Mohon tunggu...
imas masitoh
imas masitoh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Full time mom

Bandung

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengatasi "Baby Blues" dengan Komunikasi

9 Agustus 2018   23:47 Diperbarui: 10 Agustus 2018   08:51 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Photo by Aditya Romansa on Unsplash.com

Ibu juga harus selalu bersyukur atas kelahiran si buah hati. Hal ini juga bisa membuat ibu menjadi ingin menjadi seorang ibu yang terbaik, sehingga ibu akan selalu berpikiran positif.

Setelah saya melahirkan, ada rasa khawatir yang saya rasakan. Khawatir ASI sayang kurang, khawatir tidak bisa menyusui, khawatir tidak bisa mengurus anak yang baru saya lahirkan. Perasaan itu terus menerus menghantui saya. Menangis tiba-tiba karena merasa lelah, makan tidak teratur, kurang tidur, saya rasakan hampir satu bulan lamanya.

Semakin hari saya semakin lelah, ditambah suami saya yang bekerja di Jakarta dan saya untuk sementara tinggal di Bandung, rasanya saya "sendirian" mengurus anak saya. 

Salah satu dampak dari sindrom ini ialah ASI saya sedikit, hingga akhirnya saya harus rela memberikan susu formula kepada anak saya. Walaupun hanya sekali saja memberikan susu formula itu, tetapi saya merasa sangat bersalah.

Awalnya saya tidak mengetahui lebih jelas apa itu baby blues saat itu. Akhirnya saya browsing dan membaca artikel tentang baby blues ini. Saya pun akhirnya sadar, kalau saya hampir mengalami postpartum depression.

Setelah mengumpulkan keberanian, saya menyampaikan apa yang saya rasakan kepada suami dan keluarga.

"Dan apa yang terjadi setelah itu?"

"SAYA LEGA"

Yah, dengan sendirinya, emosi naik turun yang selalu saya rasakan hilang secara perlahan, saya menjadi percaya diri dan mencoba untuk selalu berpikiran positif. Dan yang terpenting, ASI saya cukup untuk anak saya, karena kunci ASI itu melimpah adalah perasaa si ibu yang selalu happy.

Dan saya tidak sendiri, tergabung dengan salah satu grup komunitas ibu menyusui di Bandung, saya bertemu dengan beberapa ibu yang juga mengalami sindrom baby blues. "Apa yang mereka lakukan supaya mereka bisa melewati sindrom ini?" Yap, komunikasi dengan suami.

Penting untuk ibu yang mengalami baby blues ini menyampaikan apa yang terjadi dan apa yang dirasakan kepada suami. Supaya suami bisa membantu, mendukung juga bisa menjadi "juru bicara" kepada keluarga atau teman dekat yang kadang tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi pada ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun