Pengalaman Berharga Belajar Bersama dengan Dasawisma RT 002/05 Kelurahan Pegadungan Jakarta Barat

Pengalaman Berharga Belajar Bersama Dengan Dasawisma RT.002/05 Kelurahan Pegadungan Jakarta Barat  

Mendengar Dasawisma pikiran kita akan menerawang kepada sekelompok ibu-ibu yang bekerja dengan ikhlas untuk lingkungan mereka adalah  bersal dari dari 10 KK (Kepala Keluarga) rumah bertetangga di suatu lingkungan dengan memiliki  memiliki prinsip pengawasan dan pemberdayaan hingga masyarakat ke bawah dan menyentuh unit terkecil dalam masyarakat, yaitu keluarga. 

Oleh karena itu Dasawisma memiliki peranan yang sangat penting dalam kelompok PKK di sebuah lingkungan mengutip dari buku House of Quality: Kampung Organik oleh Andjar Prasetyo dan Mohammad Zaenal Arifin (2018: 24), Dasawisma adalah unit terkecil dari kelompok PKK yang terdiri dari 10 rumah tangga. 

Dari 10 anggota itu ada seorang penanggung jawab yang bertugas untuk memantau kondisi rumah tangga yang lainnya tuas-tugas ini mereka lakukan dengan penuh tanggung jawab jadi sangat maklum jika ada pendataan lingkungan  maka dasawisma sebagai salah satu garda terdepan dalam melaksanakannya  itulah hebatnya orang-orang yang sudah terlatih menjadi motivator bagi  iingkungan, dan bergerak  atas kesadaran murni untuk membantu meringankan beban tugas-tugas  RW, RT, Kelurahan dan bahkan sampai tingkat  Walikota karena faktanya hasil pendataan dasawisma menjadi salah satu sumber data  untuk program pemberdayaan yang ada di Kelurahan/Desa

Dok. Pribadi

Berdasarkan pengalaman para ibu-ibu dasawisma khususnya di Rt. 02/05 Kelurahan Pegadungan dalam melakukan pendataan maka tepat jika program Community Action Plan (CAP) Suku Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Administrasi Jakarta Barat dalam melakukan pendataan melibatkan dawisma, 

dan bagi saya rasanya ada kebanggaan tersendiri bisa duduk bersama belajar dengan mereka orang biasa tapi menghasilkan kerja-kerja yang luar biasa merupakan pengalaman sangat berharga bagi saya mendiskusikan  persoalan perencanaan penataan lingkungan namun harus diawali  dengan memotret  wilayah  melalui pendataan  rumah tangga dan lingkungan 

hebatnya meski sangat singkat  namun nuansa keakraban langsung terbangun, cair, kondusif tidak terkesan kaku  diskusi berjalan dengan lancar mendiskusikan  bagaimana memotret data rumah tangga dengan cara langsung praktek pengisian aplikasi yang telah dipersiapkan tentu saja soal aplikasi bagi mereka bukan barang baru karena pada setiap pendataan mereka terbiasa disodorkan format aplikasi artinya tidak membutuhkan waktu lama  untuk coaching terhadap dasawisma 

namun pada diskusi tersebut ada hal yang sangat menarik bagi saya tentang  pertanyaan dari salah seorang ibu dasawisma sebut aja Ibu Dortina Nainggolan akrab disapa ibu Endah menanyakan hal-hal yang sangat substantive dan mendasar ; mengapa harus dasawisma  yang  mendata ?  dan nantinya hasil pendataannya untuk apa ? 

tentu saja pertanyaan Ibu Dorta ini mewakili dasawisma lainnya dan saya wajib memberikan penjelasan logis  supaya terbangun kesepahaman bersama dengan merujuk bahwa RW. 05 Pegadungan termasuk salah satu RW kumuh ringan yang ada di Pergub 90 Tahun 2018 tentang Peningkatan Kualitas Permukiman Dalam Rangka Penataan Kawasan Permukiman Terpadu dan RW 05 termasuk kategori RW kumuh ringan sehingga menjadi kewajiban pemerintah daerah untuk melakukan penataan, lalu mengapa harus ibu ibu dasawisma yang melakukan pendataan karna dasawisma sebagai salah satu penggerak di lapis masyarakat yang sangat paham tentang persoalan lingkungan permukiman dan  terbiasa berhubungan dengan warga masyarakat ini akan lebih mempermudah, sekaligus mempercepat dalam penyelesaian pendataan rumah tangga

Dok. Pribadi