Selain festival, Duren Raja di Narmada juga bisa dikembangkan sebagai daya tarik wisata eksklusif. Pola lelang yang sudah diterapkan dapat dipadukan dengan konsep wisata premium, di mana wisatawan dapat merasakan pengalaman berburu dan mencicipi durian langsung dari pohon.
Jepang sudah menerapkan konsep ini dalam wisata buah premium. Melon Yubari di Hokkaido, misalnya, dijual dengan sistem lelang dan harganya bisa mencapai jutaan rupiah per buah. Strategi ini menciptakan nilai eksklusif sekaligus meningkatkan daya jual produk (Harada, 2020).
Selain itu, pendekatan wisata halal dalam promosi durian bisa diperkuat dengan menghadirkan kuliner berbasis durian yang sesuai dengan prinsip halal. Dodol durian, pancake durian, hingga kopi durian bisa dikembangkan menjadi oleh-oleh khas Lombok Barat yang bersertifikasi halal.
Kolaborasi dengan industri pariwisata juga perlu diperluas. Hotel dan restoran berbasis halal bisa menjadi mitra strategis dalam mengenalkan durian Lombok Barat kepada wisatawan. Dengan demikian, durian tidak hanya dinikmati di pasar tradisional, tetapi juga menjadi bagian dari pengalaman wisata yang lebih luas.
Potensi wisata halal berbasis durian di Lombok Barat sangat besar. Dengan strategi yang tepat, durian tidak hanya menjadi komoditas lokal, tetapi juga ikon kuliner yang menarik wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Yang diperlukan adalah sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha untuk mewujudkannya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI