Mohon tunggu...
Imansyah Rukka
Imansyah Rukka Mohon Tunggu... Jurnalis - Kemuliaan Hidup bukan hanya sekedar rutinitas namun bagaimana bisa mermanfaat bagi umat manusia dan alam semesta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ketua Persatuan Pewarta Warga Indonesia - PPWI Sulawesi Selatan -- Jurnalis Koran Sergap, (sergapreborn.id), Jendela Indo News (Jendelaindo.com).

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Orang Jawa Tertawai Yahudi

9 Juli 2010   12:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:58 3072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_189612" align="aligncenter" width="247" caption="JAWA dan Peradaban Dunia seolah tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Dunia bisa jadi merupakan suatu sampul atau kulit luar dari beberapa ajaran yang berkembang di Tanah Jawa. Simbol inilah salah satu pemahaman ajaran “Teosof” yang berasal dari kalangan bangsawan Jawa."][/caption] Dunia digenggamnya dengan segala cara. Mereka melihat dunia ini adalah sebuah tempat yang paling indah untuk menemukan kebagiaan hidup. Itulah mungkin surga bagi mereka. Apa saja yang ada di dunia ini adalah sebuah tipu daya. Sebuah permainan cahaya (sufistik) Makanya dengan segala pengetahuan dan sekaligus pemahaman mereka tentang alam semesta ini ia ingin menguasai dunia. Muncullah kesombongan mereka, yang di wujudkan dengan sepak terjangnya dan segala ke-egoannya untuk menguasai dunia secara global. Saking pahamnya (arogansi…), mereka tertawa di balik layar mereka. Ternyata manusia di muka bumi ini semakin lama semakin bodoh karena kepintarannya (zionisme salah kaprah..hahaha..) Itu masih dalam konteks pemahaman….( arogan sekali yahudi itu, memang hanya mereka yang paham..?)….hikkks…!”. Orang-orang jawa juga banyak yang paham mengenai apa yang dipahami yahudi-yahudi itu. Namun, ilmu tentang kesempurnaan dari pemahaman itu yang belum mereka temukan (hehehe…hingga saat ini mereka cari) Kalau begitu, kenapa musti ia jadi arogan - sombong dan ingin menguasai dunia..? Nah itu dia masalahnya..! (inilah benang merahnya bro”..., halus banget), saya berpikir begini. Jika flash back sejarah ke belakang dengan beberapa literature kuno bahwa ada sebuah kajian yang di kenal dengan “teosof”. Sebuah kajian ilmu dan pemahaman yang mirip dengan filsafat atau bagaimana anda menginterpretasikannya. Saya kaji dari beberapa literatur tersebut bahwa sebuah pemahaman “Teosof” memang awal mulanya dari yahudi (Nabi Musa). Padahal, ribuan tahun yang lalu orang-orang jawa utamanya dari kalangan bangsawan (berdarah biru) , tak ketinggalan dalam pemahaman Teosof ini. Buktinya , ada beberapa tokoh di Tanah Jawa yang sempat berpengaruh sebagai teosof dunia. Pengaruh tersebut lebih ditunjukkan dengan pemikiran-pemikirannya yang sangat holistik dan universal dalam meilhat manusia sebagai mahluk derajat tertinggi di alam semesta ini. Tidak hanya itu, dengan pemikiran-pemikiran yang “teosof” itu, haruslah mereka wujudkan dengan akhlak atau perbuatan yang baik dalam lakon mereka di dunia nyata ini. Karena alam itu sendiri berinteraksi (ada feedback) kepada orang-orang yang selalu sadar dengan esensi dan eksistensinya terlahir di jagad raya ini. Kalangan teosof jawa ini memahami bahwa ada sebuah poros atau inti dari alam semesta ini. Dengan begitu, inti atau poros tersebut yang memberikan sebuah jawaban-jawaban dalam mencari misteri Tuhan yang tiada batas itu. Itulah bagi orang-orang teosof bangsawan jawa dulu, yang juga sempat mempengaruhi dunia dengan pemikiran-pemikirannya yang di dapatkan dari hasil eksperimen laboratoriumnya sendiri. Hanya saja dalam perjalanannya menuai banyak hambatan dan tantangan. Terlebih lagi tokoh-tokoh dari sesepuh Tanah Jawa tersebut satu persatu telah wafat. Bagusnya, karena semasa hidupnya para sesepuh teosof itu telah mewariskan kepada sahabat dan muridnya apa yang mereka telah dapatkan. Namun tidak secara sembarangan. Paling tidak pewaris tahta itu bisa melanjutkan pengetahuan mereka mengenai “teosof” hingga saat ini yang semakin hari semakin langkah. Selangkah-langkahnya namun tetap masih ada dan terus ada hingga alam semesta ini masih ada. Karena masih adanya orang-orang itu, zion-zion yahudi terus memantau dan memonitor bahwa di Tanah Jawa atau mereka kenal dengan Nusantara ada orang-orang yang mengerti persis mengenai apa yang mereka ketahui, mereka tak ingin ada orang-orang yang bisa menyamai mereka di dunia ini. mereka tak mau kepintaran-kepintaran mereka tersaingi. Mereka mau manusia-manusia di dunia ini bodoh dan miskin (semua dan semuanya deh…sampai bagaimana mereka genggam dunia ini..) Itulah barangkali ambisi mereka, keserakahan mereka dan sesatnya mereka. Padahal sebenarnya apa yang mereka cari-cari itu ada di tanah Jawa. Orang-orang Jawa pun senyum dikulum lalu menertawainya dengan berkata “sombong akan kebodohannya”. Dunia Digenggam Oleh Orang Jawa…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun