Mohon tunggu...
Indah Julia
Indah Julia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah Desa Tertua dan Penambahan Makam Air Mala

26 Januari 2024   12:27 Diperbarui: 26 Januari 2024   12:30 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENDAHULUAN
Desa Gunung Sembilan merupakan salah satu desa tertua di Kabupaten Sukadana, Kalimantan Barat. Desa ini terletak di Kecamatan Sukadana, Kabupaten Sukadana, Kalimantan Barat. Desa ini berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat kota Sukadana. Menurut cerita rakyat, Desa Gunung Sembilan didirikan oleh seorang tokoh bernama Panembahan Air Mala. Panembahan Air Mala adalah seorang ulama dan pemimpin spiritual yang berasal dari Kerajaan Matan. Ia datang ke Desa Gunung Sembilan pada abad ke-16 untuk menyebarkan agama Islam. Abad ke-17 Panembahan Air Mala mendirikan sebuah masjid di Desa Mala. Kemudiaan abad ke-18, Panembahan Air Mala berperan dalam menyatukan masyarakat Kayong Utara dan melawan penjajah Belanda. Dan pada abad ke-20, Desa Mala menjadi salah satu desa tertua dan bersejarah di Kabupaten Kayong Utara. Panembahan Air Mala membangun sebuah masjid dan sebuah makam di Desa Gunung Sembilan. Masjid tersebut masih berdiri hingga saat ini dan menjadi salah satu masjid tertua di Kalimantan Barat. Makam Panembahan Air Mala juga masih sering dikunjungi oleh para peziarah dari berbagai daerah. Desa Mala memiliki potensi wisata yang besar. Desa ini memiliki keindahan alam yang memukau, sejarah yang panjang dan menarik, serta situs-situs bersejarah yang penting. Dengan pengembangan yang tepat, Desa Mala dapat menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Kayong Utara.

METODE PENELITIAN
Pada penelitian kali ini kami menggunakan metode penelitian secara lisan,dimana lisan yang dimaksud adalah hasil yang kami dapatkan pada saat dilapangan langsung melalui wawancara tatap muka bersama warga sekitar dan orang tertua yang ada ditempat dan sempat mengalami kejadian bersejarah pada masa lampau,upaya atau cara yang kami lakukan untuk mengumpulkan data data dari hasil wawancara dan penelitian,dimana data yang dimaksud adalah selain berbicara tatap muka langsung melakukan sesi tanya jawab pada saat wawancara kami juga turun langsung untuk melihat atau menyaksikan tempat dan  hasil hasil bukti peninggalan yang ada ditempat tersebut lalu data yang kami dapatkan tidak hanya kami simpan dimemori kami saja namun kami juga abadikan melalui potret kamera agar data tersebut tidak hilang dan orang yang belum melakukan penelitian terhadap sejarah penembahan air mala tahu bagaimana bentuk dan rupanya,cara ini kami lakukan agar sejarah yang ada tetap dikenang dan terjaga sampai kapan pun,dan generasi penerusnya tetap mencintai budaya lokal dan sejarah lokal yang ada mulai dari sejarah ditempat tinggal hingga sejarah luar tempat tinggal
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mengenalkan lebih jauh tentang sejarah desa tertua
Desa ini dahulu diberi nama tambak rawang sebelum akhirnya diganti menjadi desa gunung sembilan,pada sebuah catatan eropa abad ke 18 nama tambak rawang sudah ditulis oleh diplomat asal belanda yang bernama jhos skuller beliau pernah datang ke borneo khususnya sukadana pada tahun 1823m ,jhos skuller menyebut kampung ini pada masa itu dengan rawang dan beberapa tempat lainya. Desa gunung sembilan berwilayah memiliki 3 dusun yakni dusun nirmala,dusun tambak rawang dan dusun sebadal
Desa gunung sembilan memiliki sejarah panjang yang berdasarkan tutur para orang tua masa dahulu yang kemudian dicacatkan oleh tok imam nurman yang pada saat ini berusia kurang lebih 77 tahun menurut dari sebuah cattan tok imam nurman bukti yang ada didesa ratu air mala atau sultan akamarudhin dimana usia makam ini diperkiraan memiliki usia 500 tahun makam air mala ini terletak didusun nirmala. Konon katanya nama ini berubah ubah karena orang zaman dahulu menggunakan ilmu tinggi atau kebijakan jadi ada dua orang yang ilmunya tinngi lalu mereka mengukur ketinggian ilmu ini dengan cara tembak menembak menggunakan senapan lantak yang sering disebut orang zaman  dahulu ,lokasi dilakukannya tembak menembak ini dilakukan ditepi pantai yang sekarang pantai itu masih terjaga dan sering dikunjung orang ,jarak untuk orang melakukan proses menembak ini kurang lebih berjarak 50m,lalu lama kelamaan berubah lagi menjadi tambak rawang katanya nama ini berubah karena didtangi serombongan orang yang berburu rusa dihutan yang masih luas dan dihutan tersebutdijumpai kuburan tua yang memiliki tambak,tambak tersebut terbuat dari kayu atau papan dan berjumlah 4 papan dan diduga kuburan memiliki kebolongan yang menerawang maka disebutlah kampung ini tambak merawang.
Lama kelamaan orang orang suku melayu yang ada dikampung ini memilki kesukaan memotong kata atau lebih dikenal mempersingkat perkataan,kata yang awaalnya menerawang disingkatlah menjadi rawang lalu akhirnya berubah lah menjadi nama kampung ini tambak rawang.

Sejarah makan penembahan ratu air mala

Gusti abdul wahab bergelar atau penembahan,belanda(1518-1526) penembahan air mala dengan nama aslinya adalah gusti abdul wahab atau penembahan belanda atau juga bergelar penembahan air mala,adalah seorang pria bukan wanita dan beliau merupakan putra dari sang ratu agung yang bergelar penemabahan pudong berasap dengan nama aslinya yaitu gusti syamsyudin sebagai raja tanjung pura kedua dan penembahan pudong berasap adalah putra dari raja pertama kerajaan tanjung pura yakni putra karang tanjung,penembahan air mala adalah raja generasi ketiga dikerajaan tanjung pura sukadana,dalam versi lain penembahan air mala disebut sebagai seorang ratu yang dinikhai oleh syech hussin atau yang lebih dikenal dengan nama tok mangku yakni sebagai ukama penyebar islam pertama dikerajaan tanjung pura sukadana dizaman raja giri kesuma atau penembahan sorgi (1590-1604)
Penembahan air mala adalah ejaan asli dalam manuskrip raja asli haji dan G muller yang ditulis pada abad ke 19 ,pada masa penembahan air mala ialah yang ikut terlibat dalam mengamankan jalur dagang untuk menunjang sukses jalur perdagangan,penembahan air mala memiliki type nisan demak troloyo.penembahan air mala bergelar sultan umar akamrudin atas pemberian gelar dari sunan prapen penerus dari giri kedaton.
Penembahan air mala adalah putera dari sultan abu bakar jalaludin bin sultan hasan kawiuddin bin sultan ali aliudin bin bapurang bin prabu jaya pendiri kerajaan tanjung pura era sukadana yang berasal dari majapahit. pemebah air mala memerintah dengan meningkatkan hasil bumi seperti hutan dan pertemabangan,ia juga melakukan pengamanan terhadap jalur dagang serta banyak melakukan perdagangan keluar kerajaan termasuk hubungan dengan kerajaan demak bintoro yang pada saat itu dipimpin oleh sultan tenggono dan sedang dalam masa kegemilanganya.
Pada sebuah peta diego homen dari tahun 1554 tanjung pura sukadana ditulis sebagai tamjampura dalam atlasnya ditulis taiampura sementara dalam atlas atlas femio vaz dourado ditulis sebagai taiapura dari semua peta tersebut selalu berhubungan dengan jalur perdagangan penting dimasa itu. Untuk meningkatkan perdagangan,penembah air mala banyak membuat kapal atau jung dalam jumlah yang banyak dan besar,tambang timah dan besi dimasa enemabah air mala juga sudah mulai dibuka hal tersebut  karena permintaan yang tinggi dari kerajaan kerajaan lain guna bahan baku pembuatan senjata seperti keris,pedang tombak dan lain sebagainya.
Pada masa penembahan air mala ini,agama islam berkembang semakin pesat yang dibawa oleh orang arab dari palembang pada permulaan tahun 1550. Walaupun tidak diketahui nama para penyebar islam ditahun tersebut namun diduga para pendatang yang membawa islam tersebut adalah para pedagang yang juga berasal dari arab dan masih berhubungan dengan wali sembilan. Sultan umar akamuddin atau penembahan air mala wafat dan dimakamkan disebelah utara sukadana,dengan nisan yang berukir indah atas hadiah dari raja kerajaan demaknisan tersebut diletakan diatas pusarnya,makam penembahan air mala yang saat ini dapat kita jumpai ada didesa gunung sembilan sukadana ,sayangnya nisan indah itu saat ini sudah patah namun demikian kita masih dapat melihat motif dari ukiran krawing yang indah berparaf raja dengan type demak troloyo tersebut.
Motif ukiran semacam ini adalah sangat umum kita jumpai pada  raja raja demak bintoro saat ini dipulau jawa,hal ini menandakan hubungan antara demak dan sukadana dimasa itu sudah terjalin dengan baik.

Penembahan adalah meruapakan gelar bangsawan ningrat jawa yang artinya orang yang disembah sebagai junjungan sebagai kata penembah yang artinya menyembah levelnya berada dibawah gelar sultan dan penembahan ini berada dilevel diatas gelar pangeran dipati/pangeran adipati, dari yang kami ketahui tentang penembahan ini yakni seorang yang datang didesa gunung sembilan dan berasal dari pulau jawa yang berlayar melalui jalur laut dan tiba dipesisir pantai desa gunung sembilan,karena yang perlu diketahui desa gunun sembilan berhadapan dengan pesisir pantai dan diselimuti pegunungan.
Makam ini selain menjadi warisan budaya atau sejarah yang sudah menjadi cagar budaya juga dijadikan oleh warga lokal dimana mereka yang memilki doa atau hajatan yang tercapai maka nazar tersebut ditunaikan dimakam tersebut,salah satu contohnya yakni ada seorang keluarga kecil yang sudah lama menikah lalu mereka berdoa dan membaca yasin dimakam tersebut lalu berdoa agar mendapatkan keturunan lalu sepulangnya dari makam tersebut ketemu lah ia dengan buah jambu yang ada disekitaran makam tersebut,lalu setelah selang waktu beberapa lama dari berdoa dan memakan jambu hamilah ia,dengan doa dan nazar ketika anak nya lahir dia akan datang kembali berdoa mengundang beberapa warga untuk datang kemakam bersama sama berdoa sebagai bentuk terimaksih nya atas terkabulnya doa dan niat usaha mereka,lalu setelah anaknya lahir mereka kembali kemakam penembah air mala  melangsungkan doa mengundang beberapa warga atas terimaksihnya perjuangan selama ini yang telah dinantikan selama pernikahanya. Itulah salah satu contoh dilakukannya salah satu pemujaan atau doa dimakam penembahan tersebut.
Dalam hasil pengamatan umur dari makam penembahan air mala ini berusia kurang lebih 450 tahun dan kini makam tersebut telah menjadi cagar budaya karena dilihat dari segi usia nya,dahulu yang mendiami desa ini adalah orang suku dayak dan setelah raja raja dari laut jawa datang dan memasuki desa gunung sembilan akhirnya orang dayak memilih untuk pergi meninggalkan desa ini,dan desa ini memiliki lagu khas dari orang dayak terdahulu lagu juga memiliki bait kata dari dayak
 AWAL MULA DESA TAMBAK RAWANG
         awalnya desa ini bernama timbak Rawang, seiring berjalannya waktu desa tersebut mengalami perubahan nama lagi yaitu Desa Tambak Rawang dan sampai sekarang, pada tahun 2006 berjabatlah kepala desa yaitu bernama Hasan dan dia yang memperjuangkan apa yang pantas untuk nama desa tersebut dan beliau bermimpi tentang sembilan benua, dan sebenarnya nama desa tersebut yaitu desa sembilan benua dan kemudian dirangkai jadi gunung sembilan. Dan yang mendirikan desa dan kampung tambak Rawang pertama' kali adalah pak badal, makanya disebut dusun sebadal dan letak dusun sebadal itu tidak jauh dari dusun  gunung sembilan dan terletak di ujung pantai, Dulu di desa tambak Rawang ini mayoritas penduduknya etnis Dayak, kemudian desa tertua yang ada di Kayong Utara ini adalah desa tersebut yaitu desa tambak Rawang dan desa Tambak Rawang juga mempunyai lagu tersendiri dimana lagu tersebut dibuat oleh orang Dayak atau penduduk asli desa tersebut.
PENEMBAHAN AIR MALA
Penambahan Ayer Mala bergelar Sultan Umar Akamuddin atas pemberian gelar dari sunan Prapen penerus dari Kediri kedaton atau kesatuan kediri di Gresik. Penembahan Ayer Mala adalah putra dari sultan abu bakar Jalaluddin bin Sultan Hasan kawiuddin bin Sultan Ali Aliuddin bin baparung bin prabu jaya pendiri kerajaan tanjung pura era Sukadana yang berasal dari Majapahit. Panembahan Ayer Mala memerintah dengan meningkatkan hasil bumi seperti hutan dan pertambangan. Ia juga melakukan pengamanan terhadap jalur dagang serta melakukan banyak perdagangan keluar kerajaan termasuk hubungan Dangan kerajaan Demak Bintaro pada yang pada masa itu dipimpin oleh Sultan Trenggono dan sedang dalam masa kegemilangnya. pada sebuah peta Dingo Hemen dari tahun 1554, Tanjungpura Sokan tulis sabagal Tal attativa ditulis foempura. Sementara dalam atlas atlas emio Vas Dourado di tulis seega sebegal Toner part semus peta tersebut selalu berhubungan dengan jalur perdagangan penting di masa itu.
thituk meningkatkan perdagangan, Panembahan Ayer mais banyol membuat kalau bang tulbimini yang parmak dan bertanyakan temah dan besi di mata paremban Aye karena permintaan yang tinal dari kerajaan kerajaan tulin guna balan baku pembuatan senjata seputer pedang, tombak dan lain sebagainya.
pada masa Penembahan Ayer mala ini, agama islam berkembang tenuikin pesat yang dibawa diely orning Aroh dari Palembang pada permulaan tahun 1550. Walaupun tidak diketahui nama para penyebar Islam di tahun tersebut paman di yanua tersebut adalah para pedagangandara dan masih berhubungan dengan wali sembilan. Sultan Umar Akamuddin atau Panembahan Ayer Mala wafat dan di makamikan di sebelah utara sukadans, dengan nian yang berukir indah atas hadiah dari raja kerajaan Demak, nisan tersebut di letakkan di atas pusaranya. Makam panembahan Ayer Mala yang saat ini dapat kita jumpai ada desa gunung sembilan sukadana, sayangnya nisan yang indah itu saat ini sadah patah, namun demikian kita masih dapat melihat motif dari ukiran Krawing yang indah bertaraf raja dengan type demak troloyo tersebut.

Motif ukiran semacam ini adalah sangat umum kita jumpai pada pemakaman raja raja Demak bintoro saat ini di pulau jawa hal ini menandakan hubungan antara Demak dan Sukadana di masa itu sudah terjalin dengan baik.
Ga 35: Batu Nisen Panembahon Ayes Mals ber Krawing don batu Benun
Di sekitar makam panembahan ayer mala ini juga di temukan pecahan bata bata merah, serta yang tidak kaish menarik adalah terdapat batu alam yang di susun mengitan malam, Sekitar 10 kali 25 meter batu slam mengelilingi makam ini, di mungkinkan batu alam ini di susun agar menahan makam tidak longsor.

Namun hingga saat ini penelitian lebih mendalam mengnenai makam panembahan ayer mala belum di lakukan oleh pihak yang terkait, banyak hal yang bisa di gali dari mulai unsur batu bata merah serta type anyang ada akan dapat memberikan petunjuk dan sangat membantu bagi perkmbangan sejarah di masa yang sian datang.

Kedatangan orang brunei ke desa gunung sembilan
Menurut tutur tok imam nurman orang tertua didesa gunung sembilan yang mengalami atau menyaksikan langsung kedatangan orang brunei di desa ini,diperkirakan pada tahun 2006 datangan dengan sekelompok orang untuk mencari makam istrinya yakni ratu soraya,namun sebelum meraka masuk ke desa ini mereka datang terlebih dahulu ke desa yang berbatasan dengan desa ini dan orang brunei mencari makam ratu soraya dipegunungan namun tidak ditemukan makam atau bukti bukti yang ada,mereka berpikir untuk mencari makam didesa yang dekat dengan pesisir pantai karena yang perlu kita ketahui orang orang yang datang dan masuk pada saat itu melalui jalur laut.
Tibalah mereka didesa gunung sembilan dan terdapat pesisir pantai pada desa ini ,dan mereka mencari makam makam yang ada,dan mereka mencari makm ratu soraya dipenembah ratu air mala,mereka mengira makam nirmala ini adalah makam yang dicari namun ternyata salah,makam soraya pada saat itu berbeda letak dengan makam ratu air mala,dan mereka sempat berpesan kepada masyarakat setempat apabila bertemu dengan makam ratu soraya agar memberitahukan ke mereka kembali agar mereka datang kedesa ini. Namun setelah ini mereka tidak pernah datang lagi untuk mencari makam ratu soraya,mereka datang disambut baik oleh masyarakat dan tok imam nurman ini juga hadir pada saat itu sebagai pembuka kata sambutan datangnya orang brunei ini,bahasa yang digunakan menggunakan bahasa melayu sehingga tidak ada kekeliruan antara tokoh masyarakat setempat dengan orang brunei,karena bahasa yang dipakai masih bisa diterima dan dimengerti antara dua belah pihak.
Mereka mencari makam ratu soraya dikarenakan pada abad ke17 sultan tengah pernah datang kesukadana dari brunei darusalam pernah menikah dengan putri raja kirkusuma yang bernama putri surya kusuma atau ratu soraya sendiri,mengnai makam ratu soraya yang berada didesa gunung sembilan tepatnya disungai mak timbang yang berada disebuah bukit menghadap kelaut dan makam ini meruapakan temuan baru pada zaman dahulu yang belum diketahui asal usulnya dan perlu penelitian lebih lanjut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun