Mohon tunggu...
Iman Agung Silalahi
Iman Agung Silalahi Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar hidup sehat holistik

Selalu merasakan sebuah kebahagiaan tersendiri saat mitra kerja atau sahabat berhasil menemukan inspirasi dan keyakinan diri untuk mencapai apa yang diimpikannya. Tertarik menjadi pembelajar hidup sehat holistik sejak Februari 2021 setelah resmi menyandang status penderita diabetes tipe 2.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gejala Diabetes: Salah Si-Apa?

4 April 2021   07:19 Diperbarui: 4 April 2021   07:22 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Otot yang namanya disebut oleh Penis tidak bereaksi. Dia hanya berdiam diri. Dia tampak lesu dan tak bertenaga.

"Boleh saya memberi tanggapan, Bos?" Pankreas tampak merasa kesal karena dirinya disalahkan juga oleh Penis.

"Silakan."

"Begini, Bos. Suka atau gak suka, kalau Mulut mengirimkan karbohidrat ke Perut, maka sesuai dengan SOP ('standard operating procedure') saya harus bekerja untuk menghasilkan insulin. Semakin banyak karbohidrat yang dikirimkan dari Mulut ke Perut, maka semakin banyak insulin yang saya harus hasilkan. Insulin ini sangat diperlukan karena kalau gak demikian, maka kadar gula darah akan meningkat tinggi. Dan ketika kadar gula darah naik tinggi di atas batas normal, maka itu akan mendatangkan bahaya buat kita semua." Pankreas berdiam sejenak. Dia ingin memastikan bahwa apa yang sedang disampaikannya itu diperhatikan oleh semua peserta rapat.

"Laporan hasil 'medical checkup' menunjukkan bahwa kadar glukosa darah puasa kita sudah melebihi 126 mg/dL. Ini adalah sebuah tanda atau gejala diabetes. Dan laporan-laporan yang disampaikan oleh Lemak, Mata, Tenggorokan, dan Penis adalah juga gejala diabetes."

"Terus terang saja saya katakan bahwa saya gak percaya kalau Mulut punya maksud baik ketika dia mengirimkan karbohidrat ke Perut. Apanya yang baik? Bohong dia itu! Itu alasannya saja agar dia bisa menikmati setiap hidangan yang tersaji di hadapannya. Mohon maaf kalau saya bilang bahwa Mulut gak punya maksud baik."

"Tapi memang betul bahwa karbohidrat dalam bentuk glukosa adalah bahan bakar atau sumber energi untuk kita. Tanpa glukosa, mana mungkin masing-masing kita bekerja dan bertumbuh? Tapi kalau kebanyakan glukosa di dalam darah, itu justru akan membebani kita semua. Cepat atau lambat akan terjadi resistensi insulin."

"Resistensi insulin?" Hampir semua yang hadir serempak bertanya.

"Iya, resistensi insulin. Artinya, Otot, Hati dan Lemak gagal merespon sinyal dari insulin. Akibatnya, mereka gak bisa menerima glukosa untuk diubah menjadi energi cadangan di dalam gudang-gudang penyimpanan mereka. Akibatnya lagi, kadar glukosa di dalam darah akan tetap tinggi. Akibatnya lagi, cepat atau lambat akan masuk ke dalam status pra-diabetes dan diabetes. Akibatnya lagi ..."

"Apa akibatnya lagi? Dari tadi kok hanya akibatnya lagi terus ...." Mulut kembali usil ketika bertanya.

"Akibatnya lagi, kerusakan akan terjadi di mana-mana. Bisa terjadi komplikasi. Ini proses kerusakan yang sudah dan sedang terjadi pada kita saat ini. Apa kita semua mau cepat mati?" Pankreas berkata dengan nada suara meninggi sehingga membuat Jantung terkejut setengah mati dan Paru terengah-engah nyaris mati sementara yang lain semakin meringkukkan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun