Mohon tunggu...
iman deke
iman deke Mohon Tunggu... Evangelis

Menulis Artikel Rohani

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Tekun Menghadapi Persoalan

5 Oktober 2025   21:08 Diperbarui: 5 Oktober 2025   21:08 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Renungan 

Nats: Yesaya 40:1-11

        Berita yang paling dinanti-nantikan Ketika seorang berada dalam penjara adalah masa pembebasan, bahwasanya masa hukuman akan berakhir dan segera bebas.

Kita dapat ketahui bahwa masa pembuangan di Babel, masa yang mengerikan bagi bangsa Israel dimana, bangsa ini mengalami penindasan, penganiayaan, kehilangan harta benda, kehilangan nyawa, bahkan kehilangan pengharapan akan segalanya. Masa-masa ini adalah yang sulit bagi bangsa Israel. Untuk keluar dari tekanan itu mereka tidak bisa. Israel benar benar sedang ada dalam pergumulan sebagai bangsa yang ditindas di Babel.

Satu-satunya jalan untuk keluar dari tekanan dan pergumulan yang begitu berat dialami bangsa Israel, menantikan pertolongan dari Tuhan Allah.

       Itulah berita yang ada dalam Yesaya pasal 40, bagian kedua dari kitab Yesaya merupakan kumpulan nubuat tentang pemulihan yang Allah lakukan terhadap umatNya, setelah mereka selesai menjalani masa pembuangan di Babel karena dosa-dosa mereka.

       Yesaya 40 : 1 - 11 adalah merupakan nubuatan nabi untuk orang orang Israel yang ada dalam Pembuangan di Babel. Kondisi Israel secara politis, sosial dan ekonomi mengalami kemerosotan atau bahkan bisa dikatakan lumpuh dan tak berdaya.

Pasal 40 ini ditulis untuk memberikan penguatan serta penghiburan akan bangsa Israel serta memberikan pengharapan selama mereka tertawan di Babel selama 150 tahun.

Yesaya menghibur umat Allah dengan bernubuat kepada angkatan mendatang tentang kabar baik bahwa masa hukuman Allah hampir usai dan keselamatan dan berkat akan tiba.

Tema kita berbicara tentang "Tekun Menghadapi Persoalan". Tentu saja bapak ibu saudara setiap kita punya problema kehidupan, masalah itu silih berganti datang dalam kehidupan kita. Dan saya mau katakan bahwa tidak ada satu pun yang luput dari persoalan hidup.

Persoalan yang kita alami tentu saja macam-macam, dan terkadang didalam persoalan itu kita bisa saja hilang pengharapan dan keputusaan.

Itulah yang dialami oleh bangsa Israel dalam pembuangan, mereka mengalami tekanan hidup yang begitu rumit, sehingga mereka menjadi pesimis, tak berdaya, dan lain sebagainya.

Berbicara tentang bertekun dalam persoalan bukanlah hal yang gampang bagi kita, tetapi bahwa kita belajar bahwa Ketika tekun menghadapi persoalan hidup yang ada, kita percaya akan ada pertolongan serta janji bahwa Tuhan akan datang untuk memberikan pengharapan dan kelepasan bagi kita yang menderita.

Dalam penantian itu Tuhan akan memberikan:

Tuhan Menghibur Kita
Tuhan Menghibur Kita

Penghiburan ay. 1-2

Ayat 1-2 Nabi Yesaya menyeruhkan bahwasanya akan ada yang menghibur umat Israel didalam penderitaan yang mereka alami. Bahwa penderitaan yang mereka alami akan segera berakhir dan mereka menerima berkat dari Allah.

Menyiapkan diri untuk kemuliaan Tuhan ay. 3-8

Tekanan hidup yang begitu berat serta waktu yang cukup lama dalam masa pembuangan telah membuat sebagian orang merasa pesimis dan kehilangan pengharapan. Padahal pembuangan dan penderitaan bukan dimaksudkan Allah untuk menghancurkan hidup mereka, tetapi justru memurnikan hidup mereka. Namun situasi kehidupan yang mereka alami telah membuat mereka kehilangan iman, kurang sabar, akhirnya jatuh dalam lembah keputus-asaan. Karena itu, hati yang seperti "lembah" inilah yang harus diratakan, supaya dapat melihat kemuliaan dan keselamatan yang dari Tuhan. Seruan seperti ini jugalah yang disampaikan oleh Yohanes pembaptis, ketika ia diberi tugas mempersiapkan jalan bagi Tuhan. (Mark 1:2-3). Mengapa? Karena situasi yang juga kurang lebih sama ketika Kristus datang dalam dunia ini. Banyak orang yang berputus asa menjalani hidup dalam himpitan penderitaan, penjajahan Romawi, pemimpin politik yang korup, pemimpin agama yang munafik dan konformis, telah membawa hati umat menjadi pesimis dan hilang harapan. Selama hati seseorang dikuasai oleh keputusasaan, ia tidak akan pernah melihat dan menyambut keselamatan yang dari Tuhan. Sebab itu Yohanes menyerukan hal ini, untuk memberikan penghiburan, pengharapan dan kepastian akan janji Allah yang telah digenapi.

Firman Tuhan Dasar Kehidupan Orang Kristen
Firman Tuhan Dasar Kehidupan Orang Kristen

Firman Allah Tetap Untuk selama-lamanya

"Rumput menjadi kering bunga menjadi layu, merupakan gambaran kondisi Israel yang tak berdaya tapi Firman Tuhan dan Kehendak Allah tetap kokoh dan teguh. Oleh sebab itu Israel diajak untuk memulihkan hubungan mereka dengan Tuhan. Bapak Ibu Saudara saya mau katakann bahwa ditengah-tengah kelemahan kita sebagai manusia fana, kita memiliki firman Tuhan yang tetap teguh untuk selama-lamanya walaupun kondisi kita, tidak mengenakkan sekalipun, namun firman itu hidup didalam diri orang percaya.  Maka Bapa Ibu Saudara, apapun kita yang kita alami, seberat apa pun itu ada firman yang akan menolong kita untuk memberikan penguatan bagi kita.

Itulah yang suara yang diserukan oleh nabi Yesaya bahwa sekalipun bangsa Israel tak berdaya, tetapi firman itu tetap kokoh.

Tuhan Menghimpun Kita
Tuhan Menghimpun Kita

Menghimpun umat-Nya dengan Tangan-Nya ay. 9- 11

Allah dilukiskan sebagai seorang gembala yang mengangkat seekor anak domba supaya melindungi dan membawanya dekat di hatinya (bd. Mat 6:24-34). Walaupun Allah mahakuasa (ayat Yes 40:10) dan bangsa-bangsa dianggap-Nya seperti debu (ayat Yes 40:15), Dia masih memperhatikan setiap domba-Nya secara pribadi. Jangan sekali-kali kita berpikir bahwa Allah demikian agung sehingga mengabaikan keperluan dan persoalan pribadi seorang percaya.

Bapak Ibu Saudara disini nabi Yesaya menyerukan bahwa akan datang penolong bagi bangsa Israel yang dengan kekuatan tangan menuntun bangsa ini.  Pribadi itu menghimpun umat-Nya seperti anak domba yang dituntun oleh gembala. Pribadi itu adalah Yesus yang datang memberikan keselamatan, kelepasan didalam penderitaan yang dialami. 

Kesimpulan:

Saya dan Bapak Ibu Saudara punya persoalan hidup masing-masing, terkadang persoalan itu penghimpit hidup kita dan membuat kita kehilangan keseimbangan sehingga terkadang merasa pesimis, merasa putus asa, dan bahkan tak berdaya. Yang jadi kesimpulannya apakah Ketika datang persoalan itu kita tetap bertekunkah, secara khususnya kita bertekun didalam Tuhan Yesus Kristus, ataukah Ketika datang persoalan hidup itu dalam kehidupan kita, kita lari dan tak punya pengharapan bahwa ada yang akan menolong kita.

Ketahui Bapak Ibu Saudara...apapun yang Bapak Ibu Saudara dan saya alami percaya Ketika kita bertekun didalamnya dan menantikan tangan yang kuat itu untuk  menolong kita, percaya bahwa Dia akan datang menolong kita dan memberikan kelepasan bagi setiap kita. Amin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun