Jarak lemari kaca tempat mereka berada hanya terpaut 3 meter, sedikit terhalang sandaran kursi. Benar, tidak terlihat Tako di sana. Kadang --kadang saat Ken teramat kelelahan dan ingin bersegera tidur, Ia meletakkan begitu saja semua mainannya. Jika sudah begitu, Bunda Ken tidak tinggal diam. Ken tidak boleh tidur jika semua mainan belum masuk ke lemari kaca di ujung kamar.
" Tahun depan kamu sudah masuk sekolah dasar, Ken. Artinya sudah besar. Anak besar harus belajar tanggung jawab." Begitu nasihat Bunda, kala Ken malas-malasan berberes.
" Tako ada di balik pintu." Tiba-tiba terdengar suara asing yang tidak dikenali. Benda di dekat pintu lemari membalikkan badannya. Sayapnya yang panjang menyentuh ujung lemari sehingga tidak bisa sepenuhnya membelok. Suma, Odi dan Sata saling merapat. Benda itu lebih besar dari mereka. Ujung badannya runcing, ada empat roda kecil dibagian bawah. Warna abu kombinasi hitam membuatnya terlihat gagah.
"Namaku Andrew sang pesawat jet tempur , aku datang tengah malam tadi bersama Ayah Ken. Aku datang dari negeri jauh. Itu mengapa badanku jauh lebih besar dari kalian. Warnaku pun jauh lebih berkilau." Tanpa diminta, Andrew menerangkan keberadaannya.
"Tako sudah usang." Lanjut Andrew ."Dia layak dibuang ! Karena sudah ada aku, mainan pengganti yang jauh lebih bagus, hahaha." Tawa Andrew memenuhi seantero lemari.
Suma menutup kedua telinganya. Kemarin kaca telinganya pecah karena jatuh dari teras terguling ke tanah. Suara keras sering mengagetkannya.
"Tidak mungkin Tako dibuang! Ken orang baik !" Sata maju mendekati Andrew. "Buktinya aku. Sudah empat tahun aku menemani Ken. Gerbongku rusak semua, tapi Ken tetap sayang padaku."
Andrew kembali tertawa memperlihatkan gigi-giginya yang tajam sembari mengetuk-ngetukkan empat roda kecilnya ke lantai kaca. " Tunggu saja giliranmu , Sata !" Bentukmu sungguh lebih layak menjadi rongsokkan. "Suma bersembunyi dibalik badan Odi. Dia tidak tahan dengan kegaduhan yang ditimbulkan Andrew .
"Betul, Ken tidak mungkin melakukannya" Kali ini Odi backhoe kuning yang berbicara." Roda depanku pernah rusak .Ujung besinya patah . Ken kemudian meminta tolong Ayah menyambungkannya kembali. " Ken menyayangi kami semua !"
Suara langkah kaki membuat semua diam. Andrew menutup mulutnya. Suma , Odi dan Sata saling menempelkan badan.
"Bunda, mohon bantu aku ." Ken membawa sebuah kotak kardus. Dari balik pintu diambilnya sebuah benda kemudian dimasukkan kedalam kardus.