Pendidikan dalam arti sempit merupakan kegiatan yang dipersiapkan sedemikian rupa yang diberikan kepada anak yang belum dewasa oleh orang dewasa, agar anak tersebut menjadi dewasa untuk mengambil keputusan, dan kebijaksanaan dalam kehidupannya. Pandangan seperti itu tidaklah salah. Namun mengartikan pendidikan secara sempit, berakibat pada bentuk implementasi yang juga terbatas. Salah satu implikasi dari pengertian pendidikan secara sempit adalah pragmatisme, semisal kasus ijazah palsu.
Berbanding terbalik dengan pengertian secara sempit, secara luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan kehidupan. Dalam pandangan ini, pendidikan adalah salah satu fase dalam hidup seorang manusia, yang tidak mampu ditolak oleh manusia manapun. Salah satu implikasi dari pengertian pendidikan seperti ini adalah, humanitas. Dan tokoh pendidikan telah mewarisi bagaimana sejatinya kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan.
Sejatinya, pendidikan dilaksanakan untuk memanusiakan manusia. Sebagai subjek dari kegiatan pendidikan, manusia mengambil tempat pada aras tertinggi. Seperti dipikirkan oleh Driyarkara, sebaik-baiknya kegiatan pendidikan itu dilaksanakan dalam rangka memanusiakan manusia. Pemikiran Driyarkara ini mengadung makna bahwa, kegiatan pendidikan-lah yang harus mengikuti fleksibilitas manusia. Bukan sebaliknya, yakni pendidikan yang dipaksakan kepada subjek pendidikan tersebut.
Apabila pendidikan dilaksanakan dengan memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan, maka pendidikan semestinya tidak dibatasi pada pengaturan lingkungan dalam kelas. Namun juga diberikan kesempatan anak didik untuk mengekplorasi lahan pendidikan lainnya yakni kehidupan itu sendiri, dimana terdapat banyak sekali interaksi didalamnya seperti interaksi manusia dengan lingkungan spiritual, lingkungan keluarga, lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan politik, lingkungan ekonomi, dan sebagainya. Sehingga apabila anak didik bersentuhan langsung dengan lingkungan kehidupan, niscaya akan menghasilkan manusia yang berpendidikan seutuhnya.
Hidup merupakan anugerah Tuhan yang tiada bandingannya. Sebagai sebuah anugerah, manusia hendaknya menjaga dan memelihara kehidupan itu sendiri. Kegiatan yang menghidupkan harus ditunjang dari segala bidang, termasuk dalam bidang pendidikan. Kegiatan pendidikan bukan laboratorium kehidupan. Kegiatan pendidikan harus menyatu dengan kehidupan itu sendiri. Dengan semangat melaksanakan pendidikan yang menghidupkan, diharapkan segera tampil manusia sejati yang merupakan citra dari penciptanya. (ISA).
Â