Mohon tunggu...
Esti Setyowati
Esti Setyowati Mohon Tunggu... Seniman - Bismillah

Librocubicularist.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

P(ulang)

15 Desember 2018   07:00 Diperbarui: 15 Desember 2018   07:12 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Udara dingin Solo memeluk. Masih pukul dua pagi. Kakiku berhenti sejenak. Menggigil kecil, ini adalah kali pertamaku menempuh perjalanan pajang Malang Solo menggunakan kereta api.

'Apakah dia benar benar menjemputku?'

Aku terus melangkah, melewati peron stasiun. Menyeret koper besar dengan terseok seok, kunyalakan ponsel. Sebuah panggilan menyergap membuatku gagap.

"Balik badan, arah jam empat"

Pelan kuputar tubuhku. Seorang lelaki berdiri di sana. Melempar senyum, menuai tangis di ujung mataku.

Selagi dia berjalan ke arahku, aku bersiap untuk tak terlihat cukup menyedihkan di matanya.

Tapi tak urung tangisku pecah jua, bersaing dengan aroma embun Stasiun Balapan.

"Hay, selamat datang" katanya pelan. Aku sudah tak bisa menahan diri untuk tidak memeluknya.

"Kenapa lama sekali?" keluhku. Dia usap punggungku hingga bahu. Menciumi tengkukku yang masih menggigil.

"Maaf" jawabnya.

Sebuah kalimat ringan di tempo hari tak kusangka ditanggapi dengan serius. Dua bulan kami berpisah dan sibuk dengan ego masing masing dapat luruh dengan keinginannya untuk 'pulang'. Persepsi tentang 'jarak akan memudarkan sebuah rasa' telah kubunuh paksa. Karena pada dasarnya yang terpenting adalah 'orangnya', bukan jaraknya. Dia kembali, menawarkan untuk mencintaiku mulai dari awal. Seperti yang dulu dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun