Kesenjangan dalam berbagai aspek kehidupan masih menjadi masalah besar di masyarakat kita. Baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, maupun sosial, ketidaksetaraan terus terlihat nyata. Orang-orang sering kali membedakan diri berdasarkan tingkat kekayaan, seolah-olah harta menjadi tolok ukur utama nilai seseorang. Akibatnya, mereka yang kurang beruntung secara finansial sering kali mengalami diskriminasi dan dijauhkan dari berbagai kesempatan untuk memperbaiki hidup.
Dalam dunia pendidikan, misalnya, anak-anak dari keluarga kaya memiliki akses lebih besar terhadap fasilitas dan kualitas pendidikan yang lebih baik. Sementara itu, mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu harus berjuang keras untuk mendapatkan pendidikan dasar yang layak. Ketimpangan ini kemudian memperbesar jurang perbedaan di masa depan, karena pendidikan yang berkualitas menjadi kunci untuk memperbaiki taraf hidup.
Begitu pula dalam aspek sosial, kekayaan sering kali menciptakan batasan-batasan yang tidak kasat mata. Orang-orang kaya berkumpul dengan sesamanya, membentuk komunitas eksklusif yang sulit ditembus oleh mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi rendah. Hal ini memperkuat stereotip dan prasangka yang membuat hubungan sosial semakin renggang.
Fenomena ini menunjukkan betapa pentingnya upaya kolektif untuk mengurangi kesenjangan. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat harus bergandengan tangan untuk menciptakan kesempatan yang lebih merata bagi semua orang. Hanya dengan begitu, kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil, di mana setiap individu dinilai bukan dari seberapa banyak harta yang mereka miliki, melainkan dari karakter dan kontribusi mereka bagi sesama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI