Mohon tunggu...
Indah MuspiraSari
Indah MuspiraSari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya Mahasiswa Universitas Riau

be your self be happy

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Masa SMP Masa Persahabatan

24 Februari 2021   11:10 Diperbarui: 24 Februari 2021   11:18 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Karena berpikir mungkin jam kosong aku dan Maria serta beberapa teman lainnya pergi ke perpustakaan dan menghabiskan waktu disana, namun tiba-tiba salah seorang teman kelas kami datang dan memberitahu bahwa wali kelas kami telah masuk kedalam kelas dan memintanya untuk memanggil kami yang berada diperpustakaan. 

Pikiran kami pun langsung kacau, karena kami merasa akan dimarahi dan ditambah lagi teman yang memanggil kami mengatakan bahwa wali kelas menyuruh kami untuk membawa orang tua kami keseokan harinya. 

Sesampainya dikelas aku dan teman-teman yang tadi berada diperpustakaan berdiri didepan kelas dan ditegur oleh wali kelas, namun kami sedikit lega karena kami tidak disuruh untuk membawa orang tua kami kesekolah, dan teman yang memanggil kami ternyata berbohong dan tertawa kecil dikursinya sambil melihat kami.

Orang-orang mengatakan kami berdua mirip, bahkan memberi kami gelar Upin dan Ipin. Dan bahkan ada beberapa kakak kelas yang terkadang memanggilku dengan sebutan Maria dan sebaliknya. 

Lalu aku dan Maria pun sama-sama berhadapan dan melihat wajah kami satu sama lain,dan kami merasa tidak ada kemiripan diwajah kami, namun ketika kami berdua sedang berfoto dan melihat-lihat hasil foto tersebut dan kami tertawa melihat foto-foto itu karena jika dilihat-lihat memang ada kemiripan diwajah kami. Tapi ada perbedaan yang sangat signifikan diantara kami yaitu Maria lebih tinggi dari pada aku.

Pada awal bulan Agustus seluruh siswa kelas 7 diwajibkan untuk mengikuti pelatihan Drum Band, dan dari pelatihan tersebut diseleksi anggota-anggota yang akan masuk kedalam grup Drum Band. 

Aku dan Maria pun lolos kami berdua memainkan alat Pionika. Semenjak saat itu setelah pulang sekolah kami selalu latihan Drum Band, dan kedekatan diantara kami pun semakin erat, kami selalu melengkapi satu sama lain. Terkadang pun kami membeli nasi bungkus satu berdua untuk mengisi perut ketika kami sedang latihan. 

Setelah latihan kurang lebih 2 minggu tanggal 17 Agustus pun tiba, dan grup Drum Band dari sekolah ku digunakan untuk upacara 17 Agustus dikecamatan. Acara penaikan bendera telah selesai, namun kami belum diperbolehkan pulang oleh pembimbing kami, karena sorenya akan ada upacara penurunan bendera. 

Lalu aku dan Maria pun beristirahat di rumah salah satu teman kami yang dekat dengan lokasi upacara. Ke esokan harinya adalah acara pawai yang dilakukan sekabupaten, hruo Drum Band kami juga mengikuti pawai tersebut dan seragam Drum Band pun sudah dibagikan oleh pembimbing kami.

Tak terasa waktu pun semakin berlalu, kenaikan kelas pun telah tiba, kini aku dan Maria duduk dikelas 8 namun kami tidak lagi berada dikelas yang sama. Meski begitu perbedaan kelas tidak menghalangi pertemanan kami, kami masih tetap bermain bersama dan menghabiskan waktu berdua. Sesekali aku bermain kerumah Maria dan sebaliknya. Ternyata ada orang yang tidak senang dengan melihat kebersamaan kami sehingga membuat gosip-gosip tetang hal-hal yang kami lakukan. Tapi kami tak menghiraukannya dan tidak terpengaruh dengan omongan orang-orang yang tidak suka dengan kami. Karena kami merasa tidak melakukan kesalahan dan tidak melakukan hal yang dapat merugikan orang lain.

Pernah suatu ketika aku dan Maria pergi kerumah salah satu guru kami untuk mengantarkan tugas Maria. Setelah selesai mengantarkan tugas tersebut kami berencana untuk pergi bermain sebentar. Ketika didalam perjalanan kami terjatuh dari motor karena batu, untung saja kami tidak apa-apa dan tidak ada orang yang melihat lalu kami tertawa bersama sambil menegakan kembali motor yang roboh. Lalu kami pergi kerumah Maria dan kami disuruh oleh ibu Maria untuk mengantarkan air minum untuk ayah Maria yang sedang berada dikebun sawit, kami pergi menggunakan motor butut karena jalan ke kebun tersebut tidak bagus. Didalam perjalanan kami mengambil jambu biji dan memakannya sepanjang perjalanan. Karena jalan yang curam kami hampir terjatuh kedalam jurang tapi untung saja kaki Maria bisa menahan sehingga kami tidak jadi terjatuh, lagi-lagi kami tertawa aku pun tak tau entah mengapa kami tertawa. Sesampainya dikebun sawit kami iseng-iseng ingin mencoba mengangkat buah sawit menggunakan dodos, meski kami berdua sudah mengeluarkan tenaga tapi kami tidak bisa mengangkat buah sawit tersebut dan lagi-lagi kami tertawa. Hari itu dipenuhi oleh tawa kami berdua meski kami sama-sama tidak mengetahui mengapa kami tertawa bahkan untuk hal yang tidak lucu pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun