Mohon tunggu...
Indar Wijaya
Indar Wijaya Mohon Tunggu... Sekretaris Jenderal IKATAN SARJANA PERIKANAN INDONESIA

Pengusaha Perikanan http://indarwijaya.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Budaya Kerja Menuju Kebangkitan Ekonomi Islam

7 November 2014   21:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:22 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Bangsa yang besar adalah bangsa yang bekerja keras berdaualat diatas kakinya sendiri dan bekerja dengan tangan dan pemikiranya sendiri,kedaulatan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kedaulatan ekonominya dan kedaulatan ekonominya sangat ditentukan oleh jiwa dan karakter masyarakatnya yang mau bekerja dan berbisnis.

Jiwa dan karakter bekerja  masyarakat suatu bangsa dilahirkan oleh adanya faktor internal dari masing-masing masyarakat ,jiwa yang lahir dari dalam diri dengan penuh semangat untuk bekerja, jiwa yang berada dalam diri bahwa untuk berubah lebih baik kita harus bekerja, selain itu jiwa dan karakter bekerja dan berbisnis juga dilahirkan dari faktor eksternal termasuk lingkungan, pendidikan dan kebijakan bangsanya, sebab tanpa adanya faktor lingkungan ini atau tak ada dukungan dari kebijakan bangsanya maka masyarakat yang mau bekerja akan semakin tertindas dan terus miskin.

Didalam islam kepada pengikutnya manusia juga diperintahkan untuk bekerja dan berbisnis sebagai sarana menggapai ridha-Nya  seperti yang dijelaskan dalam ayat suci QS al-Jumua’ah ayat 10, “apabila telah ditunaikan sholat (Jum’at), maka bertebaranlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah, dan ingatlah allah sebanyak -banyaknya supaya kamu beruntung,” ini landasan hidup bagi ummat islam dalam bekerja,dengan ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan ummatnya untuk mencari rezki yang ada diseluruh penjuru bumi dan tentunya rezki tidak datang begitu saja akan tetapi didasari dengan penuh jiwa dan spirit kerja keras dan etos kerja yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Muhammad SAW mencontohkan bahwa orang yang selalu bertawakkal kepada Allah SWT akan dijamin rizkinya dan harus berusaha sendiri untuk mencarinya, sebagaimana burung yang pergi mencari rezki dipagi hari dan pulang ketika sore hari, ini merupakan contoh jaminan Alllah SWT bahwa rejeki itu sudah ada tinggal bagaiman kita memiliki etos kerja yang melibatkan Tindakan dan gerakan untuk bergegas menuju lading-ladang rezki .logikanya bagaimana mungkin seseorang akan medapatkan rezki dari Allah SWT jika dia tidak bekerja atau bergerak untuk mencarinya dan bagaimanakah seseorang yang mau hasil panen padi melimpah jika tak tau menanam yang baik dan memilih bibit yang baik.

Spirit dan etos kerja merupakan bukan hal yang baru dalam islam, sejak dulu peradaban islam banyak pemimpin yang memberikan contoh spirit kerja keras , contoh pengusaha dan pekerja yang sekaligus panutan ummat islam Nabi Muhammad SAW yang paling banyak dibicarkan dengan menyebarkan agama islam sambil berdagang dan mengembala kambing sejak kecil,selain itu dalam buku Muqadimah ibnu Khaldan juga membahas persoalan persoalan sosial dan ekonomi seperti persoalan perdagangan dan lembaga pasar.

Dari contoh contoh tersebut dan perintah langsung didalam Ayat suci agama ISLAM, menjelaskan bahwa islam memberi pertanda yang berbeda dengan agama lain. islam memberikan perintah tentang ajaran-ajaran perdagangan, bisnis, dan etos kerja dalam kehidupan setiap masyarakat. Ajaran islam merupakan pedoman hidup bahwa rezki dan pembangunan ekonomi yang besar hanya dapat dapat diabangun dari kerja kerja dan kerja.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun