Kalau kamu pernah main ke Yogyakarta atau daerah sekitarnya, pasti kenal sama satu sosok yang tinggi, gagah, tapi juga bikin dredeg, siapa lagi kalau bukan Gunung Merapi. Dari kejauhan, dia berdiri megah seolah menjaga tanah Jawa. Tapi siapa sangka, di balik pesonanya yang memukau, Merapi menyimpan cerita panjang tentang kekuatan alam, tragedi, ketangguhan, dan juga kehidupan.
Gunung Merapi adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia, bahkan di dunia. Ia terletak di perbatasan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, dan secara administratif mencakup beberapa kabupaten seperti Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten. Tingginya saat ini sekitar 2.930 meter di atas permukaan laut, tapi karena sering meletus, ketinggiannya bisa berubah-ubah. Kadang bertambah karena timbunan material vulkanik, kadang malah berkurang karena letusan besar.
Letusan Gunung Merapi sudah terjadi sejak zaman dulu. Tapi salah satu letusan yang paling dikenang tentu saja terjadi tahun 2010. Waktu itu, Merapi meletus dengan sangat dahsyat. Ribuan orang mengungsi, banyak rumah hancur, dan puluhan orang kehilangan nyawa. Salah satu tokoh yang sangat dikenang dari peristiwa ini adalah Mbah Maridjan, sang juru kunci Merapi yang memilih tetap tinggal di rumahnya hingga akhir hayat. Kisahnya menyentuh banyak orang dan jadi simbol kesetiaan pada tradisi serta keyakinan akan keseimbangan alam.
Tapi jangan salah, meskipun sering meletus, masyarakat di sekitar Merapi justru tetap bertahan dan hidup berdampingan dengan gunung ini. Mereka percaya bahwa selama tahu batas, tahu cara menghormati alam, maka hidup akan berjalan dengan damai. Itulah kenapa banyak desa-desa di lereng Merapi tetap eksis, bahkan berkembang. Beberapa bahkan jadi desa wisata yang sukses menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Buat para pendaki.  Gunung  Merapi adalah tantangan yang menggoda. Jalur pendakian yang paling populer biasanya lewat Selo, Boyolali. Dari sana, pendaki bisa menikmati perjalanan mendaki yang penuh tantangan tapi juga menyuguhkan pemandangan yang luar biasa indah. Sunrise dari lereng Merapi itu... nggak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Kamu bakal lihat lautan awan, langit oren kemerahan, dan siluet gunung-gunung lain di kejauhan. Tapi karena Merapi aktif, pendakian sering ditutup jika aktivitasnya meningkat, demi keselamatan bersama.
Buat kamu yang nggak pengin naik ke puncak, tenang aja. Kawasan sekitar Merapi juga punya banyak destinasi seru. Salah satu yang paling terkenal adalah Lava Tour Merapi. Di sini, kamu bisa naik jeep menyusuri bekas-bekas letusan, mulai dari bunker Kaliadem, sisa-sisa rumah warga, batu besar yang terbawa erupsi, hingga Museum Sisa Hartaku, tempat barang-barang bekas letusan dipajang sebagai pengingat dahsyatnya Merapi. Seru, mendebarkan, dan menantang.
Lalu ada juga kawasan wisata seperti Bukit Klangon, The Lost World Castle, dan Stonehenge Merapi yang cocok buat foto-foto, kalau kamu suka camping kamu juga bisa melakukan aktivitas itu disana , atau sekadar ngopi sambil menikmati udara sejuk. Belum lagi wisata edukasi mitigasi bencana di mana pengunjung bisa belajar soal bagaimana menghadapi letusan gunung secara bijak.
Yang menarik, Merapi juga punya peran spiritual dan budaya yang sangat kental. Dalam kepercayaan Jawa, Merapi adalah bagian dari garis imajiner sakral antara Pantai Selatan , Keraton Yogyakarta , dan  Gunung Merapi. Merapi dianggap sebagai penjaga utara, tempat yang dihuni kekuatan alam dan gaib yang dihormati. Nggak heran kalau setiap tahun diadakan labuhan atau upacara persembahan kepada Merapi, sebagai bentuk penghormatan dan permohonan keselamatan.
Meski sering bikin khawatir, Merapi juga membawa berkah. Tanah di sekitarnya subur luar biasa karena kaya akan mineral vulkanik. Sayur sayuran, kopi, dan tanaman lain tumbuh subur di lereng Merapi. Bahkan, material vulkanik seperti pasir dan batu jadi sumber penghasilan warga.