SAJAK KEMATIAN'
Lalu untuk apa kita hidup?
jika hanya mampu melihat kenyang tanpa merasakan
tanpa banyak harapan, hamba berkehendak seperti mereka
rombongan orang yang telah sampai pada muara akhir
tapi Tuhan, wujud kenyataan hanya berpihak kepada siapapun yang bukan kita
Mending kita mati
nyaman tentram sentosa tanpa harus berpikir esok makan apa
teduh dan elok warna tanah makam
tak perlu untuk senantiasa terkejut melihat daster si pemudi kaya
Memang wajib mati
jika hidup hanya bermanfaat bagi nyamuk jalanan yang meminum darah pahit tubuh yang lapar
Kemudian datang kabar
tanpa burung dan telepati online
hanya sekedar mimpi yang memicu keringat untuk terus mengalir keluar membanjiri sarung
mengisyaratkan bahwa mati akan tiba menemui
Tapi apa
lapar dan masuk angin tak mampu menjadi alasan yang kuat untuk membunuh
meski nyamuk dari berbagai kasta menusukkan djarumnya
masih saja kita hidup
Padahal jika seandainya mati
akan menjadi suatu kematian yang sah
jika pada akhirnya tak mampu untuk mati
hanya harapan untuk enggan hidup yang bisa kami panjatkan