Mohon tunggu...
Indah Fauziah
Indah Fauziah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi

Love What You Do and Do What You Love

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Pejuang Literasi dari Kaki Gunung Semeru

14 November 2019   00:52 Diperbarui: 14 November 2019   00:57 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua orang pasti mempunyai hobi atau kecintaan pada suatu kegiatan tertentu. Menekuni hobi bisa jadi bermanfaat karena akan meningkatkan kreatifitas dan kepekaaan seseorang. Banyak orang terbukti bisa memanfaatkan hobinya dengan pintar, sehingga apa yang ditekuninya bisa membawa manfaat bagi banyak orang. Bahkan tak jarang, hobi itu pula yang mengantarkan mereka pada kesuksesan. Bermula dari kegemarannya membaca, Eko Cahyono seorang pemuda lulusan SMA memutuskan untuk mendirikan perpustakaan gratis bagi masyarakat sekitar desanya. Melalui hobinya ini, Eko Cahyono berhasil megubah hidupnya. Dari seorang pekerja buruh pabrik konveksi yang di PHK tahun '90-an menjadi sosok inspiratif yang mendapatkan banyak penghargaan dari dunia literasi.

"Aku bisa membaca dan orang lain bisa membaca, itu sudah cukup bagi saya", begitulah yang dia katakan ketika kami bertanya mengenai tujuannya mendirikan perpustakaan. Perpustakaan ini diberi nama "Anak Bangsa", terletak di daerah Jabung, sekitar 40 menit dari pusat kota Malang, tepat di kaki Gunung Semeru di Desa Sukopuro. Daerah yang memang jauh dari pusat kota Malang dan minim akan sarana pendidikan, terutama perpustakaan. Hal itulah yang membuat Eko tergerak hatinya untuk mendirikan perpustakaan. Perpustakaan itu memang nampak sederhana namun sejatinya menyimpan harta yang begitu bernilai harganya.

Perpustakaan ini sudah Eko rintis dari tahun 1995, tetapi baru benar-benar dikelola pada tahun 1998 sampai sekarang. Sempat berpindah tempat dikarenakan mengalami kendala di tanah yang dia kontrak. Perjuangannya dalam merintis perpustakaan tidaklah mudah. Sempat diusir dari rumah dan juga mengalami masa sulit tapi Eko tidak pernah berkeinginan untuk menutup perpustakaannya. Karena dia yakin bahwa perpustakaannya mampu mengubah hidup seseorang lewat membaca buku. Berkat kerja keras bertahun-tahun dan semangat tak kenal lelah dalam mengelola Perpustakaan Anak Bangsa, akhirnya di tahun 2011 menuai hasil yang membahagiakan. Melalui yayasan Kick Andy dan PT. Amerta Otsuka, Eko menerima bantuan untuk mendirikan bangunan permanen. Semenjak itu Eko tidak perlu mengontrak rumah lagi untuk perpustakaannya. Bantuan ini didapatkan lantaran perpustakaan Eko berhasil meraih juara dua pada kompetisi Kick Andy Heroes. Dirinya lalu diundang menjadi bintang tamu di acara tersebut. Setelah itu, Perpustakaan Anak Bangsa mendapatkan publisitas yang luar biasa.

Perpustakaan ini berbeda dari perpustakaan lainnya. Perpustakaan yang tidak memiliki peraturan yang mengikat anggotanya, tidak ada batas peminjaman, dan yang membuat menarik adalah pengelompokkan buku tidak berdasarkan aturan perpustakaan internasional tapi berdasarkan keinginan hatinya. Eko ingin menciptakan perpustakaan yang nyaman, sehingga siapapun yang berkunjung ke perpustakaannya betah berlama-lama untuk membaca. Bahkan ketika buku yang dipinjam tidak dikembalikan, Eko tidak pernah menegur ataupun mengeluh kepada anggota perpustakannya, bahkan dia mengatakan "Kalau tidak dikembalikan, ya sudah biarkan saja, buku itu sudah menemukan pemiliknya". Pejuang literasi asal Malang ini telah mengetuk hampir 2.000 pintu rumah guna menemukan donatur buku demi perpustakaan yang dikelolanya. Hari ini keadaan telah berbalik, untuk menambah koleksi buku di perpustakaannya, Eko sudah tidak perlu lagi berkeliling dari satu rumah ke rumah lainnya sebab sudah ada donatur yang mengiriminya buku-buku.

Eko merupakan sosok yang dermawan dan juga sederhana, dia tidak pernah meminta imbalan dari anggota perpustakaannya saat meminjam buku. Ketika namanya mulai dikenal masyarakat dikarenakan perpustakaannya telah menang di berbagai ajang perlombaan dan mendapatkan banyak penghargaan, Eko tetaplah Eko yang tampil apa adanya. Dia lebih suka dipanggil sebagai seorang pelari daripada pustakawan, dikarenakan dia juga menekuni hobi atletik lari. Banyak penghargaan yang diraih, diantaranya ialah piala Nugra Jasadharma Pustaloka 2010 dari Perpusnas RI Jakarta, kemudian penerima Mutiara Bangsa Bidang Pendidikan, Taman Bacaan Kreatif dan Rekreatif Se-Indonesia dari Dirjen Pendidikan Non-Formal dan Informal Kemendiknas pada tahun 2011. Tak hanya sampai disitu, di tahun 2012, Eko terpilih menjadi salah satu pemuda Peraih Semangat Astra Terpadu (SATU) untuk Indonesia Awards dari ASTRA. Melalui capaian itu, Perpustakaan Anak Bangsa mendapatkan bantuan operasional senilai 55 Juta dan ditambah 10 Juta sebagai penerima apresiasi favorit pilihan masyarakat.

Kini perpustakaan yang dirintis sejak tahun 1995 ini telah dilirik banyak pembaca. Tidak hanya sebatas warga kampung saja, anggota perpustakaannya ada yang berasal dari Jakarta bahkan Kalimantan. Total anggota perpustakaan tercatat telah mencapai lebih dari 10 ribu orang. Dari prosentase yang fantastis itu ditemukan cukup banyak mahasiswa dari kota Malang yang aktif meminjam buku di perpustakaan ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun