Mohon tunggu...
Imam Prasetyo
Imam Prasetyo Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya Muslim

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apakah Si Pengancam Jokowi Juga Akan Menerima THR?

25 Mei 2018   10:05 Diperbarui: 25 Mei 2018   10:23 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: https://pimg.chirpstory.com/3f69aecbfc07452ba7727001ffe407195716b0f1/687474703a2f2f63646e2e6a6974756e6577732e636f6d2f64796e616d69632f7468756d622f323031382f30352f707269612d62657274656c616e6a616e672d646164612d6d656e6768696e612d707265736964656e2d6a6f6b6f77695f64396462396462333737393766323565356436653235663034643931643833625f363330783432305f7468756d622e706e673f773d363330?w=320&t=c

Atau jangan-jangan ada kegenitan aparat dengan isu-isu primordial? Mungkin karena takut di cap rasialis barangkali karena si pengunggah video bermata sipit dan tajir? Atau karena si Ucok dari Medan itu bernama Muhammad?

Kegaduhan ini kemudian saling menimpa dengan pembagian THR kepada pensiunan ASN (aparatur sipil negara) beberapa bulan menjelang pencoblosan capres-capres nganu yang anu itu. Entah apa argumentasi yang bisa diterima publik jika para pensiunan itu mendapatkan durian runtuh disaat ekonomi yang stagnan di angka 5.06% dan angka tukar dollar menyentuh angka Rp. 14.200? Meskipun samar-samar terdengar adanya peningkatan prestasi kinerja para ASN tersebut tapi sebaran jumlah para pensiunan tersebut yang menyentuh angka belasan-bahkan puluhan juta jiwa itu kontan memantik spekulasi Jokowi tengah "membeli" suara untuk keperluan mempertahankan jabatan yang dahulu bahkan dia sangat tidak berharap itu.

Angka fantastis belanja negara untuk aparatur ini menyentuh 35.7 trilyunan. Meskipun kemudian ada upaya pembenaran dari kebijakan politis Jokowi itu dengan membuat korelasi tentang hak-hak ASN atas unjuk kinerja jika memang terbukti secara kuantitatif. Tapi nanti dulu, dari beberapa contoh model pencapaian dari unjuk kinerja, salah satunya adalah rendahnya penyerapan anggaran yang tentu saja dahulu disusun berdasarkan beberapa pola-pola terukur. Ini disebut sebagai prestasi?

"Misalnya,Kementerian Sosial, dimana realisasi anggaran pada April 2018  hanya sebanyak 13.52 persen dari total APBN. sedangkan Realisasi  anggaran pada Bulan April 2017 mencapai sebanyak 16.30 persen," ujar Direktur Center For Budget Analysis Uchok Sky Khadafi  dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Kamis (24/5).

Kegaduhan ini apakah kelak menjadi sumber kegaduhan baru? Itu pertanyaan penting. Setidaknya kita akan menunggu respon pemerintah terkait keberatannya beberapa pihak dengan belanja gila-gilaan terkait momen lebaran dan reaksi para pendukung petahana tentang ancaman mematikan dari seorang anak muda seumuran Muhammad Farhan Batatif, apakah permakluman dan permaafan akan keluar atau nasibnya akan sama dengan si Ucok dari Medan tersebut. Ujian persamaan nasib di depan hukum sekali lagi akan melewati sensor-sensor di media sosial. 

Revolusi Mental tengah diuji efektifitasnya, mulai dari bandul hukum dikasus video ancaman dan kemudian melihat jumlah hutang yang kian fantastis, pembangunan infrastruktur yang tidak jelas juntrungannya kemudian bocoran tentang RAPBN 2019 yang mentargetkan pertumbuhan ekonomi HANYA 5,4-5,8%, berbanding ekstrim sesaat dahulu menetapkan angka 7%. 

Alih-alih menggenjot operasional pemerintahan agar bisa merealisasikan target-target yang disampaikan saat berkampanye dahulu dengan pola "membeli" suara rakyat terutama ASN mupun pensiunan yang populasinya cukup besar menimbulkan dugaan bahwa RAPBN 2019 ini memang diseting untuk hal tersebut.

Menteri Keuangan Sri  Mulyani Indrawati menyebutkan, fokus utama APBN 2019 ada pada  pendidikan, kesehatan, serta sosial. "Kami lihat dari sisi belanja, Presiden minta fokus pada SDM (Sumber  Daya Manusia) karena rakyat yang paling penting," kata Sri Mulyani usai  rapat kerja dengan Komisi XI di gedung DPR RI, Rabu (11/4/2018) malam.

Kemana saja Mpok selama 3 tahun sebelumnya? Membangun menara gading? Kata lainnya, Jokowi terlihat kapok dengan proyek "Membangun Indonesia" melalui beton-beton pancang dan memilih kembali membangun manusia melalui Revolusi Mental. Caranya? Berikan THR sehingga "sebahagian" rakyat bisa membeli komoditas yang harganya kian tidak ramah bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

Pret-lah!


Salam Ujung Jari!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun