Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Penikmat Kopi

Seorang analis pembangunan desa dan konsultan pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan integrasi SDGs Desa, mitigasi risiko bencana, serta pengembangan inovasi berbasis lokal. Ia aktif menulis seputar potensi desa, kontribusi pesantren, dan dinamika sosial di kawasan timur Indonesia. Melalui blog ini, ia membagikan ide, praktik inspiratif, dan strategi untuk memperkuat ketangguhan desa dari tingkat akar rumput. Dengan pengalaman mendampingi berbagai program pemerintah dan organisasi masyarakat sipil, blog ini menjadi ruang berbagi pengetahuan demi mendorong perubahan yang berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menjaga Perasaan, Menyelamatkan Generasi Desa

30 September 2025   16:47 Diperbarui: 30 September 2025   21:29 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langkah tersebut menegaskan bahwa pembangunan desa bisa berangkat dari ide-ide lokal. Tidak selalu infrastruktur besar, melainkan kesadaran sederhana yang lahir dari pengalaman warga. Pemimpin yang mau mendengarkan warganya mampu menjahit gagasan kecil menjadi kebijakan berjangka panjang.

Kisah di Desa Pengembur memberi kita cermin bahwa kepemimpinan bukanlah perkara besar semata. Justru, ia berawal dari hal-hal sehari-hari: dari bagaimana pemimpin menjaga perasaan rakyatnya hingga bagaimana ia menyiapkan masa depan generasi baru.

Menyemai Harapan, Membangun Masa Depan

Pembangunan desa kerap dipersempit pada urusan fisik: jalan, jembatan, atau pasar. Padahal, pembangunan yang sejati adalah menjaga martabat manusia. Itulah yang dipraktikkan di Desa Pengembur, ketika pemimpin memilih menahan diri demi menjaga perasaan warganya.

Dari langkah sederhana itu, terbangun rasa kebersamaan. Dari tabungan melahirkan, lahir komitmen jangka panjang untuk menyelamatkan generasi. Inilah benih pembangunan yang sebenarnya: berpihak pada warga, bukan sekadar mengejar angka statistik di papan laporan pemerintah.

Harapan ke depan jelas: desa bebas stunting bukan sekadar mimpi. Kepekaan sosial yang ditunjukkan pemimpin desa menjadi fondasi penting. Jika sikap sederhana itu dipadukan dengan kebijakan nyata, maka pembangunan desa akan berakar kuat pada keadilan dan empati sosial.

Generasi mendatang pun memiliki peluang tumbuh sehat sekaligus bermartabat. Inilah cita-cita bersama yang seharusnya tidak berhenti pada wacana, tetapi terus dihidupi oleh pemimpin di semua tingkatan. Dari desa hingga pusat, keberpihakan nyata menentukan arah pembangunan bangsa.

Dari Desa Pengembur, kita belajar bahwa kepemimpinan sejati lahir dari kepekaan hati. Menjaga perasaan warga adalah langkah pertama menyelamatkan generasi. Sebuah pelajaran sederhana, namun relevan bagi arah pembangunan desa di Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun