Manusia memang tidak pernah luput dari dosa. Maka dari itu, sebagai seorang muslim disarankan untuk menyucikan diri secara lahir dan batin untuk mencapai kedamaian hati terutama dalam beribadah.
Arti tazkiyatun nafs sendiri menurut ahli, salah satunya yaitu Al-Ghazali, ialah pembersihan diri dari sifat kebuasan, kebinatangan, dan setan untuk kemudian mengisi dengan sifat-sifat terpuji. Bisa kita telaah lebih dalam bahwa penyucian diri ini bermanfaat bagi kita untuk menjauhkan diri dari sifat-sifat tercela, kemudian kita luangkan diri kita untuk hal-hal terpuji yang dapat menyucikan diri kita sebagai seorang muslim.
Penjelasan tersebut juga memiliki arti bahwa umat Islam seperti kita pun perlu menyiapkan diri untuk menjalani kewajiban beribadah dengan menjalani tahapan-tahapan tazkiyatun nafs, yaitu
Tathahhur
Dalam bukunya Menyucikan Jiwa: Konsep Tazkiyaun Nafs Terpadu, Said Hawwa menerangkan bahwa tathahhur artinya mengangkat serta menyucikan jiwa dari beragam penyakit hati seperti kufur, nifak, kefasikan, kemusyrikan, riya, kedengkian, dan lain sebagainya. Sederhananya, pada tahap ini seorang muslim melakukan taubat untuk menyucikan diri dari dosa.
Tahaqquq
Secara bahasa, tahaqquq berarti mencapai hakikat. Dr. Ashim Ibrahim al-Kayyali menerangkan bahwa tahaqquq adalah ungkapan dari terlihatnya Allah oleh seorang hamba melalui asma-asmaNya. Dalam tahapan ini, dapat dijelaskan bahwa seorang muslim dapat mendekatkan, mengingat, dan memfokuskan diri kepada Allah. Tahapan tahaqquq itu sendiri dapat kita capai dengan berzikir.
Takhalluq
Takhalluq sendiri adalah mengimplementasikan nama-nama Allah SWT. ke dalam akhlak seorang muslim dalam kehidupan sehari-hari. Sikap pembiasaan diri dengan asma Allah ini dapat menjadi acuan seorang muslim agar selalu terlindungi dari sifat-sifat keji dan tercela yang tidak disukai oleh Allah SWT.
Melalui berbagai tahapan di atas, dapat kita terapkan langkah-langkah sederhana tazkiyatun nafs ke dalam kehidupan kita agar selalu dapat merasa dekat dengan Allah SWT. Mudah, bukan?
