Mohon tunggu...
InaKirana Channel
InaKirana Channel Mohon Tunggu... Hai

jujur beropini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sampah Masyarakat

26 Desember 2021   21:22 Diperbarui: 26 Desember 2021   21:25 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sudah bukan hal baru untuk membahas mengenai sampah di kota Medan. Dampaknya juga masih bisa dirasakan hingga saat ini. Dan saya berharap sih tidak selamanya saya dan anak cucu saya akan merasakan dampak yang ditimbulkan dari sampah. Saya sih percaya ya baha pemerintah kota Medan sudah sangat berusaha keras untuk mengatasi masalah ini. Pastilah selalu ada perbaikan dalam hal penanganannya. Ini benar loh saya mengapresiasi, bukan bentuk sarkas.

Tapi, hal baik ini hanya terlihat di daerah pusat kota saja. Di jalanan di mana biasanya banyak orang penting berlalu lalang. Bagaimana dengan daerah pemukiman lainnya ? Oh, tentu tidak seindah daerah pusat kota. Masih sangat minim sekali masyarakat sadar akan kebersihan, bahkan bertanggung jawab atas sampah rumah tangganya masing-masing.

Contohnya apa ? Masih banyak sampah yang saya temui ketika saya melewati sebuah parit besar yang tidak jauh dari tempat tinggal saya. Bahkan, dengan jelas terlihat orang yang melemparkan bungkusan sampah rumah tangganya ke dalam parit besar itu. Tentunya tanpa ada rasa was-was ataupun merasa bersalah bersalah karena sudah terlibat mengotori lingkungan. Itu menjadi hal yang biasa. Bahkan sudah menjadi habit setiap harinya, "buang sampah ya di parit".

Tidak hanya itu, bahkan ada kok warga yang tidak segan untuk meletakkan sampah rumah tangganya di bak sampah rumah warga lainnya. Tentu saja mereka tidak saling kenal, apalagi ikut membayar retribusi sampah setiap bulannya. 

Apa yang salah ? Apa yang seharusnya diperbaiki dari sistem dan bagaimana meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab terhadap sampah rumah tangga masing-masing.

Tentu saja harus adanya kerja sama antara pemerintah daerah pusat dan aparatur masyarakat untuk secara rutin memberikan himbauan kepada masyarakatnya. Tentu bukan tugas yang mudah dan pasti memerlukan waktu yang tidak singkat untuk memperbaiki habit yang sudah terlalu lama.

Dan keberanian warga untuk menegur jika melihat warga lain membuang sampah sembarangan. Ya, walaupun terkadang lebih galak yang ditegur dari pada yang menegur.

Pagi ini, saya tertegun di depan rumah melihat sampah yang berserakan. Bukan sampah saya pastinya. Saya tahu dan mengenal sampah rumah tangga saya. Jelas terlihat itu bukan sampah yang keluar dari rumah saya. Sudah seperti bukit kecil. Dan itu terjadi hanya dalam semalam. Seperti cerita rakyat Roro Jonggrang ya, yang meminta terbangunnya Candi Brobudur hanya dalam satu malam. 

Tapi ini keajaiban yang menyedihkan. SAMPAH MASYARAKAT !! Bukan Candi yang mungkin bisa saya jual lagi atau saya kontrakin untuk foto-foto wisatawan.

Siapa yang akan saya tuduh atas bukit sampah yang terbangun di depan rumah saya ? Tentu saja saya tidak bisa asal menunjuk. Tapi yang saya yakin adalah ada warga di daerah tempat tinggal saya yang melempar tanggung jawab atas sampah rumah tangganya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun