Mohon tunggu...
Imran Rusli
Imran Rusli Mohon Tunggu... profesional -

Penulis dan jurnalis sejak 1986

Selanjutnya

Tutup

Politik

Andi Widjojanto Diganti, Megawati Masih Sakit Hati

12 Agustus 2015   16:02 Diperbarui: 12 Agustus 2015   16:02 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhirnya, Megawati bisa tersenyum sedikit, keinginannya untuk menyingkirkan Andi Widjojanto, Sekretaris Kabinet, direalisasikan Jokowi Rabu 12 Agustus 2015. Andi Widjojanto dulunya adalah salah satu orang dekat Megawati di PDIP, tapi kemudian dianggap bejalan sendiri setelah jadi sekretaris kabinet, sehingga membuat Megawati dan elite PDIP lainnya sakit hati dan mencapnya pengkhianat, bahkan anak Megawati Prananda Prabowo sampai membuat puisi tentang ‘pengkhianat’ ini.

Ya begitulah Megawati, dari dulu kita sudah melihat tingkah lakunya yang sangat kekanak-kanakan. Suka ngambek dan merajuk kalau kehendaknya tak dituruti. Lihat aja sikapnya terhadap SBY, ketika mantan menterinya itu nekad mendirikan Partai Demokrat dan maju sebagai pesaingnya dalam pemilu presiden tahun 2004. Tak sekalipun dia mau memenuhi undangan SBY, bahkan untuk merayakan ulang tahun proklamasi kemerdekaan RI di istana! Maklumlah, dia memang tak punya mental presiden, apalagi negarawan, dia lebin pantas dan lebih eksis sebagai ratu yang pantang ditentang. Menolak merayakan hari kemerdekaan di istana nasionalisme macam apa itu???

Seperti yang telah diberitakan. Hari ini, Rabu 12 Agustus 015, sekitar pukul 14.00 WIB, telah dilakukan reshuffel kabinet. Ada pergantian, rotasi dan pelantikan lima menteri dan satu sekretaris kabinet di istana. Kelima menteri yang dilantik itu adalah Luhut Binsar Pandjaitan yang dilantik sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan. Luhut akan merangkap jabatan sebagai Kepala Staf Kepresidenan, yang ia jabat sebelumnya. Luhut menggantikan Tedjo Edhi Purdijatno yang terkenal dengan omongannya tentang ‘rakyat tidak jelas pembela KPK’.

Ekonom Rizal Ramli dilantik sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman. Rizal menggantikan posisi Indroyono Soesilo, yang kiprahnya memang nyaris tak terdengar.

Selanjutnya, Thomas Trikasih Lembong dilantik sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Rachmat Gobel yang diduga terjungkal gara-gara kasus dwelling time di Tanjung Priok. Sementara Sofjan Djalil, yang sebelumnya menjabat Menko Perekonomian, tapi terbukti tak mampu, dilantik sebagai Kepala Bappenas menggantikan Andrinof Chaniago yang tampaknya memang kelimpungan menangani lembaga negara sekompleks Bappenas.

Adapun mantan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dilantik sebagai Menko Perekonomian menggantikan Sofyan Djalil yang dirotasi ke Bappenas. Kemudian ada Pramono Anung, politisi PDI-P, yang dilantik menjadi Sekretaris Kabinet. Pramono menggantikan posisi Andi Widjajanto.

Nah, dengan menempatkan orangnya langsung di inner circle pemerintahan Jokowi-JK, Megawati berharap—dugaan saya—aksesnya ke Jokowi bisa lebih lancar dan semua isi perut istana juga akan terhidang lebih hangat di piringnya saat sarapan di kebun belakang istananya di Kebagusan atau saat makan malam di istananya yang lain di Teuku Umar.

Tapi terus terang—saya yakin—Megawati masih belum puas, Upayanya untuk mendongkel ‘pengkhianat’ yang lebih besar yakni Menteri BUMN Rini Soemarno--yang sebelumnya juga sangat dekat dengan dia--belum diakomodir Jokowi, padahal segala upaya telah dilakukan pihaknya, termasuk menyebar fitnah tentang 'yang katanya' ucapan Rini, yang disebarluaskan oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan digenjot habis-habsan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristoyanto yang sukses menyingkirkan Ketua KPK Abraham Samad dengan fitnah serupa, serta kengototan Wakil Sekjen PDIP Ahmad Basarah yang secara simultan terus menebar fitnah tentang Rini ke publik, namun kenyataannya tak digubris Jokowi. Terbukti nama Rini tak tercantum dalam dokumen reshuffel cabinet 12 Agustus 2015.

Megawati pastinya juga masih jengkel, karena Jokowi tak menunjukkan kepatuhan absolut karena terbukti Jokowi cuek dan tak meladeni keinginan Megawati dan elite PDIP untuk memasukkan unsur KMP dari PAN dan PD ke kabinet, padahal lobby dan desakan sudah gencar diupayakan.

Kita bahkan sudah melihat kegeeran PAN yang dengan genitnya—karena sangat yakin dengan pengaruh Megawati terhadap Jokowi--bersikap malu-malu kucing garong. “Kami tak kan minta-minta posisi menteri, apalagi mengaju-ajukan diri untuk itu, tapi kami akan terus mengkritisi kebijakan ekonomi Jokowi dan kami punya banyak kader yang capable untuk itu.” Sambil melempar lirikan penuh harap agar ditawari hi hi. Menjijikan sekali gaya politik rendahan kaya gitu. Diplomatis nggak, strategis juga bukan, malah terkesan dikemukakan oleh politisi kinyis-kinyis alias bau kencur.

Sekali lagi saya duga begitu. Faktanya Megawati bisa hadir siang ini di istana. Mungkin tadi malam para elite PDIP sibuk menyabarkannya. “Sudahlah ibu, paling tidak satu pengkhianat sudah tersingkir, satu lagi kita tunggu waktu yang tepat.”
Dugaan saya lho! Dan Megawati terpaksa mengangguk, meski diajuga masih gondok karena harapannya agar Jokowi memasukkan lagi lebih banyak orangnya ke kabinet--mintanya 6 lagi--juga dicuekin Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun