Mohon tunggu...
inayinayah
inayinayah Mohon Tunggu... mahasiswa

saya adalah mahasiswa yang mempunyai hoby menonton film genre religi, romantic, action, dan education. saya tertarik menjadi penulis setelah membaca beberapa karya indah dari mochtar lubis, sapardi djoko damono, buya hamka,andrea hirata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peran Mahasiswa UIBBC dalam Pelestarian Seni Rebana bagi Generasi Muda Tuk

19 Agustus 2025   01:00 Diperbarui: 18 Agustus 2025   22:02 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: mahasiswa kpm ui bbc tuk 2025)In

Desa Tuk - Seni rebana, sebagai salah satu khazanah budaya Nusantara, tidak hanya memiliki nilai spiritual yang dalam tetapi juga berfungsi sebagai perekat sosial di masyarakat. Namun, di era digital yang serba cepat, minat generasi muda terhadap kesenian tradisional seperti rebana mulai memudar. Menyikapi hal ini, mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Universitas Islam Bunga Bangsa Cirebon (UIBBC) turun tangan dengan program pelestarian rebana di Desa Tuk. Melalui pendekatan kreatif dan kolaboratif, mereka berhasil menghidupkan kembali semangat pelestarian budaya di kalangan remaja setempat. 

Rebana telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Desa Tuk, terutama dalam berbagai acara keagamaan dan adat. Namun, seiring perkembangan zaman, tradisi ini mulai kehilangan peminatnya di kalangan anak muda. Minimnya sarana pembelajaran, kurangnya eksposur, dan pesatnya penetrasi budaya populer menjadi beberapa faktor penyebabnya. 

Mahasiswa KPM UIBBC hadir dengan solusi inovatif untuk mempertahankan tradisi rebana sekaligus membuatnya relevan bagi generasi muda. Program mereka dirancang dengan pendekatan yang segar, mengombinasikan nilai-nilai tradisional dengan metode pembelajaran modern. 

Menjawab tantangan tersebut, tim KPM UIBBC menghadirkan terobosan melalui program yang dirancang khusus untuk menjembatani tradisi dengan dunia remaja masa kini. Konsep partisipatif menjadi kunci utama, di mana para remaja termasuk mayoritas remaja putri dilibatkan secara aktif dalam seluruh proses, mulai dari perencanaan hingga eksekusi kegiatan.

(sumber: mahasiswa kpm ui bbc tuk 2025)In
(sumber: mahasiswa kpm ui bbc tuk 2025)In
Sistem pembelajaran pun diinovasi dengan menerapkan metode peer-to-peer learning, di mana remaja yang lebih mahir berperan sebagai mentor bagi rekan-rekan mereka. Proses belajar seringkali dilakukan di Pekarangan Ketahanan Pangan Barokah RW 09, yang menyajikan suasana alam terbuka yang menyejukkan sekaligus mendukung konsep outdoor learning.

"Keberadaan kelompok rebana remaja yang aktif dan mandiri ini diharapkan dapat terus berlatih di berbagai lokasi," ujar Ibu Mery, RW 09. "Tidak harus di Balai Pertemuan Kampung (Baperkam), tapi bisa juga di tempat-tempat seperti Perkebunan Ketahanan Pangan yang lebih sejuk, sehingga menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan."

Gian Hendrawati, mahasiswa KPM UIBBC, menegaskan bahwa dokumentasi digital berperan penting dalam mengarsipkan pengetahuan tradisional. "Melalui pendokumentasian ini, kami berharap remaja Desa Tuk dapat semakin menghargai warisan budaya mereka dan termotivasi untuk melestarikannya," ujarnya.

Ketua KPM UIBBC Anto Aprianto menegaskan, "Melalui program pelatihan rebana ini, kami tidak hanya mengajarkan teknik bermain kepada remaja Desa Tuk, tetapi juga menanamkan pemahaman akan nilai budaya yang terkandung di dalamnya, dengan tujuan sederhana agar tradisi ini tetap lestari dan dapat dinikmati generasi muda. Kami yakin kegiatan ini akan membangun kebanggaan akan budaya lokal sekaligus memberikan keterampilan baru, sebagai upaya nyata menjaga warisan leluhur tetap relevan di era modern. Ke depan, kami berkomitmen untuk terus mendampingi mereka karena pelestarian budaya adalah tanggung jawab bersama antara mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah desa."

Program KPM UIBBC di Desa Tuk membuktikan bahwa dengan pendekatan yang tepat, tradisi budaya dapat tetap relevan bagi generasi muda. Kolaborasi antara akademisi dan masyarakat lokal ini tidak hanya berhasil menghidupkan kembali seni rebana, tetapi juga memperkuat rasa cinta remaja terhadap warisan leluhur mereka. Inisiatif semacam ini patut menjadi inspirasi bagi upaya pelestarian budaya di daerah lain, menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki peran krusial dalam menjaga identitas bangsa di tengah arus globalisasi. 

Melalui dedikasi dan inovasi, rebana tidak lagi sekadar alat musik tradisional, melainkan simbol kebanggaan generasi muda Desa Tuk akan akar budaya mereka yang terus bergema ke masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun