Mohon tunggu...
Imam Wiguna
Imam Wiguna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Karyawan swasta, ayah dua anak, tinggal di Bogor.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Durian Si Bintang, Rp 500 Ribu Per Buah!

25 Januari 2018   13:57 Diperbarui: 25 Januari 2018   14:06 3554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Durian si bintang, harga Rp500.000 per buah (Imam Wiguna)

Pada 17 Januari 2018 saya kedatangan tamu. Yang datang adalah H. Ajid, pekebun durian dan pemilik lapak durian terkenal di Pandeglang, Banten, yaitu Durian Jatohan Ajid (DJA). Ia ditemani Iwan Subakti, seorang penjelajah durian dan pengurus Yayasan Durian Indonesia (YDI). Kedatangan kali ini H. Ajid membawa tiga buah durian.

Ajid mengatakan kalau durian yang ia bawa namanya si bintang. Mendengar nama durian itu sungguh mengejutkan. Pada Februari 2016 saya berburu durian ke Pandeglang dan bertemu Ajid. Ketika itu ia bercerita tentang keistimewaan si bintang. Durian itu menjadi rebutan para maniak durian karena rasanya yang sangat enak.

Bahkan, ia sampai bertengkar dengan seorang pelanggan yang ingin memborong seluruh durian si bintang, termasuk yang masih di pohon. Harganya gak tanggung-tanggung, hingga Rp150.000 per buah. Padahal, sekali musim berbuah, durian si bintang bisa menghasilkan hingga 400 buah. Artinya Rp60-juta di depan mata Ajid.

Durian si nangka (Imam Wiguna)
Durian si nangka (Imam Wiguna)
Namun, ketika itu Ajid menolak. Ia bukannya menolak rejeki, "Saya menolak seluruh durian diborong agar pencinta durian lain bisa mencicipinya," katanya. Gagal membujuk Ajid, pengunjung pulang dengan memendam kemarahan. "Hari berikutnya saya menerima puluhan pesan singkat penuh makian dari pengunjung itu melalui telepon genggam," katanya. Ajid menuturkan bukan kali itu saja ada pelanggan yang ingin memborong si bintang. "Ada pelanggan lain yang menawar lebih mahal, hingga Rp400.000 per buah," tuturnya. 

Meski tawarannya sangat menggiurkan, Ajid lagi-lagi menolak. Sayangnya ketika itu saya gagal mencicipi durian si bintang karena buahnya masih muda. Pucuk dicinta ulam tiba, pada musim durian kali ini Ajid membawa si bintang yang sudah matang. Itu berarti, saya bisa mencicipi duian yang fenomenal itu.

H. Ajid, pemilik durian si bintang. (Imam Wiguna)
H. Ajid, pemilik durian si bintang. (Imam Wiguna)
Saya lalu bertanya tentang harga si bintang saat ini. Ternyata jawabannya mengejutkan, saat ini Ajid menjualnya Rp500.000 per buah untuk durian berbobot rata-rata 2,5-3 kg per buah itu.

Meski berharga fantastis, kata Ajid si bintang tetap laris manis!. Seolah ingin meyakinkan saya, ia pun memperlihatkan sebuah pesan singkat ke saya. Di situ tertulis agar Ajid mengirim si bintang sebanyak 20 buah. Lokasi si pemesan di daerah Menteng, Jakarta Selatan. Dari lokasi rumah si pemesan saja saya bisa menaksir kalau dia duitnya ngga berseri. Saya pun makin tidak sabar untuk segera mencecap si raja buah itu. 

Setelah Ajid pulang, saya pun bergegas membuka salah satu buah. Dari aromanya si bintang itu matang pohon. Begitu terbuka aroma tajam durian langsung memenuhi ruangan. Daging buah tampak atraktif, yakni berdaging kuning. Saya pun mengambil salah satu pongge, dan hap... Mmm... tekstur daging buahnya lembut tanpa serat dan sedikit lengket sehingga agak susah untuk ditelan.

Rasanya dominan manis dengan sedikit rasa pahit. Memang layak kalau sampai laku dengan harga Rp500.000 per buah, meski dari segi rasa masih belum menyamai musang king dan ochee alias duri hitam yang pernah saya cicipi di Malaysia.

Sebetulnya tak hanya si bintang durian enak dari kebun Ajid. Pada 2016 saya berkunjung ke kebun Ajid di wilayah Anyer, Kabupaten Serang, Banten. Salah satunya yang pernah saya cicip adalah si bolu yang daging buahnya berwarna kuning. Saat digigit daging buah terasa lembut dengan sedikit berserat.

Durian si bolu (Imam Wiguna)
Durian si bolu (Imam Wiguna)
Saya juga pernah mencicipi si blue band. Disebut demikian karena warna daging buah berwarna kuning mirip mentega. Namun, ketika itu warnanya kurang optimal sehingga tampak lebih pucat.

Warna daging buah si blue band kalah kuning dibandingkan si bolu. Namun, saat mencicip rasa blue band lebih unggul daripada si bolu. Daging buahnya lebih lengket, tapi sama-sama sedikit berserat. Pada bagian antara biji dan daging buah terdapat selaput yang terasa renyah, tapi tidak terlalu tebal. Citarasa si blue band dominan manis. 

Durian si blue band
Durian si blue band
Berikutnya Ajid menyodorkan si ketan bayong. Tekstur daging buahnya lengket seperti ketan. Sementara kata bayong berarti ikan gabus dalam bahasa Banten.

Ia menyerupakan dengan gabus karena sosok pongge si ketan bayong memanjang, tidak membulat seperti si bolu atau si blue band. Saat mencicip tekstur daging buahnya memang lengket dan nyaris tanpa serat. Rasanya manis dan sedikit pahit di ujung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun