Mohon tunggu...
Jurnalis Advokasi
Jurnalis Advokasi Mohon Tunggu... Jurnalis Advokasi menuju jurnalisme solusi : Pejuang agraria, lingkungan dan HAM

"Temukan benih kemuliaan itu, sejatinya ada dalam dirimu"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ramadhan, Hujan dan Syukur yang Menyejukkan Hati

10 Maret 2025   14:44 Diperbarui: 10 Maret 2025   14:44 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi hujan (sumber : sindonews)

Suatu sore di bulan Ramadhan, hujan turun dengan lembut, menghadirkan kesejukan yang menyentuh jiwa. Rintik-rintiknya jatuh perlahan di antara dedaunan, menciptakan harmoni alami yang begitu menenangkan. Udara yang sebelumnya hangat berubah sejuk, membawa serta ketenangan yang menyelusup ke dalam hati. Dalam momen ini, ada rasa syukur yang begitu dalam atas setiap tetes hujan yang turun, sebagai anugerah dari-Nya.

Aku duduk di sudut ruangan, menatap keluar jendela sambil mendengarkan gemericik air yang jatuh di pepohonan. Dalam hening, aku meresapi kebesaran Allah. Baru saja aku selesai melantunkan zikir tasbih, memuji asma-asma-Nya dengan penuh keikhlasan. Ada ketenangan luar biasa dalam menyebut nama-nama-Nya, seakan semua kesibukan duniawi menghilang, digantikan oleh rasa damai yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Ramadhan adalah bulan yang mengajarkan kesabaran dan keikhlasan. Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menumbuhkan ketahanan batin dan rasa syukur dalam setiap keadaan. Hujan yang turun sore ini seolah menjadi pengingat bahwa dalam setiap ujian, ada berkah yang tersembunyi. Seperti hujan yang datang setelah kemarau panjang, begitu pula setiap kesulitan dalam hidup pasti diiringi dengan kemudahan dan rahmat-Nya.

Aku teringat bahwa setiap momen dalam hidup, sekecil apa pun, adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Hujan yang membasahi bumi, udara yang menyegarkan, dan kesempatan untuk kembali mengingat-Nya adalah anugerah yang patut disyukuri. Dalam Ramadhan ini, aku berjanji untuk lebih banyak bersabar, lebih sering bersyukur, dan lebih mendekatkan diri kepada-Nya.

Senja mulai merayap, meninggalkan cahaya keemasan yang membaur dengan rintik hujan. Dalam hati, aku berdoa semoga keberkahan Ramadhan ini tak hanya membawa kesejukan di sore hari, tetapi juga menerangi jalan hidup dengan cahaya iman yang lebih kuat. Sebab, dalam setiap tetes hujan yang turun, ada doa yang dikabulkan, ada harapan yang diperbarui, dan ada kebesaran Allah yang selalu menyertai setiap langkah kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun