Mohon tunggu...
Imam Wibisono
Imam Wibisono Mohon Tunggu... Petani - Menulis adalah mencatatkan sejarah

berbagi inspirasi tiada henti...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Garuda Menanti Metamorfosa Moral Bangsa

23 November 2011   09:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:18 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekalahan dramatis yang dialami oleh tim garuda muda Indonesia U-23 dari Malaysia U-23 pada final Sea-Games 2011 cabang sepakbola di Stadion GBK senin 21 November 2011 yang lalu bukanlah akhir dari segalanya. Timnas Indonesia di bawah bimbingan pelatih Rahmad Darmawan akan berjuang untuk menjadi lebih baik di kompetisi-kompetisi berikutnya.

Timnas Indonesia U-23 telah mengambil tempat di hati sebagian besar masyarakat Indonesia yang menyukai sepak bola . Geliat semangat masyarakat untuk mendukung timnas kembali lahir setelah sebelumnya sempat hilang akibat prestasi timnas senior yang jeblok di kompetisi pra piala dunia 2014.

Meskipun timnasnya jarang berprestasi di kancah internasional, Indonesia memang terkenal dengan masyarakatnya yang gila bola. Supporter Indonesia merupakan supporter yang terkenal antusias dan “menakutkan” di mata lawan. Ini hampir menyamai supporter ‘hooligans’ English Premier League. Yaa… supporter Indonesia bisa dibilang menakutkan, karena mereka akan melakukan apa saja untuk mendukung Timnas Indonesia kesayangannya mulai dari menyanyikan lagu-lagu penyemangat, menghidupkan kembang api, sampai melemparkan ejekan kepada lawan. Sebenarnya hal tersebut lumrah saja dilakukan oleh supporter, hanya saja seringkali dalam ratusan ribu orang tersebut terdapat beberapa oknum yang tidak tertib, suka memancing keributan dan berbuat anarkis. Dari berita yang beredar kita semua tahu bahwa pada pertandingan final Indonesia vs Malaysia di GBK tersebut terjadi Insiden yang cukup menyedihkan. Banyak orang yang pingsan dan 2 orang meninggal dunia akibat berdesak-desakan saat hendak masuk ke stadion GBK. Selain itu terjadi pula insiden memalukan yang menimpa official dan pemain Malaysia saat tiba di GBK, beberapa oknum menghina rombongan atlit yang berada di dalam bus tersebut dengan kata-kata kotor, sambil melemparinya. Hal yang patutnya tidak perlu terjadi dan sangat disayangkan. Menonton langsung pertandingan sepakbola akhirnya menjadi mimpi buruk bagi keluarga korban, sedangkan bagi warga negara Malaysia, gambaran Supporter Indonesia menjadi terkesan bingal, begundal, dan sangat tidak bersahabat.

Moral seharusnya menjadi suatu hal mendasar yang dimiliki setiap anak bangsa ini. Mungkin jelas sudah moral bangsa ini perlu melakukan metamorfosa agar ia berubah menjadi lebih cemerlang. Kasus korupsi, tindak kriminal, dan perilaku kasar yang terjadi di tingkat pejabat ternyata bukan hanya berputar dalam lingkarannya saja. Tetapi juga menular ke bawah, ke rakyatnya. Ataukah terbalik, dari rakyat menular ke pejabat ? Moral senantiasa menjadi sesuatu yang terlupakan. Berbagai peraturan yang dibuat tak aka nada gunanya tanpa pengaplikasian moral yang baik. Moral yang panduannya telah diajarkan dengan baik oleh agama.

Jelaslah bahwa oknum berkaos Merah Putih yang mengaku dirinya sebagai supporter Indonesia bukanlah supporter sejati. Karena sejatinya ia adalah begundal yang tak tahu bagaimana cara menjadi supporter. Saya tak akan menyebut seorang oknum ini sebagai supporter karena sejatinya apresiasi yang benar dari seorang supporter seharusnya mampu menjaga nama baik bangsa. Bukan dengan anarki dan kata-kata kotor melainkan dengan kreativitas dan kebanggaan. Karena supporter Indonesia adalah sekelompok tokoh yang menjadi bagian dari cerminan bangsa. Sedih rasanya kala mendengar Timnas Indonesia kalah dari negara lain. Tapi tambah sedih rasanya ketika dalam kekalahan tersebut, oknum yang mengaku supporter Indonesia malah membuat keributan dan kekacauan yang memperburuk nama bangsa di mata dunia. “sudah kalah, anarki lagi. It’s so pity…” Terlepas dari semua polemik yang melanda manajemen persepakbolaan kita (PSSI), sejatinya kita tahu bahwa para punggawa dan official timnas pastilah sudah berjuang keras baik fikir dan raganya untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia. Semua yang dilakukan pada saat itu sudah maksimal dan hanya kekuatan dukungan dan do’a dar segenap putra bangsa yang mampu menambah kekuatannya. Sudahkan kita sebagai supporter Indonesia memberikan do’a terbaiknya untuk kejayaan Timnas Indonesia ? ataukah dukungan terhadap Timnas sebatas euforia sesaat yang kadang kita lupa menghadirkannya dalam bait-bait doa ? Semoga membaiknya performa timnas Indonesia juga diikuti dengan membaiknya kualitas supporter Indonesia. Semoga metamorfosa garuda mampu beriringan dengan berjalannya metamorfosa moral bangsa. Ayo Indonesia Bisa…!! (bukan hanya olahraganya, tapi peningkatan kualitas moralnya) -im-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun