Mohon tunggu...
Imam Rahmanto
Imam Rahmanto Mohon Tunggu... Coffee addict

Cappuccino-addict | Es Tontong-addict | Writing-addict | Freelance

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ngapain Ragu, Ciptakan Cintamu

7 Desember 2011   03:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:44 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta datang dengan sendirinya. Dari mata turun ke hati. Begitu kata pepatah yang tak pernah jelas pengarangnya. Dan semua orang pasti pernah mendengarnya, atau bahkan mengalaminya. Lho, siapa bilang cinta itu datang dengan sendirinya? Tidak benar. Tapi, tidak juga sepenuhnya salah. Bagi saya, cinta yang muncul dengan sendirinya, tanpa disadari itu adalah muasal cinta jika dipandang dari sudut pandang subjektif. Akan tetapi, ternyata jika dipandang secara objektif, maka cinta harus dibangun atau diciptakan. Saya terinspirasi dari sebuah film Bollywood. Sebenarnya sudah lama saya menontonnya, bahkan sudah berulang menikmati filmnya. Alhasil, setiap saya mendengar soundtrack film ini, pikiran saya kemudian terbayang-bayang kepada, “Cinta itu bisa dibangun” sebagaimana alur cerita film tersebut. Rab Ne Bana Rab Di Jodi. [caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Sumber: Google Link"][/caption] Saya sebenarnya bukan penggemar fanatik film-film Bollywood (sebagaimana teman-teman saya yang fanatik dengan serba Korea). Akan tetapi, cerita di dalamnya sungguh menggugah minat saya. Jika sebagian besar orang berpendapat, Itu kan hanya film. Ceritanya cenderung dibuat-buat dan tidak nyata, maka sebuah pernyataan yang sedikit perlu pembenaran. Saya yakin, di setiap cerita sebuah film selalu terselip (atau diselipkan) pesan-pesan (moral) bagi penontonnya. Yah, asalkan kita tidak sekadar menonton saja. Ceritanya pun cenderung diolah mendekati kisah kehidupan kita di dunia nyata. Menilik isi cerita di film ini, bagi saya, cukup masuk akal. Kisah layaknya di film tersebut sangat mungkin terjadi. Karena kita kan tidak boleh menutup kemungkinan terhadap segala hal yang logis. Secara subjektif, memang cinta datang dengan sendirinya. Disadari atau tidak, kita bisa mencintai orang lain bahkan pada pandangan pertama. Tapi, yakinkah kita bahwa orang itu juga punya perasaaan yang sama terhadap kita? Nah, belum tentu. Sekali lagi, secara subjektif, cinta datang secara tiba-tiba. Maka untuk melengkapinya, tidak perlu menunggu orang yang bersangkutan menyukai kita, cukup dengan berusaha menciptakan cinta pada orang itu. Inilah yang saya maksudkan secara objektif, membangun cinta (agar orang tersebut juga punya perasaan yang sama) dengan menanamkan benih-benihnya. Yap, bagaimana caranya, itu menjadi usaha masing-masing. Jelasnya, dimana ada kemauan disitu ada jalan. Intinya, jika seseorang yang disukai sama sekali no respect, tidak perlu patah semangat. Ingat selalu, cinta itu bisa ditanam dan ditumbuhkan. Makanya perlu dijaga setiap hari (seperti menanam bunga). Batu cadas sekalipun, jika disiram air secara terus menerus akan pecah juga. So, bagi yang punya masalah cinta, bangun cintamu dari sekarang. Genggam erat-erat, jangan lepaskan. Cowok    : Kamu punya air gak? Cewek    : Ada… Haus ya? Cowok    :Nggak. Aku cuman mau siram bunga-bunga cinta di hatiku.. (jiaahh…) *Dibagi bukan atas pengalaman pribadi, tapi sharing berdasarkan analisa penulis sendiri. Hehe…

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun