Mohon tunggu...
Imam Subqi
Imam Subqi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pegiat masalah sosial, pendidikan dan keagamaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Internalisasi Nilai Kemandirian dalam Pendidikan

12 November 2015   14:14 Diperbarui: 12 November 2015   14:30 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kata internalisasi pada dasarnya merupakan proses belajar, belajar menanamkan semua pengetahuan, sikap, perasaan, keterampilan, dan nilai-nilai. Semua itu bukan sekedar untuk diketahui, kemudian dimiliki, tetapi lebih jauh dari itu adalah menjadi. Di dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia (1989: 196-197) disebutkan bahwa internalisasi merupakan proses yang dialami seseorang dalam menerima dan menjadikan bagian milik dirinya pelbagai sikap, cara mengungkapkan perasaan atau emosi, pemenuhan hasrat, keinginan, nafsu, keyakinan, norma-norma, nilai-nilai, sebagaimana dimiliki individu-individu lain dalam kelompoknya.

Nilai dalam arti kata benda sering disebut dalam banyak kata benda abstrak, seperti keadilan, kejujuran, kebaikan, dan tanggung jawab. Nilai dalam arti kata kerja adalah “Suatu usaha penyadaran diri yang ditujukan pada pencapaian nilai-nilai yang hendak dimiliki” (Rohmat Mulyana, 2004:47). Nilai berkaitan erat dengan hakikat manusia, oleh karena itu peserta didik sebagai manusia perlu diajak mengenal dengan baik agar pemahamannya terhadap nilai dapat berorientasi pada kemanusiaan yang utuh. Kemudian diajak menyadari bahwa kemandirian dalam relasi dengan yang lain itu terjalin dalam rangkaian pedoman-pedoman yang masuk akal, maka adanya pedoman dan aturan serta adat istiadat dalam hidup bersama itu untuk membantu penemuan nilai yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.


Selanjutnya peserta didik perlu dibantu untuk menangkap bahwa nilai harus dikejar dan dicapai. Untuk itu pengetahuan saja tidak cukup. Manusia harus mengambil sikap dan berteguh hati memperjuangkan nilai-nilai. Pembinaan kehendak menjadi unsur penting dalam pembinaan nilai. Akhirnya pendidikan nilai mencakup pula penciptaan mekanisme dan struktur-struktur hidup yang memungkinkan pencapaian nilai tanpa harus terlalu tegang dalam mengusahakan penyadaran (DB.Cochrane, 1979: 95). Pengalaman nilai itu sesuatu yang amat pribadi meskipun bukan soal mental melulu, artinya nilai itu berada dalam lubuk kalbu sebagai sesuatu yang nyata. Pendidikan nilai juga harus membantu peserta didik mengenal pelbagai isi nilai dan tak hanya memberi kerangka formal agar peserta didik bersikap terbuka pada nilai-nilai.

Secara umum pendidikan nilai dimaksudkan untuk membantu peserta didik agar memahami, menyadari, dan memahami nilai-nilai serta mampu menempatkannya secara integral dalam kehidupan ( Rohmat Mulyanan, 2004:119). Untuk itulah pelayanan pendidikan yang mengarah pada kepribadian yang baik dan benar sangat perlu untuk diperkenalkan oleh pendidik kepada peserta didik sejak dini. Dalam penelitian ini kemandirian merupakan salah satu bagian dari kepribadian manusia yang hendak diwujudkan pada keluaran lembaga pendidikan. Nilai kemandirian dimiliki manusia sebagai potensi yang harus dikembangkan, sedangkan isi nilai itu sendiri merupakan sesuatu yang harus dididikkan.


Kemandirian bukan bentuk pengetahuan melainkan nilai yang harus diwujudkan dalam keseluruhan tingkah laku peserta didik. Kemandirian sebagai nilai yang menjadi tujuan pendidikan harus ditampilkan dalam bentuk tingkah laku yang didorong oleh sikap hidup mandiri yang tertanam dalam dirinya. Karena itu internalisasi nilai kemandirian tidak berhenti sampai dengan pengetahuan dan penghayatan, tetapi mendorong munculnya sikap hidup mandiri di kalangan peserta didik.Mengadopsi pandangan Surakhmad (1980:23), internalisasi nilai kemandirian dapat dilihat dari tiga segi. Pertama, pendidikan nilai kemandirian sebagai produk, yaitu bentuk terakhir dari berbagai pengalaman edukatif; yang diperhatikan dalam konsep ini adalah menampaknya sifat akhir dan tanda-tanda tingkah laku mandiri. Pada tahap operasional pengetahuan siswa tentang tujuan dan arti penting kemandirian perlu dipahami dengan jelas sehingga diharapkan siswa dapat termotivasi untuk dapat mencapainya dan mewujudkannya dalam perilaku mereka sehari-hari.

Kedua, pendidikan nilai kemandirian sebagai proses, yaitu apa yang terjadi selama seseorang menjalani pengalaman-pengalaman edukatif untuk mencapai tujuan. Secara khusus yang menjadi perhatian adalah pola-pola perubahan tingkah laku selama pengalaman belajar nilai itu berlangsung. Proses pendidikan kemandirian lebih banyak diarahkan kepada upaya-upaya yang membawa mereka kepada proses penghayatan yang mendalam dan memotivasi mereka untuk memiliki semangat yang kuat guna mencapai kemandirian .

Ketiga, pendidikan nilai sebagai fungsi tempat perhatian ditujukan pada aspek-aspek yang memungkinkan terjadi perubahan tingkah laku dalam pengalaman edukatif. Terinternalisasinya nilai kemandirian dapat dilihat dari indikator semangat untuk mengalami untuk mencapai tingkat kemandirian yang sempurna. Karena itu, motivasi untuk mandiri dibuktikan dengan semangat untuk menguasai keterampilan hidup untuk meminimalkan ketergantungan mereka kepada pihak lain.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun