Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Saat Tim Eropa Berperilaku Brutal kepada Timnas Indonesia

6 September 2020   01:31 Diperbarui: 6 September 2020   01:32 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Timnas Indonesia | Tribunnews

Bertempat di Stadion Igraliste NK Polet, Sabtu (5/9/2020) waktu 21:30 WIB, Timnas U-19 besutan Shin Tae-yong harus mengakui kekuataan tim U-19 Bulgaria. Tiga gol bersarang ke gawang Indonesia di menit-menit akhir pertandingan.

Meski kalah, permainan Witan Sulaeman dkk layak untuk mendapat kredit tersendiri. Setiaknya di awal babak pertama, timnas masih mampu menahan imbang tanpa gol tim asal Balkan tersebut. Meski secara statistik di babak pertama, Indonesia hanya mampu menguasai bola tak kurang dari 30 persen.

Bulgaria layaknya tim dari Eropa memiliki kematangan fisik yang konsisten selama 90 menit. Hal yang masih jadi pekerjaan rumah bagi Shin Tae-yong di timnas. Bicara soal fisik pemain, lain dulu, lain juga sekarang.

Dulu, timnas kita memiliki kemampuan fisik yang bisa dibanggakan. Setidaknya bisa dilihat saat timnas Indonesia pernah membuat malu di asal Catalan, Espanyol pada 1979 silam. 

Kunjungan pertama Espanyol terjadi pada 15 Juni 1979 silam. Bahkan Espanyol pada 1976 sempat kalahkan Timnas dengan skor 3-0 dalam Tur PSSI ke Eropa, Timnas kala itu disebut sebagai Timnas Harimau.

Ada kisah yang menarik di laga 1979, laga ini disebut sebagai salah satu laga terbaik skuat Garuda. Dikutip dari novanmediaresearch, Espanyol datang ke Indonesia saat itu sebagai bagian dari perjalanan tur mereka ke Asia. Selain ke Indonesia, Espanyol yang saat itu dilatih oleh Marcel Domingo juga melakukan uji coba di Kanton, Hongkong, dan Manila.

Skuat Espanyol yang datang ke Jakarta kala itu memang bukan skuat utama. Marcel Domingo membawa pemain muda ke Jakarta. Di Jakarta, Espanyol dijadwalkan akan menjalani dua pertandingan yakni melawan PSSI Utama dan PSSI Pratama.

Ipong Silalahi ditunjuk oleh PSSI untuk jadi arsitek Timnas 1979, ia adalah mantan asisten Marek Janota, pelatih timnas utama saat kalah di Piala Kirin Jepang. Di skuat PSSI Utama terdiri dari sejumlah pemain yang berasal dari PSSI Pratama, salah satunya ialah Iswadi Idris.

Sabtu, 16 Juni 1979 laga kedua tim pun dihelat. Sebanyak 15ribu penonton hadir di laga tersebut. timnas utama yang bertanding melawan Espanyol kala itu memang baru alami hasil kurang memuaskan. Timnas Utama baru alami hasil buruk di Piala Kirin di Jepang sementara Timnas Pratama juga raih hasil buruk di Pra Piala Asia 1980 di Thailand.

Laporan Kompas 18 Juni 1979 memberitakan bahwa kemenangan diraih oleh timnas Indonesia, lewat free kick Hadi Ismanto pada menit ke-62. Sayang pertandingan ini berujung pada insiden keributan.

Keributan pemain Espanyol di laga melawan Timnas Utama 1979 | Kompas
Keributan pemain Espanyol di laga melawan Timnas Utama 1979 | Kompas
Penyebab terjadinya keributan ini ialah aksi keroyokan dari pemain Espanyol usai peluit panjang dibunyikan wasit Suharso Syahban. Tanda-tanda akan terjadinya keributan sebenarnya sudah mulai terlihat saat sepanjang pertandingan pemain Espanyol tunjukkan kelakuan yang tidak fair play.

Mereka banyak memprotes Suharso, bukan sekedar protes namun juga mengancam. Baku hantam pun tak terhindarkan, setelah skuat Espanyol mendatangi bench Timnas. 

Berperilaku brutal, skuat Espanyol bahkan sampai membuat mata kiri EA Mangindaan, manajer Timnas kala itu sampai bercucuran darah. Tidak hanya Mangindaan, Ipong Silalahi dan kiper cadangan Timnas kala itu Sudarno juga alami cukup serius di kepala akibat tendangan dari pemain Espanyol.

"Para pemain terlibat dalam adu jotos massal setelah peluit panjang dibunyikan. Mangindaan dan asisten pelatih Ipong Silalahi sempat kebagian bogem mentah dari pemain Espanyol. Parah juga. Adu jotos itu sesungguhnya yang lebih hebat dari kesebelasan tamu". tulis laporan Tempo edisi 23 Juni 1979.

Menariknya sejumlah laporan media masa saat itu tidak mengabarkan skuat timnas ikut terpancing emosi. Endang Tirtana dkk tampak lebih kalem dan tidak beraksi berlebihan dengan aksi brutal skuat Espanyol.

Kemenangan double pun diraih oleh skuat Garuda saat itu, selain sukses mempermalukan Espanyol namun juga tidak mengumbar emosi dan ikut berperilaku brutal. Kedewasaan para penggawa timnas sangat terlihat saat itu.

Berikut susunan pemain Timnas Indonesia vs Espanyol 1979:

PSSI Utama: Endang Tirtana , Ishak Liza, Encas Tonip, Simson Rumahpasal, Berty Tutuarima/Harry Muryanto, Sofyan Hadi/Zulham Effendi, Iswadi Idris/Rae Bawa, Yusuf Male, Hadi Ismanto, Taufik Saleh/Robby Binur, dan Dede Sulaeman.

Espanyol: Urruticoechea, Padilla, Amando/Longui, Molinos/Azpilicueta, Verdugo/Arabi, Amarillo, Huertas/Cuesta, Ayfuch, Fortes, Flores, dan Maranon/Diez.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun