Mohon tunggu...
Esti Setyowati
Esti Setyowati Mohon Tunggu... Seniman - Bismillah

Librocubicularist.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bara

25 September 2018   16:20 Diperbarui: 25 September 2018   16:26 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku menemuinya setelah menikmati riuh pesta pora di kepala. Menghapus titik titik yang merembes dari sudut mata, tak urung kutarik juga sebuah kursi di depannya duduk. Menjemput resah yang aku khawatirkan jauh jauh hari, aku menatap matanya dengan kembali berkaca kaca.

Dua hari yang lalu, aku memulai untuk terus bersedih setelah mengintainya diam diam. Dipeluk seorang gadis bergaun selutut warna merah. Meski tak hanya sekali ini kuperhatikan ia sering berlama lama menemui perempuan lain, namun kurasa ini adalah bagian terpedih yang pernah ada.

            "Tia, aku mau bicara" katanya.

Aku mengangguk, namun menolak saat ia meraih jemariku untuk ia genggam.

            "Orang tua kita" katanya kemudian.

Aku kembali tersedu.

Kutatap langit langit, seolah ingin kembali menuang air mata yag telah riuh kutumpahkan.

            "Kita harus segera pulang, menyelesaikan semuanya".

Aku juga ingin begitu, batinku.

            "Kamu bersedia kan? Tia"

Kukatakan aku mau pergi setelah tuntas mengurus segala berkas untuk upacara kelulusan minggu depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun