Mangan iku dhahar
Ngombe iku ngunjuk
Adus iku siram
Turu iku sare
Lungo iku tindhak
Nggawa iku ngasta
Muleh iku rawuh
Tuku iku tumbas
Dari hanya sekelumit lagu tersebut sudah luar biasa antusias respon anak-anak, di luar dugaan mereka semakin sulit mencoba mnegucap logat yang benar semakin tertantang mereka bukan malah semakin mundur. Taruhlah ada murid saya yang bernama Amanda, dia gadis kecil yang bermata coklat orang jawa tulen cuma tinggal di negara Inggris hampir 5 Tahun di sana. Apa yang dia rasa setelah belajar Bahasa jawa, dia sangat kaget dan terbelalak,
 "Oh my God there are so many languanges in Indonesia, actually Javanese there are level when we are speaking based on the person we will meet."
Akan tetapi dia berusaha keras tetap mau belajar Bahasa jawa bukti kecintaanya kepada Indonesia. Amanda salah satu murid "mantan" murid asing aja sangat menghargai bahasa jawa, karena menurut dia bahasa jawa adalah bahasa yang paling keren karenA ada tingkatan unggah ungguh. Beda usia seseorang beda tingkatan bahasanya. Bahasa kalangan muda dan seumuran berbeda jauh dengan bahasa orang sepuh (lebih tua).Â
Dia juga berpendapat berarti harusnya yang lebih susah dan patut dipelajari adalah bahasa jawa, karena melatih kita untuk punya kosakata yang banyak dan luwes tentunya. Bahasa jawa yang merupakan hanya pelajaran muatan lokal dan hasil belajar identik tidak memuaskan, maka hal itu salah. Nilai anak-anak lebih bagus dari pelajaran Bahasa yang lain dan sangat menanti pelajaran muatan lokal tersebut.
Dari sinilah kita sebagai tenaga pendidik, orang tua dan masyarakat  mempunyai andil yang cukup besar dalam melestarikan kearifan lokal salah satunya adalah bahasa daerah. Agar anak-anak sebagai generasi penerus bisa melihat, mencontoh, dan mau mempraktek bicarakan dalam kehidupan sehari hari.Â
Utamakan Bahasa Indonesia, lestarikan Bahasa Daerah, dan kuasai Bahasa asing.