Bila di Inggris para orang tua tidak lagi memberikan nama kepada anak-anak mereka dengan sebutan Pangeran, George, bahkan hasil survey nama bayi di Inggris menggunakan Muhammad menjadi nama yang paling populer untuk bayi lelaki sedangkan nama Oliver di urutan kedua.
Sedangkan nama bayi perempuan lebih populer menggunakan nama Shopia dan nama Maryam naik dari urutan 59 naik tingkat menjadi 35 daftar urutan, Sementara nama Nur menjadi nama baru yang masuk dalam daftar bersama dengan nama-nama lain seperti Emilia dan Gracie.
Data yang dikumpulkan oleh situs web BabyCentre ini menunjukkan adanya peningkatan besar penggunaan nama-nama Arab secara umum, Omar, Ali, dan Ibrahim untuk pertama kalinya masuk dalam peringkat 100 nama teratas untuk bayi laki-laki.
Nama yang berbau kerajaan seperti George, William, dan Harry mulai memudar kepopulerannya. Banyak orang tua kelihatannya menghindari pemakaian nama George yang merupakan nama bayi Pangeran William dan Kate Middleton.
Hingga saat ini belum ada survey yang menunjukan nama-nama dari Indonesia khususnya yang berasal dari Jawa, dipergunakan nama-nama bayi di Inggris. Misalnya untuk nama bayi perempuan: Tukiyem, Tukirah, Tumbu, Tuminah, Tumini,Tutut,Tukijah, Turjiyah, Tumpah, dan untuk nama bayi laki-laki: Tukijo, Tugiyono, Tubagus, Tupandi, Tunggul, Tukimin,Tuyul.
Kenapa Tu
Sebelum menjadi Nusantara seperti sekarang ini yang terdiri dari 5 pulau besar, Jawa, Sumatera, Borneo, Selebes, dan Papua, dahulunya merupakan dataran yang sangat luas lebih dari Asia dikenal sebagai benua Lemuria atau Swetadwipa, kemudian terjadi banjir besar yang menenggelamkan benua Lemuria dan hanya menyisakan daratan yang kita kenal seperti sekarang ini yaitu Nusantara.
Penduduk Lemuria mengungsi besar-besaran dipimpin oleh tokoh mithologis DangHyang Semar putra DangHyang Wungkuhan keturunan SangHyang Ismaya, dan akhirnya mendarat di Pulau Jawa. Saudaranya yang lain DangHyang Togog (SangHyang Hantaga) mendarat di P Sumatera, sedangkan saudaranya yang ketiga Sanghyang Manikmaya menjadi raja lelembut di dunia Ghaib.
Saat itu merupakan zaman puba sebagai kesatuan budaya atau bentuk kesatuan kepercayaan merupakan agama kuno Nusantara yang sangat luas mencakup penyebarannya ke India, Indochina, pulau lautan pasifik, Tiongkok selatan yang dianut oleh multi etnik.
Nusantara sebagai pusatnya, dan Jawa sebagai kiblatnya. Agama kuno Nusantara tersebut yang pada mulanya dikenal dengan Kapitayan. Kemudian mengalami pertumbuhan sejak zaman kala paleolithikum, messolithikum, neolithikum, Megalithikum yang berlanjut pada zaman perunggu dan besi.
Kapitayan menyembah kepada penguasa tunggal di jagat raya ini yang disebut sang Hyang Taya yang artinya kosong, awang-uwung, hampa, atau yang absolute, tidak dapat diraba secara fisik mapun pikiran dan dibayang-bayang.
Jawa kuno menyebutnya “tan kinaya ngapa”, ada tetapi tidak ada. Supaya bisa disembah oleh manusia maka Sanghyang Taya mangejawantah kepada setiap pribadi baik dalam nama dan sifat illahiyah yang disebut Tu atau To, yang artinya SangHyang Tunggal bersifat adikodrati, ghaib.