun orang lain juga dapat berakibat dosa dan masuk neraka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun