Mohon tunggu...
Indah Dian Larasati Husada
Indah Dian Larasati Husada Mohon Tunggu... -

Farmasi Unhas 2014

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kegagalan Apoteker dalam Mencitrakan Dirinya Sendiri

29 November 2014   06:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:33 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

KEGAGALAN APOTEKER DALAM MENCITRAKAN DIRINYA SENDIRI

Citra memegang peran yang penting dalam sebuah profesi. Citra merupakan gambaran dari sebuah profesi tentang sejauh mana masyarakat mengenal dan merasa terbantu dengan profesi tersebut. Ketika masyarakat merasa puas, merasa terbantu dan profesi tersebut memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat, maka masyarakat akan memberi kepercayaan yang tinggi terhadap profesi tersebut, hasil akhirnya citra profesi tersebut akan tinggi, begitu juga sebaliknya.
Apoteker, yah apoteker merupakan sebuah profesi dalam bidang kesehatan yang mempunyai tugas untuk meracik, membuat, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, dan pelayanan obat atas resep dokter. Apoteker merupakan profesi yang hampir memiliki kesamaan dengan seorang dokter yang membedakan, dokter dapat mendiagnosis sebuah penyakit lalu menuliskan resep tetapi tidak mengetahui mekanisme kerja dan kesesuaian obat dengan penyakitnya, sedangkan seorang apoteker yang memang tidak dapat mendiagnosis penyakit tetapi seorang apoteker dapat mengetahui mekanisme kerja obat dan mengetahui efek samping tentang obat tersebut,Terus apa yang menjadi kegagalan apoteker dalam mencitrakan dirinya sendiri ? ini bisa dilihat dari pandangan masyarakat mengenai profesi apoteker, Menurut pandangan masyarakat Indonesia mengenai profesi apoteker, apoteker ialah hanya seseorang yang membuat obat di apotek atau kadang-kadang malah dianggap sebagai tukang obat. Tak hanya itu bahkan seringkali seorang dokter pun berpikiran hal yang sama mengenai apoteker. Seperti yang dapat kita lihat sekarang masih banyak Rumah Sakit di Indonesia yang tidak menerapkan apoteker ikut bersama dokter dalam melihat atau memantau kondisi pasien yang berada didalam Rumah Sakit, dalam hal seperti ini seharusnya dokter dan apoteker dapat lebih bekerja sama karena tidak selamanya kondisi pasien sama sehingga harus mengonsumsi obat yang sama pula.tetapi pada kenyataannya masih banyak para apoteker yang hanya berada dibalik meja apotek untuk meracik dan memberikan obat pada pasien sesuai dengan resep yang diberikan dokter. Dari ini dapat dilihat bagaimana seorang apoteker kurang mencitrakan dirinya didepan masyarakat.
Diluar dari Negara Indonesia, seperti Negara Kanada, Jerman, dan Australia. Dari ketiga Negara tersebut, profesi apoteker mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada seorang dokter baik dalam segi etika. Di Negara-negara tersebut profesi apoteker merupakan profesi yang sudah mendapat citra yang baik di dalam masyarakatnya. Dan selain itu, apabila seorang dokter ingin membuka tempat praktek pribadi maka dokter tersebut harus memiliki seorang apoteker. Bagaimana dengan di Indonesia? Dapat kita lihat, banyak dokter yang membuka praktek pribadi tanpa memiliki seorang apoteker yang mendampinginya.
Lalu, bagaimana seharusnya apoteker memperbaiki atau menjadikan citra dirinya lebih dimata masyarakat Indonesia ? menurut saya hal yang harus dilakukan yaitu memperbaiki sistem kesehatan pada sekarang ini, yang dimana tidak selalu dokter yang memantau prekembangan seorang pasien tetapi juga harus melibatkan seorang apoteker, Selain itu diperlukan juga usaha apoteker untuk lebih dekat kepada masyarakat dalam memberikan informasi tentang obat dan di pihak masyarakat, alangkah tepat dan bijaksana untuk selalu berusaha sebelum mengonsumsi obat yang dibeli hendaknya tahu betul dan paham tentang segala hal yang berkaitan dengan obat yang akan dipakainya. Masyarakat harus aktif untuk selalu menanyakan kepada apotekernya. Dengan cara mencoba berusaha sebisa mungkin untuk membeli obat di apotek yang apotekernya memberi waktu untuk berkonsultasi. Karena ini semua untuk melindungi masyarakat itu sendiri dari bahaya pemakaian obat yang kurang tepat, akibat lemahnya pengetahuan tentang obat dan dapat memberikan pengertian kepada masyarakat bahwa seorang apoteker tidak hanya dapat membuat obat tetapi bisa juga memberika edukasi tentang masalah kesehatan selain dari dokter.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun