Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Duren Raja dan Festival Durian, Potensi Wisata Halal Lombok Barat yang Terabaikan

7 Februari 2025   09:53 Diperbarui: 9 Februari 2025   07:14 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Durian Lombok (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Lombok Barat bukan hanya tentang pantai dan perbukitan hijau. Daerah ini menyimpan kekayaan kuliner yang berpotensi sebagai daya tarik wisata halal, salah satunya durian. Buah ini tidak sekadar makanan, tetapi juga bagian dari sejarah, budaya, dan ekonomi masyarakat setempat.

Di Narmada, tepatnya di samping Taman Narmada, berdiri puluhan pohon durian berusia ratusan tahun. Dinamakan Duren Raja, konon buah ini pertama kali ditanam oleh Anak Agung Gede Ngurah Karang Asem saat membangun taman tersebut. Varietas ini unik, beraroma tajam, berdaging tebal, halus, dan empuk.

Keberadaan Duren Raja bukan sekadar legenda. Hingga kini, pengelolaan dan penjualannya dilakukan melalui proses lelang oleh banjar setempat. Tradisi ini bukan hanya menjaga nilai historisnya, tetapi juga menciptakan sistem distribusi yang adil di tengah masyarakat.

Di sisi lain, Karang Bayan di Kecamatan Lingsar dan Kekait di Kecamatan Gunungsari menjadi pusat perdagangan durian di Lombok Barat. Setiap hari, pasar durian di sana menawarkan buah berkualitas dengan harga terjangkau. Ini menunjukkan bahwa produksi durian di daerah ini sangat tinggi dan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Durian Lombok (sumber: dokpri)
Durian Lombok (sumber: dokpri)

Namun, potensi besar ini masih belum dikelola dengan optimal, terutama dalam konteks wisata halal. Padahal, tren wisata halal terus berkembang, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga secara global. Menurut Battour & Ismail (2016), wisata halal mencakup aspek makanan, budaya, dan pengalaman yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Durian, sebagai produk alami, sangat sesuai dengan konsep wisata halal. Tidak mengandung bahan haram dan memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan Muslim maupun non-Muslim. Yang kurang adalah strategi untuk mengemasnya menjadi pengalaman wisata yang lebih menarik.

Festival Durian bisa menjadi jawabannya. Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, pernah menggelar acara serupa dan mendapatkan respons positif. Jika festival ini dikembangkan lebih lanjut, bukan tidak mungkin akan menjadi agenda tahunan yang dinanti wisatawan.

Thailand telah lama sukses dengan festival durian. Festival Durian Chanthaburi, misalnya, menarik ribuan wisatawan setiap tahun dan menjadi ajang promosi produk turunan durian, dari dodol hingga es krim (Sombutputorn, 2012). Konsep serupa bisa diterapkan di Lombok Barat dengan menambahkan unsur wisata halal.

Festival Durian Lombok Barat bisa dirancang tidak hanya sebagai ajang makan durian, tetapi juga sebagai platform edukasi. Misalnya, ada sesi tentang cara memilih durian berkualitas, teknik budidaya, hingga pelatihan UMKM dalam mengolah durian menjadi produk halal berkualitas ekspor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun