Mohon tunggu...
indah hafivaha
indah hafivaha Mohon Tunggu... Akuntan - mahasiswa

semangat muda

Selanjutnya

Tutup

Money

Ada Apa dengan Sri Mulyani dan Cukai?

29 Maret 2020   12:00 Diperbarui: 29 Maret 2020   12:00 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Cukai merupakan salah satu bentuk penghasilan terbesar yang didapatkan oleh negara , meskipun pajak juga bisa membantu tetapi pajak sering kali tidak sesuai yang diharapkan karena minimnya kesadaran masyarakat indonesia untuk patuh terhadap pembayaran pajak.

Oleh karena itu mentri Sri Mulyani selalu berputar otak untuk membantu meningkatkan pendapatan negara dengan memberika kenaikan cukai tapi sampai sekarang masih belum cukup awalnya Sri Mulyani menaikan cukai rokok, tarif BPJS, LPG, tarif BBM, tarif dasar listrik. Hingga akhirnya ibu mentri keuangan kita memberi kebijakan baru dengan adanya cukai kendaraan bermotor, kantong plastik, minuman manis atau soda.

Mengapa harus kendaraan bermotor, kantong plastik, dan minuman manis/soda mentri keuangan ini menjelaskan mengapa hanya 3 barang tersebut yaitu , kendaraan bermotor yang menghasilkan emisi karbondioksida (CO2) akan dikenakan cukai tujuannya untuk meningkatkan kulitas udara yang pada akhirnya memperbaiki kualitas kesehatan ini juga sejalan dengan program pemerintah, ingin mendorong kendaraan berbasis listrik yang emisinya kecil,

Nilai potensi pendapatan negara dari cukai kendaraan bermotor beremisi CO2 seperti motor dan mobil per tahun bisa mencapai Rp 15,7 Triliun, Nilai potensi itu berdasarkan asumsi sekurang-kurangnya sama dengan nilai penerimaan PPnBM atau pajak penjualan barang mewah menggunakan skema dan besaran tarif yang sama pada 2017. 

Kedua adalah kantong plastik, sudah banyak pemberitaan di dunia tentang sampah plastik Indonesia juga mendapat nilai yang buruk di mata negara lain, dan ditegaskan juga oleh Sri Mulyani tentang pencemaran lingkungan trutama trhadap biota laut "Jadi bagaimana ikan-ikan mati dan binatang di laut mati terkena dampak plastik ini. Kita merupakan negara terbesar yang memproduksi sampah plastik, ini sesuatu yang perlu kita lihat," ujarnya saat melakukan rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Selasa (19/2/2020). 

Disamping itu pendapatan negara yang dihasilkan sebesar Rp. 1,605 triliun dengan akan adanya dampak inflasi sebesar 0,045 %. Dan terakhir adalah minuman manisan/soda seperti yang kita ketahui banyaknya penyakit diabetes yang terjadi indonesia hal ini adalah salah satu bentuk penyakit yang diakibatkan terlalu banyak mengkonsumsi minuman yang mengandung pemanis buatan.

Masalah ini menjadi kegelisahan tersendiri terhadap pemerintah, diharapkan dengan upayah ini berkurangnya konsomsi minuman manis/soda menjadikan masyarakat menghindari membeli minuman pemanis , ibu Sri Mulyani pun menegaskan masalah ini "Diabetes menyebabkan stroke sampai gagal ginjal. Untuk itu pemerintah siap menerapkan cukai untuk minuman berpemanis. Di beberapa negara pengendalian gula dilakukan agar lebih sehat. 

Di Singapura, program prioritas juga mengurangi diabetes," jelas dia. Tidak cuma mengindari dari penyakit potensi yang dihasilkan untuk pendapatan negara dari pengenaan cukai pada minuman berpemanis adalah Rp 6,25 triliun. Serta ada dampak kenaikan inflasi sebesar 0,16%.

Namun, usulan pemerintah soal cukai minuman berpemanis belum dapat lampu hijau DPR karena harus disiapkan roadmap atau peta jalannya.

Meski kebijakan Sri Mulyani untuk memberikan cukai pada minuman manis dan asap kendaraan bermotor sangat tidak populis, perlu diapresiasi. Sudah pasti akan banyak yang kontra tidak hanya dari golongan pengusaha tapi dari rakyat karena akan berimbas juga ke daya beli masyarakat. Karena itu beliau pasti akan diserang oleh berbagai pihak, terutama oleh politisi cari panggung yang ingin terlihat pro rakyat.

Seharus mereka mengetahui masalah yang terjadi di negara kita ini , meraka hanya menggangap ekonomi kita sedang baik-baiknya saja sampai kapan baik-baik saja, kalau masih baik-baik saja mengapa banyaknya cara untuk menutupi utang-utang negara, masihnya defisit setiap tahun keuangan negara kita. Jadi apasalahnya kebijakan ini kita coba , ini juga demi negara kita agar negara kita tidak selalu tertinggal dengan negara lain

Indah Hafivah Aprilia dan Leilika Listiana Lestari

*Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun