Mohon tunggu...
Indira GhinaAndini
Indira GhinaAndini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswi yang minat pada psikologi dan menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tantangan Hidup di Balik Topeng Badut yang Lucu

2 Januari 2024   23:59 Diperbarui: 9 Januari 2024   17:44 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sejak covid melanda, jalanan Kota Bandung di warnai dengan badut jalanan. Profesi badut sudah menyebar luas, mulai dari setiap titik lampu merah, tempat wisata, dan tempat lainnya di pinggir jalan. 

Diawali sebagai batu loncatan karena kurang nya penghasilan, profesi ini kini sudah memiliki group tersendiri yaitu group cosplay Bandung juara. Salah satu diantara mereka adalah Riswan yang kini sudah berprofesi menjadi badut sejak covid-19.

Riswan menjalani profesi sebagai badut karena ditutupnya alun-alun Kota Bandung tempat dimana Riswan berjualan. Dengan bergabung bersama grup cosplay Bandung Juara ini lah peluang Riswan mencari pundi pundi uang dengan menjadi badut jalanan. "Setiap hari kerja Saya datang jam 3 sore sampai dengan malam hari, tapi kalo hari weekend dari jam 9 pagi sampe malam" ujar Riswan.

Sudah lama Riswan menjadi badut karena kuranganya penghasilan. Sejak covid, Riswan harus beralih profesi menggunakan kostum badut yang lucu demi menghibur para pengunjung. 

Dulu Riswan jualan di alun-alun kota, namun Covid yang menghalangi kerja keras Riswan sehingga dia harus memutar otak demi memenuhi biaya hidupnya sehari-hari. Menurut Riswan sendiri menjadi badut tidak butuh banyak modal, hanya perlu mengambil kostum pada pemilik. Oleh sebab itu, menjadi badutlah jalan yang Riswan pilih setelah tidak ada tempat berjualan di alun-alun kota lagi.

Setiap pekerjaan pasti ada suka dukanya, apapun itu pekerjaannya. Pria yang selalu bersemangat di balik panasnya topeng badut ini juga memiliki suka dan duka yang ia hadapi pada setiap harinya, ia senang ketika bisa menghibur banyak orang, terutama anak-anak kecil yang sangat antusias ketika bertemu dengan badut lucu itu. 

Namun, duka dari pekerjaannya itu penghasilan nya tidak cukup untuk sehari-hari dan terkadang pendapatan sehari hanya untuk makan saja. Tidak hanya itu jika hujan Riswan tidak bisa bekerja, saat itu saya bertanya "Apa sih halangan yang di hadapi dalam bekerja?" "Yang pastinya hujan, jika hujan saya tidak bisa bekerja, saya hanya berteduh disini." pungkasnya.

Riswan yang memiliki semangat bekerja hanya untuk dirinya sendiri. Dimana ia sekarang masih tinggal sendiri, belum memiliki anak atau pun istri. Uang hasil menjadi badut hanya cukup untuk makan sendiri. Sebelum menjadi badut pun, Riswan juga pernah menjadi tukang parkir namun itu tidak berlangsung lama lagi-lagi karena covid melanda sehingga kota menjadi sepi. 

"Saya lebih suka berjualan daripada menjadi badut, jika alun-alun sudah buka saya akan berjualan lagi." kata Riswan. Impian nya sangat sederhana yaitu ia hanya ingin berjualan lagi karena penghasilannya lebih banyak ketimbang menjadi badut. Ia hanya menunggu alun-alun kota dibuka kembali.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun