Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Penikmat Kopi

Seorang analis pembangunan desa dan konsultan pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan integrasi SDGs Desa, mitigasi risiko bencana, serta pengembangan inovasi berbasis lokal. Ia aktif menulis seputar potensi desa, kontribusi pesantren, dan dinamika sosial di kawasan timur Indonesia. Melalui blog ini, ia membagikan ide, praktik inspiratif, dan strategi untuk memperkuat ketangguhan desa dari tingkat akar rumput. Dengan pengalaman mendampingi berbagai program pemerintah dan organisasi masyarakat sipil, blog ini menjadi ruang berbagi pengetahuan demi mendorong perubahan yang berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Membaca Denyut Partisipasi: Potret Awal Rembuk Stunting di Lombok Tengah

14 Agustus 2025   21:19 Diperbarui: 15 Agustus 2025   12:35 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sadar stunting sejak dini (Sumber: kompaspedia.kompas.id)

Pemantauan pelaksanaan Rembuk Stunting di Kabupaten Lombok Tengah menunjukkan capaian awal yang masih terbatas. Hingga 14 Agustus 2025, baru 52 dari total 142 desa (36,6 persen) yang telah melaksanakan kegiatan tersebut.

Di beberapa desa, forum rembuk dihadiri berbagai unsur masyarakat, mulai dari perangkat desa, kader PKK, tokoh agama, pemuda, hingga tenaga kesehatan. 

Meski jumlah partisipasi relatif tinggi, kesetaraan kuantitatif tidak selalu diiringi kesetaraan dalam pengambilan keputusan, sebagaimana diingatkan Moser dalam Gender Planning and Development (1993).

Data menunjukkan 1.266 laki-laki dan 1.279 perempuan hadir, selisih tipis yang menggambarkan keseimbangan jumlah. Namun, dinamika diskusi bervariasi: di sebagian desa perempuan aktif memberi masukan, sementara di desa lain peran mereka cenderung pasif.

Kondisi ini menegaskan perlunya mekanisme yang memastikan setiap unsur masyarakat memiliki ruang aman untuk mengemukakan pendapat dan berkontribusi dalam proses perencanaan.

Data awal distribusi partisipasi berdasarkan unsur (Sumber: Dokpri, Pemantauan Perencanaan Desa - REMBUK STUNTING)
Data awal distribusi partisipasi berdasarkan unsur (Sumber: Dokpri, Pemantauan Perencanaan Desa - REMBUK STUNTING)

Distribusi partisipasi menunjukkan perangkat desa dan BPD menjadi unsur dengan keterlibatan terbesar. Kehadiran mereka membawa keuntungan karena keputusan forum dapat langsung diintegrasikan ke dokumen perencanaan, sejalan dengan pandangan Uphoff dalam Local Institutional Development (1986) yang menekankan peran institusi formal dalam mempercepat kebijakan.

Namun, dominasi unsur pemerintahan desa juga berpotensi membatasi dinamika diskusi. Keterlibatan unsur lain seperti pemuda, tokoh adat, dan tokoh agama, yang secara kultural memegang peran penting di Lombok, masih belum optimal.

Hal ini sejalan dengan temuan Suryadi dalam Kearifan Lokal dan Kesehatan Masyarakat (2018) bahwa dukungan tokoh lokal sering menjadi penentu keberhasilan program kesehatan.

Ketidakhadiran tokoh agama di beberapa desa dapat membuat sebagian usulan sulit diterima. Sebaliknya, kehadiran tokoh adat di desa lain memicu dukungan luas untuk program gizi anak. Fakta ini menunjukkan bahwa partisipasi yang inklusif perlu dirancang dengan melibatkan semua unsur strategis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun