Mohon tunggu...
Indra lombeng
Indra lombeng Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lajang

Bebas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

[Kreanova] Nasi Tiwul Makanan Legendaris Desaku (Toka)

28 November 2021   16:35 Diperbarui: 28 November 2021   16:38 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak munculnya Covid-19 di setiap Negara membuat pemerintah harus meningkatkan skilnya lagi dalam memepertahankan ketahanan pangan di Negaranya sendiri. Akibat dampak dari wabah Covid-19 hampir seluruh Negara yang ada di Dunia mengalami krisis pangan termasuk Negara kita tercinta Indonesia. 

Covid-19 benar-benar kejam karena selain mematikan ia dapat melumpuhkan ketahan pangan  setiap Negara, yang dulunya ekspor dan infor sangat lancar menjadi tidak lancar karena untuk memenuhi kebutuhan pangan di negara nya sendiri hampir tidak terpenuhi, sehingga Sebagian Negara memperkecil ekspor atau bahkan stop ekspor bahan pangan termasuk Indonesia.

Tak hanya dikenal sebagai Negara Maritim, Indonesia juga dikenal sebagai Negara Agraris yang dimana Sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani atau bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

Sebagai negara agraris Indonesia mempunyai kekayaan dan keanekaragaman sumber daya alam (SDA) yang sangat melimpah yang dapat membantu perekonomian masyarakat, salah satunya pertanian yang meliputi tanaman sayur-sayuran, tanaman buah-buahan, tanamam hias, tanaman obat dan tanaman pangan lokal. 

Tanaman pangan lokal adalah tanaman yang di tanam di masing-masing daerah yang nantinya akan dijadikan bahan pangan atau produk olahan di masing-masing daerah dengan menggunkan pengetahuan lokal secara turun temurun dan biasanya bisa juga dikaitkan dengan kebudayaan local di didaerah setempat.

Singkong adalah salah satu tanaman pangan local yang cukup menjanjikan selain budidaya nya mudah harganyapun cukup mahal. Umbi singkong ini adalah salah satu makanan yang mengandung karbohidrat oleh karena itulah singkong dapat membantu apabila sebuah Negara mengalami krisis pangan, dan daun singkong biasanya di jadikan sayuran oleh masyarakat Indonesia. Singkong bisa juga dijadikan bermacam-macam olahan seperti: gethuk, tape, lemet, klepon, tiwul dan lain-lain.

Nasi Tiwul adalah makanan khas lokal yang terbuat dari ubi kayu/singkong, yang tahap pembuatannya bisa dikatakan cukup mudah dan disetiap daerah mempunyai nama yang berbeda-beda dalam penyebutannya salah satunya di daerah saya di Desa Toka menyebutnya Ubi Imah serta cara yang berbeda-beda dalam membuat Nasi Tiwul. 

Salah satu cara membuat Nasi Tiwul di daerah saya, Desa Toka Kecamatan Bulik Timur Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah Yaitu Dengan cara mengupas kulit singkong tersebut lalu membersihkannya, kemudian rendam singkong menggunkan air yang banyak, lama nya perendaman tergantung dari kualitas singkongnya semakin baik kualitas singkong maka proses perendamanya pun akan semakin cepat perendaman kurang lebih 4 sampai 6 hari, biasanya Sebagian masyarakat  merendam singkong di Sungai, kenapa di Sungai karena Sungai di daerah saya masih terjaga kebersihannya bukan cuma itu agar singkong tersebut tidak bau ketika di rendam karena air nya mengalir.

setelah dilakukan perendaman Langkah yang akan dilakukan adalah menjemur singkong tersebut dengan penyinaran matahari penuh hinga singkong nya kering, jika singkong sudah kering maka akan dilakukan penghancuran singkong dengan cara menumbuknya menggunakan lesung, untuk mendapatkan hasil yang baik harus dilakukan pengayakan. Selanjutnya Tiwul sudah siap untuk dimasak.

Untuk memasak Nasi Tiwul pun tidak terlalu rumit yaitu dengan cara menambahkan air pada Tiwul yang ingin di masak sedikit demi sedikit sampai membentuk gumpalan-gumpalan kecil, kemudian Tiwul disangrai dengan api yang sedang lalu di tambahkan sedikit saja garam untuk menambahkan cita rasa pada tiwul. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun