Pemantauan pelaksanaan Rembuk Stunting di Kabupaten Lombok Tengah menunjukkan capaian awal yang masih terbatas. Hingga 14 Agustus 2025, baru 52 dari total 142 desa (36,6 persen) yang telah melaksanakan kegiatan tersebut.
Di beberapa desa, forum rembuk dihadiri berbagai unsur masyarakat, mulai dari perangkat desa, kader PKK, tokoh agama, pemuda, hingga tenaga kesehatan.Â
Meski jumlah partisipasi relatif tinggi, kesetaraan kuantitatif tidak selalu diiringi kesetaraan dalam pengambilan keputusan, sebagaimana diingatkan Moser dalam Gender Planning and Development (1993).
Data menunjukkan 1.266 laki-laki dan 1.279 perempuan hadir, selisih tipis yang menggambarkan keseimbangan jumlah. Namun, dinamika diskusi bervariasi: di sebagian desa perempuan aktif memberi masukan, sementara di desa lain peran mereka cenderung pasif.
Kondisi ini menegaskan perlunya mekanisme yang memastikan setiap unsur masyarakat memiliki ruang aman untuk mengemukakan pendapat dan berkontribusi dalam proses perencanaan.
Distribusi partisipasi menunjukkan perangkat desa dan BPD menjadi unsur dengan keterlibatan terbesar. Kehadiran mereka membawa keuntungan karena keputusan forum dapat langsung diintegrasikan ke dokumen perencanaan, sejalan dengan pandangan Uphoff dalam Local Institutional Development (1986) yang menekankan peran institusi formal dalam mempercepat kebijakan.
Namun, dominasi unsur pemerintahan desa juga berpotensi membatasi dinamika diskusi. Keterlibatan unsur lain seperti pemuda, tokoh adat, dan tokoh agama, yang secara kultural memegang peran penting di Lombok, masih belum optimal.
Hal ini sejalan dengan temuan Suryadi dalam Kearifan Lokal dan Kesehatan Masyarakat (2018) bahwa dukungan tokoh lokal sering menjadi penentu keberhasilan program kesehatan.
Ketidakhadiran tokoh agama di beberapa desa dapat membuat sebagian usulan sulit diterima. Sebaliknya, kehadiran tokoh adat di desa lain memicu dukungan luas untuk program gizi anak. Fakta ini menunjukkan bahwa partisipasi yang inklusif perlu dirancang dengan melibatkan semua unsur strategis.