Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kualifikasi Diri Terukur Kesadaran Sendiri

20 Juli 2019   00:18 Diperbarui: 20 Juli 2019   00:22 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang yang menyandang peringkat umumnya selalu melewati suatu tahapan. Tergantung seberapa peringkat  yang ingin dicapai pada setiap capaian itu, disitu juga terdapat ring-ring perangkap yang membatasinya. Bagi mereka yang mempunyai alat dan kemampuan  untuk membuka teka-teki serta pengungkit  gigir-gigir katup penutup kunci yang dipasang oleh pemberi peringkat, katakan begitu, maka peringkat sudah semestinya menjadi hak baginya.
Tuhan pun memberi peringkat pada umatnya selalu juga memberikan ujian bagi makhluk-Nya. Para nabi kemudian peringkatnya dinaikkan setingkat yang kemudian mendapat gelar peringkat rasul, misalnya, karena kelebihan- kelebihan dibanding peringkat yang disandang sebelumnya. Peringkat tidak datang dengan sendirinya, tetapi melalui apa dan bagaimana serta seperti apa yang sudah diwujudkan sebagaimana adanya.

Dalam budaya strata kepangkatan di lingkungan tenaga pengajar di perguruan tinggi (PT), misalnya, sebelum memasuki jenjang pertama sebagai asisten ahli mesti melalui seleksi ketat yang memerlukan waktu rata-rata empat tahun. Selanjutnya menuju strata selanjutnya pada jenjang lektor, lektor kepala, hingga pada jenjang tertinggi akademik menduduki jabatan profesor, persyaratan dan kewajiban serta hak-hak selalu mekekat pada peringkat yang disandangnya. Kesimpulannya adalah ketercapaian peringkat yang diperolah seseorang atau siapapun  ternyata selalu saja melalui berbagai tahapan seleksi, penyisihan, cobaan, ujian, dan evaluasi serta lainnya.

Terdapat prasyarat dalam pencapaian peringkat tersebut, diantaranya adanya komitmen yang utuh. Dengan komitmen berarti seseorang meneguhkan seluruh daya upayanya yang selalu disesuaikan dengan kontrak pada dirinya sendiri.

Selain itu untuk mewujudkan peringkat diri konsistensi diri pun tidak dapat diabaikan. Atas dasar bentukan konsistensi diri maka ketetapan dan kemantapan diri menjadi prioritas utama. Tidak ada prioritas lain kecuali apa yang menjadi tujuan dari arah capaian peringkat tersebut. Yakni harus diwujudkan dalam bentuk aksi, formasi gerak dan tindakan. Betapa komitmen tinggi dan konsistensi memuncak hingga ubun-ubun tanpa melalui aksi nyata pada wujud capaian yang ingin diraih, maka semuanya hanya bentuk keinginan dan angan-angan belaka, karena itu wujud nyata tidak kain adalah reaksi dalam wujud kinerja itu sendiri.

Adapun kualitas ketercapaian peringkat, kualifikasi yang dapat dimiliki seseorang mesti terbangun lewat suatu kesadaran, kecermatan, dan kesabaran yang dilaksanakan secara terus-menerus. Dengan kata lain terbangun melalui gerakan dan aktivitas kontinuitas yang terstruktur, sistematis, dan masif.

Dalam konteks dinamika lembaga keilmuan  di berbagai jenjang pendidikan, semua irisan-irisan kesadaran kejiwaan yang tersebut di atas mutlak kehadirannya, agar ketertinggalan kualifikasi- kualifikasi yang selama ini belum sepenuhnya kita sadari bersama dapat kita urai bersama masalahnya. Kalau tidak dimulai sekarang lalu kapan lagi ... 

foto pribadi
foto pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun