Mohon tunggu...
Imi Suryaputera™
Imi Suryaputera™ Mohon Tunggu... Administrasi - Jurnalis, Penulis, Blogger

Pria, orang kampung biasa, Pendidikan S-3 (Sekolah Serba Sedikit)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Banjar; Ungkapan, Peribahasa dan Idiom (Bag 3)

20 Februari 2014   23:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:37 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Tiap tahun bahasa daerah yang ada di Indonesia menurut berbagai sumber, semakin menurun jumlah penggunanya. Dikhawatirkan lama kelamaan beberapa daerah bukan mustahil akan punah dalam beberapa tahun ke depan jika tak segera ditangani pelestariannya oleh masing-masing daerah bersangkutan.
Permasalahan seperti diatas tak terkecuali menimpa Bahasa Banjar.

Untuk itulah selaku orang yang lahir dari etnis Banjar, saya tergerak untuk melestarikan bahasa daerah ini agar tetap memperkaya khazanah bahasa daerah di Indonesia.
Kembali saya menyambung tulisan saya terdahulu tentang ungkapan, peribahasa dan idiom dalam Bahasa Banjar.

a). TINGGALAM BULAT, artinya; tenggelam seperti batu. Ungkapan ini ditujukan terhadap seseorang yang berjanji namun tak lagi mengingat akan janjinya; ingkar janji.

b). SAMBUT SALUWANGAN; Sambut (sambut, terima), Saluwang (ikan sejenis wader). Maksud dari ungkapan ini ditujukan terhadap seseorang yang suka sekali menyahut ataupun menyela pembicaraan orang lain padahal bukan dia yang diajak bicara.

c). LINDUNG KUCING DUDUK, artinya; terlindung kucing yang sedang duduk. Maksud sebenarnya adalah tertuju pada seseorang yang makannya sangat rakus sehingga piringnya dipenuhi oleh makanan sampai mau tumpah.

d). KANCUR JARIYANGAU; Kancur (tanaman kencur), Jariyangau (tanaman jenis rumput yang memiliki wangi khas). Ungkapan ini biasanya ditujukan terhadap mereka yang masih terdapat hubungan kerabat atau sanak pamili. Misalkan, "ba-arti kita naya masih ada kancur jariyangaunya." Maksudnya, "berarti kita ini masih ada hubungan kekerabatan."

e). KADA TITIK BANYU DIGANGGAM, artinya; tak menetes air di genggaman. Peribahasa ini ditujukan terhadap seseorang yang sangat teramat pelit/kikir.

f). BAKAS BULU BATISKU; artinya; bekas bulu kakinya. Ungkapan ini bermaksud menyatakan suatu daerah sudah bekas dijelajahinya.

g). KURIHING SIMPAK; Kurihing (senyum), Simpak (penyok). Maksud sebenarnya ditujukan kepada seseorang yang tersenyum namun sangat terpaksa.

Cukup sampai disini dulu, disambung pada kesempatan lain. Terima kasih kepada yang berminat mengetahui perihal Bahasa Banjar, semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun