Mohon tunggu...
Imas masruroh
Imas masruroh Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi

Hi Salam kenal , Mohon Kritik dan sarannya ya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Buku "NII sampai JI: Salafy Jihadisme di Indonesia"

25 November 2020   07:00 Diperbarui: 25 November 2020   07:13 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pertemuan DI dan Islam Modernis 

Setelah mencoba bangkit dan melalui hubungan benci mesra dengan pemerintah RI, generasi yang berjuang bersama Kartosuwirjo pun diciduk tentara karena upaya kebangkitan DI yang disebut komando Jihad pada dekade 70 an. Karena generasi Tua DI Sudah banyak yang dipenjara, Aceng Kurnia sebagai generasi lama menjalankan strategi perekrutan terutama di Kampus -Kampus umum. Sentimen komunisme dan sentimen kristenpun digunakan sebagai penarik minat dan berhasil mengajak orang-orang muda kaum modernis yaitu dari Muhammadiyah, DDII, dan lainnya untuk bergabung. 

Diantara mereka ada Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir yang kemudian hari mencopot adag Djaelani (generasi tua) sebagai imam, mengambil alih kepemimpinan dan memindahkan basis dari Jawa Barat ke Jawa tengah.

Dari cerita Panjang ini kita bisa meraba dari periode mana aslany sentimen anti komunis, anti kristen, anti Bid’ah, takfir dan Tindakan kekerasan atas nama jihad dimulai. Semua itu berbaur berkat pertemuan DI dengan sejumlah kaum modernis seperti DDII, Muhammadiyah, Mayumi, dan lainnya pada dekade 70-80. Ditambah dengan pengaruh dari Timur Tengah yang mendirikan lembaga di Jakarta untuk memperluas pengaruh salafi. Cerita-ceritaseperti tali-temali yang tiada habisnya, saat ditekan bahkan dihabisi, selalu ada sel yang bisa muncul lagi kemudian hari.

Yang menarik bahwa sejak awal kelompok jihad ini pasca kartosuwirjo berkali-kali terganjal friksi internal. Pecahnya DI kemudian munculnya JI merupakan salah satu contoh friksi besar. Selain itu banyak perpecahan bahkan dalam tubuh JI setelah peristiwa Bom Bali. Friksi semacam ini juga biasa terjadi di tubuh mujahidin Timur Tengah seperti sekarang Al-Qaeda juga telah pecah menjadi beberapa kelompok yang berbeda, salah satu yang paling besar adalah ISIS.

Pergolakan Politik di era orde baru yang mencanangkan Pancasila sebagai ideologi tunggal dan berkuasanya orang katolik di sekitar Soeharto yang membuat kader jihad ini makin gerah. Sentimen dan kebencian ini terus di wariskan hingga saat ini. Sel jihad bekerja aktif sejak 2000 lalu diburu dan dibabat oleh tentara. Sejumlah peristiwa bom lonewolf juga pengaruh dari fatwa ISIS. Sumbu politik dalam negri dan pengaruh perang Timur Tengah sangat memengaruhi gerakan salafi jihadi. Kadang tiarap untuk menunggu saat yang tepat sembari mengumpulkan kekuatan melakukan aksi kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun